Sepintas lalu dalam Kejadian 1 dan 2 terdapat 2 versi penciptaan bintang yang berbeda (1:24-25; 2:19). Dalam pasal 1 penciptaan yang dilakukan Tuhan hanya melalui media Firman (“Hendaklah bumi mengeluarkan...”), sedangkan pada pasal 2 penciptaan dilakukan oleh tangan Allah sendiri (“Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah...”)
Bagaimana seharusnya kita memahami perbedaan ini? Apakah keduanya bertentangan? Apakah pasal 2 merupakan penjelasan detil terhadap pasal 1? Apakah pasal 2 merupakan penciptaan yang lain?
Sebagian sarjana menganggap dua kisah penciptaan binatang tersebut merujuk pada satu penciptaan saja. Pendapat ini bukan tanpa alasan yang jelas. Mereka berpendapat bahwa sebagaimana penciptaan manusia di pasal 2 hanya merupakan penjelasan detil tentang catatan penciptaan di 1:26-27, demikian pula penciptaan binatang di 2:19 hanya merupakan penjelasan detil terhadap 1:24-25.
Mereka menganggap bahwa Kejadian 1:24 sebenarnya hanya menjelaskan asal materi binatang. Ayat ini tidak berarti bahwa darat secara tiba-tiba memunculkan banyak binatang, karena ayat 25 selanjutnya menjelaskan bahwa Allahlah yang menciptakan semua itu (“Allah menjadikan...”). Bagaimana Allah menjadikan (yasar) binatang-binatang tersebut? Jawabannya terdapat di pasal 2:19 (“Lalu TUHAN Allah membentuk...”).
Beberapa sarjana lain mendasarkan argumen mereka pada Kejadian 2:19. Ayat ini dianggap tidak membicarakan tentang penciptaan binatang. Alasan yang dikemukakan berhubungan dengan tense imperfect dari kata Ibrani yasar (“membentuk”) di 2:19. Secara gramatikal, kata yasar bisa diterjemahkan “telah membentuk” (band. NIV “Now the LORD God had formed...”). Seandainya ini bisa diterima, Kejadian 2:19 hanya menceritakan tindakan Allah membawa binatang-binatang yang sudah diciptakan tersebut ke hadapan manusia di taman Eden.
Di sisi yang lain, sebagian sarjana berpendapat bahwa penciptaan binatang di Kejadian 1 memang berbeda dengan penciptaan di Kejadian 2. Dilihat dari data Alkitab yang ada, pandangan ini lebih bisa diterima. Bentuk tense imperfect yasar di Kejadian 2:19 lebih lazim diterjemahkan dengan “membentuk” bukan “telah membentuk” (lihat mayoritas terjemahan). Pilihan ini lebih sesuai dengan hasil penyelidikan terhadap pemunculan kata yeser dalam bentuk imperfect consecutive (wayeser) di Perjanjian Lama yang muncul sebanyak 18 kali (Kej 32:8; 46:24; Kel 32:4; Hak 2:15; 2Sam 13:2; 1 Raj 7:15; 20:1; 2Raj 5:23; 6:24; 17:5; 18:9; 1Taw 7:13; 20:1; 2Taw 28:20; Yes 29:16; Dan 1:1; Zak 12:1).
Terjemahan di atas membawa kita pada kesimpulan selanjutnya. Seandainya terjemahan itu diterima, penciptaan binatang di Kejadian 2:19 jelas terjadi setelah Allah menciptakan manusia, sedangkan di Kejadian 1:24-25 terjadi sebelumnya. Dengan demikian, penciptaan binatang di pasal 1 berbeda dengan yang di pasal 2.
Lebih jauh, dari konteks Kejadian 2 kita juga bisa melihat alasan mengapa binatang di pasal 2 diciptakan setelah manusia ada. Penciptaan binatang tersebut berkaitan dengan rencana Allah mencarikan pasangan yang sepadan bagi manusia. Setelah ayat 18 menjelaskan kesendirian manusia sebagai sesuatu yang tidak baik, ayat 19 dimulai dengan kata “lalu”. Kata sambung ini jelas menunjukkan tujuan Allah menjadikan binatang-binatang di sana, yaitu sebagai kandidat pasangan manusia. Hal ini juga didukung oleh tujuan manusia memberi nama binatang, yaitu menemukan pasangan yang sepadan bagi dirinya. Ayat 20 menjelaskan “manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia”.
Bagaimana dengan Kejadian 1:25 (“Allah menjadikan..”) yang menyiratkan tindakan Allah membuat binatang dengan tangan-Nya (bukan hanya menciptakan dengan firman-Nya)? Kita perlu tahu bahwa dalam Kejadian 1 Musa dua kali menulis “Berfirmanlah Allah....” yang selanjutnya diikuti “Allah menjadikan” (ayat 14 dan 16; ayat 24 dan 25). Frase “[dan/maka] Allah menjadikan..” sebaiknya dimengerti sebagai komentar penulis terhadap peristiwa yang ia catat (bukan bagian dari cerita itu sendiri). Komentar ini bertujuan untuk membantu pembaca menangkap makna sesungguhnya dari narasi yang dicatat (band. Kejadian 2:24 yang juga adalah komentar penulis). Komentar di pasal 1:16 dan 25 dimaksudkan untuk menekankan bahwa Allah [bukan yang lain] yang menjadikan itu. Penekanan ini mungkin berhubungan dengan kebiasaan orang-orang kafir kuno waktu itu yang menjadikan benda-benda penerang di langit dan berbagai binatang sebagai objek penyembahan berhala. Musa seakan-akan ingin mengatakan, “Semua yang disembah itu sebenarnya bukan allah. Mereka hanya ciptaan dan Allah (Elohim) saja yang menjadikan hal itu semua”. Jadi, kembali pada topik tentang penciptaan binatang, Kejadian 1:25 tidak mengajarkan bahwa Allah membentuk binatang dengan tangan-Nya sendiri. Binatang di pasal 1:24-25 dicipta hanya dengan firman-Nya, sedangkan binatang-binatang di pasal 2:19 diciptakan dari tanah dengan tangan-Nya.
NK_P