Pandangan umum menyatakan bahwa seluruh kitab Pentateukh (Kejadian-Ulangan) ditulis oleh Musa. Dari banyak alasan untuk mempertahankan bahwa Musa-lah yang menulis, alasan adanya catatan tentang detil kematian dan penguburan Musa dalam Ulangan 34 merupakan satu-satunya alasan kuat untuk menolaknya. Mungkinkah Musa yang telah mati menulis sendiri tentang detil catatan kematan dan penguburannya?
Pandangan bahwa Musa adalah penulis catatan tentang detil kematiannya sendiri yang tercatat dalam Ulangan 34, adalah pandangan yang banyak dipegang oleh orang-orang Kristen abad permulaan. Philo (20 SM-50 M) dalam karyanya De Vita Mosis II (On the Life of Moses II) LI. 291 menyatakan bahwa tindakan Musa menuliskan kisah kematian dan penguburannya merupakan tindakan profetik. Josephus (37-100 M) juga menuliskan bahwa Pentateukh, bahkan hingga catatan kematian Musa, ditulis oleh Musa (Against Apion Book I. 8.38-39) tanpa memberikan alasan yang lebih detil. Para rabi sendiri berdebat tentang siapakah yang menulis Ulangan 34. Menurut Talmud Babilonia, Musa-lah yang menulis seluruh Pentateukh, kecuali 8 ayat terakhirnya (Ul. 34:5-12). Yosua-lah yang menulis 8 ayat terakhir kitab Ulangan 34.
Yang lebih menarik adalah pada abad 21 ini masih ada sarjana yang berusaha mempertahankan Mosaic Authorship bahkan hingga ayat terakhir kitab Ulangan. William D. Barick dalam tulisannya The Authorship of Deuteronomy 34: Moses or A Redactor? berusaha membuktikan bahwa tidak ada yang salah jika Ulangan 34 secara keseluruhan ditulis oleh Musa. Karena Barick lebih menekankan pembuktian dari sisi teks (linguistic dan compositional yang meliputi vocabulary, grammar dan phraseology yang biasa dipakai Musa) berikut hanya akan dipaparkan jawaban atas keberatan Mosaic Authorship dalam masing-masing ayat.
- Ulangan 34:1-4
Kemudian naiklah Musa dari dataran Moab ke atas gunung Nebo, yakni ke atas puncak Pisga, yang di tentangan Yerikho, lalu TUHAN memperlihatkan kepadanya seluruh negeri itu: daerah Gilead sampai ke kota Dan, seluruh Naftali, tanah Efraim dan Manasye, seluruh tanah Yehuda sampai laut sebelah barat, Tanah Negeb dan lembah Yordan, lembah Yerikho, kota pohon korma itu, sampai Zoar. Dan berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Inilah negeri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub; demikian: Kepada keturunanmulah akan Kuberikan negeri itu. Aku mengizinkan engkau melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi engkau tidak akan menyeberang ke sana.
Keberatan :
- Bagaimana Musa bisa mengetahui jika daerah Yehuda akan meluas hingga Mediteranea (ay. 2)?
- Apakah mungkin melihat kota Dan dari gunung Nebo?
- Bagaimana caranya Musa mengetahui batasan daerah untuk masing-masing suku Israel karena pembagian tersebut baru dilakukan setelah penaklukan Kanaan pada kitab Yosua 13-19?
Jawaban atas keberatan-keberatan:
- 400 tahun sebelum Musa, Yakub telah menyatakan bahwa daerah keturunan Yusuf akan dibagikan secara adil terhadap Efraim dan Manasye (Kej. 48:22). Dan pemberian nama daerah berdasarkan nama seseorang merupakan fenomena yang biasa pada jaman itu (bdg. Kej. 36:21, 40).
- Dalam Ul 33:23 Musa sendiri menghubungkan Naftali dengan suatu lokasi tertentu di tanah perjanjian “....milikilah tasik dan wilayah sebelah selatan." Memang Musa tidak pernah tahu bahkan tidak pernah menginjakkan kakinya di Kanaan, namun bukan berarti dia tidak mengetahui geografi Kanaan (bdg. Ulangan 33 merupakan berkat terakhir Musa kepada suku-suku Israel walaupun dia tidak akan pernah melihat sendiri masa depan mereka)
- Selain itu Musa sudah pernah menerima informasi tentang geografi tanah Kanaan melalui para kedua belas pengintai (Bil. 13).
Bersambung…………