Dalam kisah penciptaan, utamanya manusia, dikisahkan dalam Kej. 2 jika wanita pertama, Hawa, diciptakan dengan cara diambilkan dari tulang rusuk laki-lkai pertama, Adam.
Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu (Kej. 2:21-22)
Apakah yang dimaksud dengan tulang rusuk? Apakah semua istri pasti diiciptakan dari tulang rusuk dari laki-laki yang menjadi suaminya sekarang? Berbagai pertanyaan lain sehubungan dengan tulung rusuk akan bermunculan? Bagaimana dengan suaminya yang menikah beberapa kali (karena berbagai alasan), apakah tulang rusuknya juga hilang beberapa? Lucu memang pertanyaannya, namun tidak ada salahnya kita memahami apa yang Alkitab maksudkan dengan bagian ini.
Dalam Kej. 2:21 dikatakan ‘Allah membuat manusia (Adam) tertidur’ (Ibrani : tardÄ“mâ). Walaupun kata tardÄ“mâ (“tidur”) bisa merujuk pada tidur malam yang biasa (Ay 4:13; 33:15; Ams 19:15), tetapi dalam beberapa konteks tardÄ“mâ mengandung makna tidur yang sangat pulas. Bentuk kata kerja rÄdam pernah dipakai untuk Yunus yang asyik tidur sekali pun terjadi angin ribut yang hebat (Yun 1:5-6). TardÄ“mâ juga digunakan pada waktu Allah membuat Saul dan pasukannya tertidur sangat lelap sampai tidak mengetahui kalau Daud sdah mengambil tombak di dekat kepala Saul (1 Sam 26:12).
Tidur pulas (tardÄ“mâ) yang dialami Adam pasti berfungsi mirip obat bius modern, tetapi bukan itu yang ditekankan. Dari sisi sastra, tardÄ“mâ berguna untuk mempersiapkan keterkejutan Adam ketika ia melihat Hawa (2:23). Dari sisi teologis, tardÄ“mâ yang dialami Adam dan seluruh proses penciptaan Hawa menunjukkan bahwa Allah adalah pelaku satu-satunya. Adam bahkan tidak melihat apa yang sedang dilakukan Allah. Situasi seperti ini beberapa kali terulang ketika Allah membuat perjanjian dengan para patriarkh (15:12; 28:11). Melalui peristiwa seperti ini Allah hendak menegaskan keaktifan Allah dalam memberikan kebaikan, bahkan ketika manusia sendiri tidak menyadari hal itu. Allah memberikan berkat kepada orang yang dikasihi-Nya pada waktu tidur (Mzm 127:2).
Ketika Adam tertidur pulas, Allah “mengambil” (lÄqaH) sesuatu dari tubuh Adam. Kata ini sudah muncul 4 kali di 2:15, 21, 22, 23. Pemunculan 3 kali di kisah penciptaan Hawa sangat mungkin memiliki makna khusus yang berkaitan dengan pernikahan. Hal ini mendapat dukungan dari penggunaan lÄqaH di tempat lain dalam konteks mengambil seseorang menjadi pasangan/isteri (4:19; 6:2; 12:19; 19:14).
Yang diambil dari tubuh Adam adalah ÅŸÄ“lÄ‘ (LAI:TB “rusuk”) Adam. Arti dasar dari ÅŸÄ“lÄ‘ adalah “samping”, sebagaimana terlihat dari penggunaan kata ini dalam konteks pembangunan tabernakel (Kel 25:12; 26:20, 26-27; 27:7; 30:4; 36:31-32; 37:3, 5, 27; 38:7), bait Allah Salomo (1 Raj 6:5, 8, 15-16, 34; 7:3), atau bait Allah eskhatologis dalam penglihatan Yehezkiel (Yeh 41:5-9, 11, 26). Kata ÅŸÄ“lÄ‘ ini diterjemahkan “rusuk” hanya di bagian ini (kontra LAI:TB yang beberapa kali mempertahankan terjemahan ini di konteks lain, sedangkan arti yang dimaksud sebenarnya adalah “sebelah”, bdk. Kel 25:14; 27:7; 37:5; 38:7). Seandainya terjemahan hurufiah ini dipertahankan, maka Kejadian 2:21 menginformasikan kepada kita bahwa Hawa dijadikan dari bagian yang tidak tertentu dalam tubuh Adam. Ia diambil dari “bagian sebelah” Adam. Dari 2:23 kita nanti tahu bahwa yang dimaksud “bagian sebelah” di sini mencakup tulang dan daging (“tulang dari tulangku, daging dari dagingku”).
Bersambung………