Nama “Atalya” tidak terlalu familiar di telinga orang Kristen modern. Padahal dalam sejarah kerajaan Israel maupun Yehuda, dia adalah satu-satunya ratu yang pernah memerintah. Selain penyebutan namanya secara jelas (berbeda dengan tokoh-tokoh yang dibahas di bagian sebelumnya), peran yang dijalani Atalya, dinyatakan juga secara jelas. Atalya adalah anak perempuan Omri, raja Israel (2 Raja 8:26; 2 Taw. 22:2; LAI sama-sama menerjemahkannya dengan ‘cucu’ karena dalam 2 Taw. 21:6 Atalya dikatakan sebagai anak Ahab; perbedaan ini bukan merupakan bagian pembahasan bagian ini). Asal usulnya yang berasal dari kerajaan Israel tidak menghalangi perkawinannya yang lebih bernuansa politik dengan salah satu raja Yehuda, Yoram (2 Raja 8:25; 2 Taw. 22:1). Atalya juga adalah ibu Ahazia, raja Yehuda (2 Raja 11:1; 2 Taw. 22:10). Dia juga adalah ratu yang memerintah di Yehuda selama kurang lebih 6 tahun (2 Raja. 11:3; 2 Taw. 22:12).
ATALYA SEBAGAI IBU
Ketika suami Atalya, yaitu raja Yoram dari Yehuda mati, maka anak mereka, Ahazia, menggantikannya menjadi raja yang meneruskan memerintah kerajaan Yehuda. Ahazia yang hanya memerintah 1 tahun di Yehuda dikatakan bukanlah taja yang takut Tuhan. Dia sangat dipengaruhi ibunya, Atalya, untuk melakukan kejahatan (2 Taw. 22:3). Sebagai seorang ibu, Atalya telah berperan besar membentuk anaknya menjadi pribadi yang tidak takut Tuhan.
ATALYA SEBAGAI ISTRI
Jika melihat garis keturunan Yoram, suami, Atalya, maka seharusnya dia berasal dari keluarga Yosafat, raja yang takut akan Tuhan. Namun Alkitab sendiri menyebutkan bahwa karena pengaruh istrinya, Atalya, Yoram menjadi raja yang jahat (2 Raja 21:6)
ATALYA SEBAGAI RATU
Sebagai seorang ratu yang memerintah di Yehuda, ketika akhirnya Atalya mati terbunuh, apa yang menjadi reaksi rakyat Yehuda? 2 Raja 11:20 dan 2 Taw 23:21 memberikan gambaran yang sama tentang reaksi terhadap kematian Atalya, yaitu seluruh rakyat bergirang dan negeri itu menjadi aman. Betapa menyakitkan hidup sebagai seorang ratu yang selama masa pemerintahannya tidak dikehendaki rakyat, justru kematiannya merupakan kegirangan bagi rakyat.
Setidaknya 3 gambaran dari peranan singkat seorang Atalya justru memeberikan ironi dibandingkan dengan kisah-kisah wanita-wanita sebelumnya. Mereka tak bernama, tak memiliki asal usul yang lebih lengkap dari seorang Atalya, namun apa yang mereka lakukan memberikan dampak yang luar biasa. Sedangkan Atalya, dengan asal usul yang sangat lengkap, bahkan 2 kali dicatat kisahnya di kitab 2 Raja maupun 2 Taw., yang juga berasal dari garis keturunan darah biru telah menjadi semacam ragi yang merusak orang-orang di sekelilingnya, baik suami, anaknya maupun rakyat Yehuda sendiri. Kisah-kisah itu semua justru mengajarkan bahwa Allah sangat peduli dengan kaum wanita, bahkan di dunia yang patrialistis. Minoritas, tidak adanya identitas, non Israel, bukanlah rintangan bagi Allah untuk memakai kau wanita sebagai alat di tangan-Nya.
SELESAI