(Lanjutan tgl 31 Maret 2019)
Salah satu cara untuk memahami ucapan Stefanus adalah dengan memahami konstruksi kalimat dalam Kisah 7:14-16, yaitu,
Kemudian Yusuf menyuruh menjemput Yakub, ayahnya, dan semua sanak saudaranya, tujuh puluh lima jiwa banyaknya.
Kemudian Yusuf menyuruh menjemput Yakub, ayahnya, dan semua sanak saudaranya, tujuh puluh lima jiwa banyaknya. Lalu pergilah Yakub ke tanah Mesir. Di situ ia meninggal, ia dan nenek moyang kita; mayat mereka dipindahkan ke Sikhem dan diletakkan di dalam kuburan yang telah dibeli Abraham dengan sejumlah uang perak dari anak-anak Hemor di Sikhem.
Dari versi bahasa Indonesia yang ada (LAI), kita dapat memilah kalimat ini menjadi beberapa peristiwa, yakni:
- Yusuf menyuruh menjemput Yakub dan saudara-saudaranya (jumlahnya 75)
- Lalu pergilah Yakub ke tanah Mesir.
- Di situ (Mesir) ia meninggal, ia dan nenek moyang kita;
- mayat mereka dipindahkan ke Sikhem dan
- (mayat mereka) diletakkan di dalam kuburan
- (Kuburan itu) yang telah dibeli Abraham dengan sejumlah uang perak dari anak-anak Hemor di Sikhem.
Dengan pilahan seperti ini timbullah berbagai kesalahpahaman seperti yang dijelaskan di awal.
Konstruksi kalimat yang seharusnya dipahami sebagai berikut:
- Yusuf menyuruh orang untuk menjemput Yakub dan saudara-saudara Yusuf yang berjumlah 75 orang (inilah konteks pembicaraan bagian ini: Yakub, Yusuf dan saudara-saudara Yusuf)
- Yakub pergi ke Mesir dan dia meninggal di Mesir. Harus dipahami bahwa kalimat ‘ Di situ (Mesir) ia meninggal, ia dan nenek moyang kita‘ (ay. 15) memberi kesan seakan yang meninggal adalah Yakub dan nenek moyang. Justru bagian ini harus dipahami ‘Lalu pergilah Yakub ke tanah Mesir dan dia meninggal di situ’. Yang meninggal adalah Yakub saja, bukan bersamaan dengan nenek moyang karena kata ‘meninggal’ yang dipakai di dalam bahasa Yunani merujuk pada orang ketiga maskulin tunggal, yaitu Yakub. Apalagi setelahnya muncul kata Yunani autos yang diterjemahkan ‘himself’, artinya Yakub itu sendiri yang meninggal (di Mesir). Siapakah yang dimaksudkan dengan ‘nenek moyang kita’? Dalam konteks kalimat mulai ay. 12, yang dimaksud ‘nenek moyang’ (plural) adalah ‘anak-anak Yakub’, bukan Abraham, Ishak dan Yakub yang seperti biasanya dipahami.
- Kalimat selanjutnya ‘nenek moyang kita; mayat mereka dipindahkan ke Sikhem dan diletakkan di dalam kuburan yang telah dibeli Abraham dengan sejumlah uang perak dari anak-anak Hemor di Sikhem’ menimbulkan banyak masalah. Akan semakin bermasalah jika dibandingkan dengan Yosua 24:32 ‘Tulang-tulang Yusuf, yang dibawa orang Israel dari Mesir, dikuburkan mereka di Sikhem, di tanah milik yang dibeli Yakub dengan harga seratus kesita dari anak-anak Hemor, bapa Sikhem, dan yang ditentukan bagi bani Yusuf menjadi milik pusaka mereka.’
- Tidak ada catatan tentang dimana mayat anak-anak Yakub (nenek moyang) yang tinggal di Mesir itu dikuburkan (terjadi perdebatan apakah mereka dikuburkan di Sikhem atau Hebron seperti tradisi Yahudi, namun hal ini bukan tema perdebatan artikel kali ini)
- Kalimat ‘‘nenek moyang kita; mayat mereka dipindahkan ke Sikhem dan diletakkan di dalam kuburan‘ dipahami bahwa anak-anak Yakub termasuk Yusuf, mayatnya dipindahkan (bentuknya orang ketiga maskulin plural) kuburnya (di satu lokasi karena bentuknya singular) di Sikhem
- Kalimat ‘yang telah dibeli Abraham dengan sejumlah uang perak ‘ didahului oleh sebuah kata Yunani hos, yang merupakan kata ganti penunjuk yang merujuk bukan pada bagian sebelumnya (kuburan nenek moyang) secara langsung melainkan pada meninggalnya Yakub (ay. 15).
- Sedangkan kalimat ‘ dari anak-anak Hemor di Sikhem‘ didahului kata Yunani para yang jika dipahami secara langsung merujuk pada peristiwa kedua, yaitu dipindahkannya kuburan nenek moyang di tanah Sikhem yang (dibeli) dari anak-anak Homer (ay. 16a)
Pada akhirnya jika ay. 15-16 hendak dipahami dengan mudah, kalimatnya akan sebagai berikut:
Lalu pergilah Yakub ke tanah Mesir. Di situ ia meninggal. Mayat nenek moyang kita dipindahkan ke Sikhem dan diletakkan di dalam kuburan. Kuburan yang pertama (merujuk pada Yakub) telah dibeli Abraham dengan sejumlah uang perak sedangkan kuburan kedua (dibeli ) dari anak-anak Hemor di Sikhem.