Beberapa peristiwa dalam Alkitab mencatat hubungan yang erat antara wanita dan sumur. Wanita acapkali ditemukan ketika mereka sedang mencari air dengan cara menimba di sumur. Ketika Saul hendak mencari pelihat, dia menemukan gadis-gadis yang hendak menimba air (1 Samuel 9:11). Yesus pun bertemu dengan perempuan Samaria juga ketika perempuan itu hendak menimba air di sumur Yakub (Yohanes 4:7). Bahkan beberapa peristiwa pertemuan yang selanjutnya menjadi semacam acara perjodohan antara laki-laki dan perempuan juga terjadi di area sumur. Hamba Abraham bertemu dengan calon pengantin untuk Ishak, yaitu Ribka, ketika dia berada di sumur (Kej. 24:11), tepat ketika para perempuan berdatangan ke sumur untuk menimba air. Yakub juga bertemu Rahel di sumur, tepat ketika Rahel mendak memberikan minum buat kambing dombanya (Kej. 29:9-10). Musa pun bertemu dengan calon istrinya, Zipora, di sumur ketika Zipora dan saudara-saudaranya pergi ke sumur hendak memberi minum kambing domba mereka (Kel. 2:15-21).
Jadi mengapa sumur diidentikkan dengan wanita pada era Alkitab?
Meskipun fungsi utama sumur di Israel kuno adalah untuk menyediakan air bagi keperluan rumah tangga, namun kondisi sumur yang terletak di udara terbuka membuka kemungkinan lain bagi sumur untuk menjadi tepat berkumpulnya orang-orang (gathering place). Di budaya Timur Dekat kuno, semua wanita dari berbagai kalangan berkumpul di sumur untuk menimba air bagi seisi rumah dan binatang peliharaan mereka. Sering pula sumur menjadi tempat pertengkaran bagi orang-orang yang sedang mempeributkan sesuatu. Namun tidak jarang pula sumur menjadi tempat baik bagi orang yang tinggal di sekitarnya maupun para pendatang untuk memperoleh pendapatan atau rejeki dalam berbagai bentuknya. Dengan demikian sumur menjadi sesuatu yang penting bagi wanita dari berbagai latar belakang di masa tersebut. Mendapatkan air dari sumur setidaknya memiliki 2 fungsi yaitu memang memberikan air bagi berbagai kebutuhan hidup manusia serta menjadi sarana bagi hubungan sosial bagi para wanita.
Dengan fungsi tersebut, tidaklah mengherankan jika sumur sering menjadi tempat bagi para laki-laki untuk mencari pasangan hidupnya. Para laki-laki tahu, dimana ada sumur, di situ mereka akan mendapat banyak wanita.
Mengapa para wanita yang bertugas untuk menimba air dari sumur, bukan para lelaki? Bukankah menimba air dari sumur menjadi tugas fisik yang berat bagi seorang wanita? Bagi wanita era itu, menimba air memang menjadi salah satu tugas utama mereka. Tugas ini akan menjadi semakin berat mengingat tidak semua sumur berada pada posisi yang kemungkinan dekat dengan rumah mereka. Kebanyakan sumur terletak di luar kota dan hanya sedikit sekali sumur yang terletak di dalam atau tengah-tengah kota. Para wanita bukan hanya menimba air dari sumur untuk keperluan rumah tangga mereka, tetapi juga untuk memberi minum ternak peliharaan mereka. Lihatlah Rahel, Kej. 29:9 mencatat bahwa Rahel muncul di sumur bersamaan dengan kambing domba ayahnya karena dialah yang menggembalakannya. Zipora, istri Musa, dan saudara-saudara perempuannya juga bertugas memberi minum kambing domba ayahnya, imam di Midian sebelum Zipora dikawini oleh Musa (Kel. 2:16). Para wanita akan menimba air di sumur dan memasukkanya di buyung air yang terbuat dari tembikar dan selanjutnya meletakkannya di kepala atau bahu mereka untuk dibawa pulang ke rumah. Namun jika memang persediaan air yang dibutuhkan jumlahnya besar, maka para pria akan membantu mereka membawakan semacam botel besar yang terbuat dari kulit domba atau kulit kambing.
Mengingat lokasi sumur yang kebanyakan terletak di luar kota, agak jauh dari keramaian, maka biasanya para wanita akan datang bergerombol dengan wanita-wanita lain (Kej. 24:11; Kel. 2:16; 1 Sam 9:11) dan mereka memiliki jam-jam tertentu ketika harus datang menimba air di sumur. Hal itu terkait dengan keselamatan mereka. Keluaran 2:16 mencatat bahwa ketika anak-anak perempuan imam Midian pergi ke sumur untuk memberi minum kambing dombanya, para gembala laki-laki datang mengusir mereka. Hal ini tidak berlaku bagi perempuan Samaria yang bertemu Yesus di sumur Yakub (Yoh. 4). Dia datang sendirian, ada kemungkinan dia malu dengan status sosialnya yang berganti-ganti laki-laki yang bahkan bukan merupakan suaminya.
NK_P