Lanjutan dari warta tanggal 2 Februari 2014
Menerapkan prinsip-prinsip alkitabiah untuk panggilan suami istri
Ketika masa indah sebagai seorang wisatawan habis dan kejut budaya mengambil alih, bahkan rasa panggilan yang terdalampun mulai dipertanyakan kembali dan diuji kembali. Misonaris tanpa panggilan dalam pasti secara mental akan mengepak tas-tas mereka. Ketika suami atau hanya istri yang terpanggil, mulai mengekpresikan keraguan yang tak terelakkan, maka frustasi, depresi dan intropeksi tidak menolong, maka suami istri akan saling menyalahkan. Yesus dengan bijaksananya mengutus para muridnya berdua-dua, tidak hanya untuk akuntabilitas dan sinergi tim, namun juga untuk mengobarkan semangat. Bagaimanapun ada hal-hal yang khusus untuk pasangan-pasangan. Ingatlah bahwa Allah memberikan Anda suami atau istri sebagai hadiah yang berharga.
Suami-suami harus mengasihi istri-istri mereka sebagaimana Kristus mengasihi gereja dan mengorbankan diri-Nya sendiri baginya. Paulus mengatakan bahwa kita harus memperhatikan istri-istri kita dan mengasihi mereka seperti kita mengasihi tubuh kita sendiri. Petrus mengingatkan kita, bahwa hal membuat doa kita terhalang jika kita bertindak dalam cara-cara berdosa terhadap mereka. Mencoba untuk memanipulasi atau membuat istri Anda merasa bersalah agar menerima panggilan misi adalah sebuah resep menuju bencana. Kasihilah dia dan jadilah sabar. Berdoalah dan berusahalah untuk menjadi suami yang akan Allah pakai untuk menyediakan jaminan keamanan bagi kebutuhan-kebutuhan keluarga Anda.
Istri-istri harus menghormati dan tunduk kepada suami-suami mereka. Jika Allah telah memanggil Anda, hanya Dia yang dapat memanggil suami Anda. Petrus mengingatkan Anda untuk hidup sedemikian rupa sehingga Anda bisa memenangkan suami Anda (I Pet 3:1-2). Tentu saja, Petrus sedang berbicara tentang keselamatan dari suami-suami yang tidak percaya, namun jika hal itu benar untuk keselamatan, itu juga dapat menjadi panduan yang benar ke misi.
Sementara Anda menunggu panggilan, peliharalah pernikahan Anda untuk menjadi sesehat yang ia dapat. Berlatihlah berkomunikasi dan melayani satu dengan yang lain. pelajarilah sebuah bahasa, membaca biografi-biografi misi bersama-sama, menjamu para misionaris misi yang sedang cuti di rumah Anda dan kirimlah email kepada misionaris-misionaris lapangan agar dapat berdoa bagi mereka dengan lebih baik. Lakukanlah misi jangka pendek bersama-sama. Menjadi terbuka dan membiarkan Allah memimpin. Dengan cara ini, ketika Allah dengan jelas memimpin dan membimbing Anda berdua ke dalam panggilan misi yang sama. Anda juga akan memiliki pernikahan yang sehat, berlatihlah untuk mempelajari hal-hal baru secara bersama-sama dan pengetahuan tentang kehidupan misi. Pernikahan yang sehat dan keahlian-keahlian belajar yang dikembangkan dengan baik, penting bagi pasangan yang menjalani kehidupan misi dengan kesaksian yang mengubah dunia.
BAB VIII: PERSIAPAN KE LAPANGAN
Panggilan misi sering kali didefinisikan dan dikonfirmasikan dalam kehidupan para misionaris, sementara mereka berjalan melalui langkah-langkah untuk ditugaskan di ladang misi. Anda harus mengeksplorasi opsi-opsi lembaga-lembaga misi yang terbuka bagi Anda untuk pelayanan lapangan, belajar tentang kehidupan misi dan menelitibudaya-budaya yang berlainan. Jalan setapak ini akan menuntun Anda ke atas mimbar banyak gereja karena kandidat-kandidat misi harus membagikan visi mereka dan mengumpulkan dukungan atau mendaftarkan doa-doa dari gereja-gereja di tempat asal. Proses dari penunjukkan lembaga misi dan berbicara di gereja memberikan Anda banyak kesempatan untuk mengartikulasikan panggilan Anda. Sebagai hasilnya, panggilan itu menjadi semakin pasti dalam hati Anda.
Bersambung………………