(Lanjutan tgl 7 Oktober 2018)
APA ARTI FRASE ‘PENGANTIN DARAH’ hatan damim?
Salah satu cara untuk memahami keseluruhan bagian ini adalah memahami komponen bagiannya yaitu mengartikan ucapan Zipora di ay. 26 , “Sesungguhnya engkau pengantin darah bagiku.’
Frase ‘pengantin darah’ hatan damim berasal dari dua 2 kata hatan dan damim. Kata hatan dalam PL muncul banyak sekali. Secara umum hatan berarti menantu laki-laki, mertua laki-laki, dan pengantin laki-laki.
hatan = menantu laki-laki (Kej. 19:12,14; Hakim 15:6; 1 Raja 3:1; Neh. 6:18; 13:28; )
hatan = mertua laki-laki (Kel. 3:1; 4:18; Kel. 18; Bil 10:29, dll)
hatan = pengantin laki-laki (Maz. 19:6; Yes. 61:10; 62:5; Yer. 7:34; 16:9; 25:10; 33:11; Yoel 2:16)
Sedangkan kata damim berarti darah baik darah manusia, hewan ataupun tumbuhan (Kej. 49:11).
Jadi sebenarnya ketika kata hatan damim muncul, tidak ada yang asing dengan kata ini, hanya saja, ketika kedua kata muncul bersamaan dan dalam konteks penyunatan, maka hal ini menjadi semacam hapax legomena (kata/frase/kalimat yang hanya muncul sekali dalam sebuah kitab atau Alkitab secara keseluruhan).
Karena kemunculan frase ‘pengantin darah’ hatan damim yang hanya terjadi sekali inilah yang membuat sulit menafsirkan frase ini. Beberapa macam contoh frase ‘pengantin darah’ hatan damim benafssiran terhadap frase ini adalah :
- frase ‘pengantin darah’ hatan damim merupakan ucapan Zipora yang menyelamatkan Musa dari sakit yang dapat menyebabkan kematian, dengan cara menyunatkan anak laki-lakinya dan Musa berhasil selamat dari kematian (J.F. MacLaughlin)
- frase ‘pengantin darah’ hatan damim merujuk pada anak lelaki Musa (kemungkinan yang sulung). Jadi kata ‘dia’ maskulin orang ketiga tunggal semuanya merujuk pada anak lelaki Musa. Tuhan ingin membunuh anak lelaki Musa karena dia belum disunat namun Zipora menyelamatkan anak itu dengan cara menyunatkannya dan menyebutnya sebagai ‘pengantin darah’ (J. Blau)
- frase hatan damim bukan diartikan ‘pengantin darah’ melainkan ‘seseorang yang disunat dengan darah’. Seseorang tersebut merujuk pada anak lelaki Musa yang belum disunat (F.C. Fenchsam)
- frase hatan damim dalam ay. 25 diucapkan Zipora kepada anak lelakinya dan artinya sebagai berikut ,”Sekarang engkau telah disunat, dengan demikian engkau telah aku lindungi melalui darah penyunatan.” Sedangkan di ay. 26 Zipora seakan mengucapkan semacam kata-kata yang intinya menyatakan bahwa penyunatan telah dilakukan sehingga anaknya tidak bertanggung jawab atas tindakan karet, yaitu hukuman dipisahkan dari hubungan keluarga (N.M. Sarna)
- frase hatan damim hanya merupakan ungkapan ‘engkau telah menjalani ‘penyunatan melalui darah’ karena kata hatan dalam bahasa Arab artinya adalah ‘penyunatan’ dan kata itu ditujukan bukan untuk Musa melainkan anak lelakinya (R.G. Hall)
- frase hatan damim diucapkan Zipora dengan nada marah yang intinya dapat dijelaslan dalam 2 cara. Pertama Zipora mengucapkan hatan damim yang artinya, ”Engkau (Musa) yang seharusnya melakukan penyunatan, bukan aku” berdasarkan anggapan bahwa kata hatan berarti ‘penyunatan’ dalam bahasa Arab. Kedua, hatan damim yang diucapkan Zipora dapat berarti, “Engkau (Musa) terbukti telah menjadi pengantin yang bersalah dengan cara membahayakan hidup anak kita” berdasarkan asumsi bahwa kata damim dapat berarti ‘bersalah’ atau ‘bertanggungjawab’ (J.M. Cohen)
Bersambung…………..