
(Lanjutan tgl 1 September 2019)
Pada tahun 64 M Josephus dikirim ke Roma sebagai utusan yang bertugas bernegosiasi dengan kaisar Nero untuk melepaskan imam-imam yang dipenjara tersebut. Tetapi justru di sinilah awal hubungan Josephus dengan orang-orang Romawi dimulai. Istri kedua Nero, Poppaea Sabina, menyambut baik kedatangan Josephus. Sabina memperkenalkan dunia aristrokrasi Romawi kepada Josephus. Josephus sendiri sangat terpesona dangan kebudaayan Romawi, pandangan-pandangan mereka tentang dunia, utamanya dengan kekuatan militer Romawi.
Josephus sebagai pemimpin di Galilea
Josephus kembali dari Roma ke Yerusalem pada malam menjelang pemberontakan orang-orang Yahudi dimulai (66 M). Orang-orang Yahudi di Yudea, mengusir para wali negeri Romawi dan merancang suatu pemberontakan di Yerusalem. Josephus bersama beberapa imam berusaha mendamaikan pemerontakan itu tetapi orang-orang Yahudi tetap berpegang pada keputusan mereka untuk beperang melawan orang-orang Romawi.
Josephus terpilih sebagai pemimpin pemberontakan di Galilea. Orang-orang Romawi di bawah kepemimpinan jenderal Vespasianus tiba di Galilea pada musim semi tahun 67 M. Vespasianus langsung menyerang tempat pertahanan orang-orang Yahudi di sebelah utara. Josephus berusaha mempertahankan benteng Jotapata selama 47 hari namun akhirnya benteng tersebut berhasil dikalahkan. Josephus beserta 40 orang yang masih bertahan melarikan diri ke gua terdekat. Di sana mereka sepakat untuk mati daripada menyerah kepada orang-orang Romawi. Karena adanya ketidaksepahaman tentang tindakan membunuh diri, Josephus menyarankan masing-masing mereka (berdasarkan undi) saling membunuh temannya. Orang terakhir yang hidup harus menyerah kepada orang-orang Romawi.
Kegiatan saling membunuh berdasarkan undi tersebut terjadi di antara 40 orang yang bertahan di gua tersebut. Orang terakahir yang masih hidup adalah Josephus dan konsekuensinya adalah Josephus harus menyerahkan diri kepada orang-orang Romawi. Jenderal Vespasianus memerintahkan untuk memborgol Josephus dan menyerahkannya kepada Nero. Mendengar hal itu, Josephus meminta waktu untuk berbicara kepada vespasianus. Katanya,
O Vespasian, although you suppose you have taken captive a forsaken Josephus, I have come as a messenger of great tidings. Had I not been sent by God to you, I know the law of the Jews, and how it is fitting for generals to die. Do you send me to Nero? For what? Will any successors of Nero endure -- until you? You are to be Caesar, O Vespasian, and Emperor, you, and this your son. Bind me now still more securely, and keep me for yourself, for thou, O Caesar, are not only lord over me, but over the land, and the sea, and all the human race; and certainly I deserve to be punished by closer custody than now, if I fabricate anything concerning God."
Vespasianus tidak mempercayai ucapan Josephus karena dia beranggapan bahwa Josephus melakukan hal ini hanya untuk menyelamatkan dirinya saja.
Bersambung………