Alkitab banyak mencatat kemunculan nama sebuah jenis pohon atau buah, yaitu ARA. Bahkan nama pohon atau pohon berbuah yang pertama-tama disebutkan dalam Alkitab adalah ARA itu sendiri (Kej. 3:7). Daun pohon ara dipergunakan untuk menutupi keterlanjangan Adam dan Hawa. Salah satu narasi menarik dalam Alkitab juga melibatkan pohon ara, yaitu kisah Zakheus yang menaiki pohon ara untuk melihat sosok Yesus (Lukas 19).
Jadi apakah pohon ara itu dan signifikansinya dalam kemunculannya di Alkitab?
Pohon ara adalah jenis pohon asli yang berasal dari daerah Asia Barat (hampir seperti daerah Timur Tengah) dan hingga kini masih sering ditanak di daerah Palestina. Bersamaan dengan pohon anggur dan pohon zaitun, pohon ara tampil sebagai pohon berbuah yang paling penting dan paling bermanfaat di Israel. Bahkan seringkali muncul frase ‘di bawah pohon anggur dan pohon ara’ yang sebenarnya menggambarkan kondisi kedamaian dan kemakmuran (lihat artikel sebelumnya yang berjudul ‘Di Bawah Pohon Anggur dan Pohon Ara’).
Dalam setiap tahunnya, setidaknya ada 2 kali panen pohon ara, yaitu sekitar bulan Juni dan Agustus atau September. Hasil panen pada musim panas disimpan untuk keperluan pada musim dingin. Dan jika mengering, buah ara itu dibuat kue atau digantung pada tali. Tinggi pohon ara berkisar 6 m, memiliki cabang yang melengkung sehingga kadang-kadang muncul di semak yang lebat. Batang dan cabang pohonnya licin, kulitnya berwarna abu-abu perak. Daunnya lebar dan berbentuk seperti tangan; dedaunannya yang rimbun menawarkan tempat perteduhan (bdg. Yoh. 1:48). Buahnya menawarkan tingkat kemanisan yang luar biasa dan sangat populer di dunia. Di daerah Timur, buah ara dipergunakan untuk keperluan medis dan biasanya dimanfaatkan untuk penyembuhan penyakit barah atau penyakit kulit lainnya (bdg. 2 Raja 20:7).
Dalam bahasa Ibrani, ada beberapa kata yang merujuk pada pohon ara:
teenah : buah atau pohon ara secara umum
pag : buah ara muda (Kid. 2:13)
bikkurah: buah ara muda (Yes. 28.4; Yer. 24.2; Hos. 9.10; Mik. 7.1)
Dalam bahasa Ibrani ada juga kata shiqmah, yang dalam terjemahan Alkitab LAI juga tetap mempergunakan kata ‘ARA’. Kata shiqmah ini muncul dalam 1 Raja 10:27; 1 Taw. 27:28; 2 Taw. 1:15; 9:27; Amos 7:14; Yes 9:9. Untuk kata shiqmah ini, terjemahan Alkitab bahasa Inggris mayoritas memakai kata ‘sycamore’ atau ‘sycamore fig’. Jadi apakah beda antara kata teenah dan shiqmah itu?
Sycamore atau shiqmah ini adalah sejenis pohon ara atau buah mulberry. Pertumbuhan Sycamore mulai berkurang di banyak tempat di Palestina, hanya beberapa daerah dataran dari Gaza hingga ke Jaffa dan Haifa dan di lembah Yordan yang masih didapati pohon ini. Pohon Sycamore ini merupakan pohon yang lebat sekali dengan ketinggian 7-15 m. Cabangnya kuat dan besar, keluar dari batangnya yang sangat rendah posisinya sehingga pohon ini mudah untuk dipanjat. Pohon ini berdiri kokoh di tanah karena akarnya sangat panjang. Kayunya dipergunakan untuk bangunan rumah dan ternyata orang-orang Mesir mempergunakan kayunya untuk peti mati mummy karena kayunya ini terbukti memiliki daya tahan yang sangat lama. Walaupun kayunya dipergunakan untuk bangunan, kayu pohon sycamore seringkali dibandingkan dengan pohon aras (Yes 9:10).
Sepanjang musim daunya hijau dan berbentuk seperti hati; buahnya mirip buah ara tetapi rasanya tidak enak. Dalam setahun pohon sycamore berbuah 6 kali yaitu dari bulan Mei-Desember. Buah sycamore kebanyakan dikonsumsi oleh orang miskin dan nabi Amos (7:14) menyatakan bahwa dirinya adalah pemungut buah arah (shiqmah/sycamore).
Dalam Perjanjian Baru, pohon sycamore (sukomorea) ini muncul di Luk 19:4, yaitu pohon yang dinaiki Zakheus untuk melihat Yesus.