Mungkin frase ‘kencing menghadap dinding’ terdengar asing di telinga para pembaca Alkitab, bahkan mungkin frase ini tidak pernah didapati ketika membaca Alkitab. Namun sebenarnya frase ‘kencing menghadap dinding’ muncul berulang kali dalam Alkitab, setidaknya ada 6 ayat yang memiliki frase itu di dalamnya, yaitu 1 Samual 25:22, 1 Samuel 25:34, 1 Raja 14:10, 1 Raja 16:11, 1 Raja 21:21 dan 2 Raja 9:8. Setelah mengecek ayat-ayat tersebut dalam Alkitab terjemahan LAI, maka frase tersebut tetap tidak akan ditemukan, mengapa?
Dalam terjemahan Alkitab bahasa Inggris, utamanya King James Version (KJV), kita baru akan mendapati frase tersebut. Misalnya 1 Samuel 25:22:
So and more also do God unto the enemies of David,
if I leave of all that pertain to him by the morning light
any that pisseth against the wall
Dalam LAI, 1 Samuel 25:22 diterjemahkan sebagai berikut:
Beginilah kiranya Allah menghukum Daud, bahkan lebih lagi dari pada itu,
jika kutinggalkan hidup sampai pagi
seorang laki-laki sajapun dari semua yang ada padanya.
Rupanya frase ‘kencing menghadap dinding’ (pissed against the wall) langsung dipahami dan diterjemahkan oleh para penerjemah LAI sebagai ‘laki-laki’. Beberapa terjemahan Alkitab bahasa Inggris pun langsung menerjemahkan dan mengartikan frase itu dengan ‘laki-laki’, seperti misalnya NIV, NASB, NKJV, dan beberapa terjemahan Alkitab bahasa Inggris lainnya.
Jika memang frase ‘kencing menghadap dinding’ merupakan sebuah istilah umum yang dipakai orang pada era itu untuk merujuk pada seorang laki-laki, mengapa setiap kali kata ‘laki-laki’ muncul, tidak dipakai frase ‘kencing menghadap dinding’ untuk merepresentasikannya? Seperti misalnya di 1 Samuel 25, 2 kali frase ‘kencing menghadap dinding’ muncul, yaitu di ayat 22 dan 34. Namun 1 Samuel 25 juga memunculkan kata ish, yang dalam bahasa Ibrani merujuk pada laki-laki, yaitu di ayat 2 dan 3 “ada seorang laki-laki” (memakai ‘man’ (ish), bukan ‘he who pissed againt the wall’) di ayat 2 dan “…tetapi laki-laki itu kasar” (juga memakai ‘man’ (ish), bukan ‘he who pissed againt the wall’) di ayat 3. Dan juga kemunculan frase ‘kencing menghadap dinding’ sangat sedikit (yaitu sebanyak 6 kali) dibanding kata ish yang berarti laki-laki (muncul lebih dari 2000 kali).
Dengan demikian, ‘laki-laki’ yang bagaimana yang dimaksud ketika frase ‘kencing menghadap dinding’ itu muncul? Salah satu catatan yang secara jelas menulis arti kata ini adalah catatan di Talmud (Baba Bathra 19b) yang menuliskan sebagai berikut : “Apakah arti kalimat berikut: ‘Bahkan makhluk yang biasanya kencing menghadap ke dinding pun tidak akan meninggalkan dia. Makhluk apakah itu? Seekor anjing.’ Hubungan antara pemakaian dan kemunculan kata ‘anjing’ dengan frase ‘kencing menghadap dinding’ dipercaya sangat erat. Dalam 1 Samuel 25, Nabal dikatakan berasal dari keturunan Kaleb. Kaleb memiliki kedekatan dengan kata keleb yang dalam bahasa Ibrani artinya ‘anjing’. Anjing juga muncul dalam penghakiman terhadap Yerobeam (1 Raja 14:10-11). ‘Anjing’ juga muncul di dalam firman penghukuman terhadap Baesa (1 Raja 16:4; 16:11) dan terhadap seisi rumah Ahab (1 Raja 21:21; 21:24; 2 Raja 9:8; 9:10; 9:36). Dengan demikian frase ‘kencing menghadap dinding’ harus dipahami dalam hubungannya bagaimana umat Israel memandang anjing. Di Israel, anjing termasuk dalam daftar binatang yang najis dan penggunaan kata ‘anjing’ dipergunakan dalam konteks penghinaan. Ketika istilah itu diberlakukan kepada manusia, hal itu menyatakan penghinaan pribadi terhadap seseorang (2 Samuel 16:9 ‘mengapa anjing mati ini mengutuki tuanku?’; Ula 23:19 ‘uang semburit’ dalam bahasa Inggrisnya ‘wages of dogs’ merujuk pada upah untuk pelacur laki-laki).
Hubungan antara frase ‘kencing menghadap dinding’ dengan anjing memberikan indikasi bahwa kemunculan frase ‘kencing menghadap dinding’ yang dikenakan kepada ‘laki-laki’ memiliki konotasi yang negatif atau mengandung penghinaan. Enam ayat yang tercatat menggunakan frase ‘kencing menghadap dinding’ (1 Samual 25:22, 1 Samuel 25:34, 1 Raja 14:10, 1 Raja 16:11, 1 Raja 21:21 dan 2 Raja 9:8) muncul dalam konteks ketika orang sedang murka atau marah. Ketika seseorang sedang murka, maka kata-kata yang dipergunakan untuk orang lain biasanya menggunakan kata-kata yang mengandung penghinaan untuk memberi penekanan.
NK_P