Kisah janda Sarfat dalam 1 Raja 17 tampil dalam kemasan yang menarik karena, kembali seperti bagian-bagian sebalumnya, janda Sarfat ini muncul tanpa nama. Pada pasal yang sama pula, kisah janda Sarfat ini muncul bersamaan dengan kemunculan perdana pelayanan nabi Elia. Berbeda dengan kemunculan perdana nabi Elia yang dijelaskan sebagai orang Tisbe, dari Tisbe-Gilead (17:1), maka janda ini muncul tanpa keterangan apa-apa. Tuhan memperkenalkan perempuan ini kepada Elia sebagai ‘janda’ (ay. 9), sedangkan narator 1 Raja 17 memperkenalkan janda ini dengan sebutan ‘janda’ (ay.10) dan ‘perempuan’ (ay. 11,12,15, dst). Karena tidak adanya petunjuk spesifik tentang perempuan ini, pembaca Alkitab dari dulu hingga sekarang menjulukinya dengan ‘janda Sarfat’, yaitu janda yang tinggal di Sarfat. Dalam 1 Raja 17 juga, janda Sarfat tidak langsung muncul; dia baru muncul pada ay. 10.
LATAR BELAKANG HISTORIS 1 RAJA 17
Kemunculan tiba-tiba nabi Elia yang langsung menegur dan memberitakan berita penghukuman kepada raja Ahab dapat dipahami jika melihat bagian sebelumnya (1 Raja 16:29-33). Raja Ahab adalah salah satu raja kerajaan utara, kerajaan Israel, yang melakukan perbuatan-perbuatan berdosa yang menyakitkan hati Tuhan. Salah satu bentuk penghukuman yang akan ditimpakan Tuhan kepada kerajaan utara adalah kelaparan hebat yang berlangsung kira-kira 3 tahun (18:1,2).
Setelah menyampaikan berita penghukuman untuk raja Ahab dan kerajaan Israel, Allah memberi perintah berikutnya kepada Elia, yaitu agar Elia pergi bersembunyi di sungai Kerit, tempat Allah akan menyediakan makanan dan minuman untuk Elia. Begitu hebatnya kelaparan yang terjadi di Israel sampai akhirnya air sungai Kerit pun kering. Allah pun turun tangan mengatasi ‘kemungkinan’ kematian Elia karena kelaparan dan kehausan dengan memberi perintah selanjutnya kepada Elia untuk pergi ke Sarfat, menemui seorang janda yang akan memberikan makanan dan minuman untuk keberlangsungan hidupnya.
PERANAN NABI ELIA
Elia muncul pertama kali dengan diberi keterangan, “Elia, orang Tisbe, dari tisbe-Gilead” (17:1). Beberapa kali pula dalam kemunculan selanjutnya, Elia disebutkan dengan “Elia, orang Tisbe itu” (1 Raja 21:17,28; 2 Raja 1:3,8; 9:36). Nama Elia sendiri berarti “Jahweh is my God”. Tidak ada keterangan tentang fungsinya sebagai seorang nabi. Hanya pada awal perkenalannya dengan raja Ahab, Elia menyebut ,”Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani…”
Elia yang muncul pada awal pelayanannya ini memberikan dimensi yang berbeda dengan gambaran Elia yang muncul dalam pasal 19. Pasal 19 memaparkan nabi Elia yang capek bekerja melayani Tuhan karena dikejar-kejar oleh pasukan Ahab untuk dibunuh. Di awal pasal 17 ini Elia digambarkan sebagai seorang yang sangat patuh pada perintah Tuhan yang dilayaninya. Bayangkan, setelah menyampaikan pesan Tuhan kepada Ahab tentang bahaya kelaparan yang akan terjadi, Allah segera memerintahkan Elia untuk bersembunyi dari raja Ahab yang pastinya akan meminta pertanggungan jawab atas kelaparan hebat yang dialami bangsa Israel. Allah menyuruh Elia bersembunyi di Kerit, sebuah wadi, yaitu aliran sungai yang hanya ada pada musim hujan. Tidaklah mengherankan, setelah beberapa waktu lamanya, seriring dengan semakin hebatnya kelaparan, maka wadi Kerit juga mengering.
Bersambung…..