Lanjutan dari warta tanggal 12 Januari 2014
Lembaga-lembaga misi dan panggilan suami/istri
Banyak lembaga misi mengatakan bahwa pasangan suami istri harus berbagi panggilan, sebagai persyaratan untuk pelayanan – meskipun Alkitab tidak memberikan pimpinan yang jelas untuk melakukannya. Seperti yang telah disebutkan, lembaga-lembaga ini tidak mewajibkan keduanya untuk mengartikulasikan panggilan untuk alasan-alasan yang bersifat penafsiran, namun untuk alasan-alasan yang praktis, yang juga penting untuk dipertimbangkan. Dari pada merujuk ayat-ayat khusu untuk membela atau mengalahkan persyaratan bagi pasangan untuk berbagi panggilan misi, kita seharusnya melihat kehidupan misi yang bersifat praktis dan prinsip-prinsip Alkitab yang umum dari berbagi panggilan. Penatalayanan hidup dan sumber-sumber yang bijaksana mencakup mempelajari pengalaman-pengalaman orang-orang kudus yang telah mendahului kita. ketika kita mendasarkan pemikiran kita pada misionaris-misionaris saleh yang telah melayani dan mempelajari pengalaman hidup dengan harga mahal, kita dapat melihat lebih jauh dan dapat membagus di atas pencapaian-pencapaian mereka.
Ilustrasi-ilustrasi alkitabiah dan historis mengenai panggilan suami atau istri
William Carey adalah sebuah nama yang sering diingat ketika mempertimbangkan panggilan misi suami atau istri. Dalam bab 4, kita telah mencatat beberapa pencapaian Carey di ladang misi. sementara kita mempertimbangkan apakah panggilan misi diwajibkan bagi kedua suami atau istri, kita harus kembali kepada kisah keluarganya. Ketika Carey merasa dipanggil untuk pergi ke India, dia meminta istrinya untuk pergi bersamanya, yang saat itu sedang sedang mengandung anak mereka yang keempat. Istrinya tidak terbuka dengan ide tersebut, sehingga ketika Carey akhirnya memutuskan untuk pergi ke India seorang diri. Meskipun dia telah berharap istrinya akan menemaninya. Ketika kejadian-kejadian tak terduga menunda keberangkatan kapal itu, dia terakhir kali meminta istrinya untuk pergi bersamanya. Istrinya dengan enggan mengalah dan setuju untuk pergi. Panggilannya sama sekali bukan artikulasi yang jelas dari panggilan misi.
Setelah mereka tiba di India, mereka adalah orang asing yang illegal pada batas tertentu dan bekerja sebagai misionaris tanpa izin. Perusahaan Hindia Timur milik Inggris telah menetapkan bahwa orang-orang di Negara itu tidak boleh diganggu dengan usaha-usaha misi. Dalam bulan-bulan dan tahun-tahun berikutnya, keluarga Carey menderita banyak kesulitan besar, bahkan kehilangan satu persatu keluarganya tercinta. Dia harus menguburkan anaknya yang masih belia,, istrinya Dorothy Carey menderita gangguan mental dsb. Sejumlah diskusi historis lebih menyingkapkan bahwa Dorothy telah mengalami gangguan mental yang tidak dapat disembuhkan. Dia terkadang akan menjadi sangat gelisah, menunjukkan kecendrungan-kecendrungan untuk berbuat kekerasan, menjerit dengan ucapan-ucapan yang sulit dimengerti dan untuk satu waktu “dikurung” dengan cara diikat ke tempat tidurnya. Carey sangat mengasihi istrinya harus melakukan hal tersebut. Bagaimana Allah dapat memakai sebuah keluarga menjadi begitu terpecah belah? Apakah Allah tidak memberkati pelayanan Carey? Kita telah melihat bahwa Carey mencapai kemajuan dalam hidupnya, dari seorang tukang sepatu yang sederhana akhirnya dianggap sebagai bapa misi modern.
Hari ini tidak ada yang menyokong pengalaman William dan Dorothy Carey sebagai pasangan misionaris teladan dan tidak ada lembaga misi yang akan membiarkan salah satu misionarisnya menderita sedemikian rupa tanpa campur tangan. Beberapa lembaga misi menunjukkan fakta bahwa pada zamannya tidak ada persyaratan untuk berbagi panggilan misi dan bahwa ini adalah jenis kengerian yang dapat dihasilkan . sejumlah kandidat yang merasa frustasi menyebutkan keberhasilan-keberhasilan pelayanan yang dialami Carey sebagai ilustrasi dari buah pelayanan.
Bersambung…………