Daud benci orang timpang dan orang buta (2 Samuel 5:8) (Bagian 7)

Posted on 18/10/2020 | In Do You Know ? | Leave a comment

(Lanjutan tgl 11 Oktober 2020)

Pada akhirnya haruslah kita mengambil keputusan apakah tsinnor itu  memang berarti sesuatu yang berhubungan dengan air atau justru banyak arti lainnya yang sangat variatif itu. Selain itu, kali ini pemecahan masalah memahami kata tsinnor ini bukan merupakan sesuatu yang mudah, maka konteks penting untuk memahami keseluruhan. Dalam hal ini konteks yang perlu dipertimbangkan adalah membandingkan 2 versi kisah tersebut.

Bandingkan 2 Sam. 5:6-8

Lalu raja dengan orang-orangnya pergi ke Yerusalem, menyerang orang Yebus, penduduk negeri itu. Mereka itu berkata kepada Daud: "Engkau tidak sanggup masuk ke mari; orang-orang buta dan orang-orang timpang akan mengenyahkan engkau!" Maksud mereka: Daud tidak sanggup masuk ke mari. Tetapi Daud merebut kubu pertahanan Sion, yaitu kota Daud. Daud telah berkata pada waktu itu: "Siapa yang hendak memukul kalah orang Yebus, haruslah ia masuk melalui saluran air itu; hati Daud benci kepada orang-orang timpang dan orang-orang buta." Sebab itu orang berkata: "Orang-orang buta dan orang-orang timpang tidak boleh masuk bait."

dengan 1 Taw. 11:4-6

Lalu Daud dengan seluruh orang Israel pergi ke Yerusalem; itulah Yebus, dan di sana orang Yebus adalah penduduk negeri itu. Penduduk Yebus berkata kepada Daud: "Engkau tidak sanggup masuk ke mari." Tetapi Daud merebut kubu pertahanan Sion, yaitu kota Daud. Daud telah berkata: "Siapa lebih dahulu memukul kalah orang Yebus, ia akan menjadi kepala dan pemimpin." Lalu Yoab, anak Zeruya, yang menyerang lebih dahulu, maka ia menjadi kepala

Ada beberapa kesamaan yang muncul dalam 2 versi kisah yang sama ini yaitu:

  1. Daud dan orang-orangnya pergi mendatangi penduduk Yebus.
  2. Penduduk Yebus berkata bahwa Daud tidak akan sanggup masuk ke kota mereka.
  3. Tetapi Daud justru dapat merebut kubu pertahanan, Sion, yaitu kota Daud.
  4. Dalam proses merebutkan Sion, Daud mengucapkan perkataan atau perintah

Perbedaanya terletak pada:

  1. Penulis Samuel menambahkan kata ‘orang-orang buta dan orang-orang timpang akan mengenyahkan engkau! Maksud mereka: Daud tidak sanggup masuk ke mari’ sebagai kelanjutan dari ucapan orang Yebus kepada Daud. Sedangkan penulis Tawarikh hanya menuliskan bahwa penduduk Yebus mengatakan Daud tidak akan sanggup masuk ke kota mereka, tanpa ada penjelasan lebih lanjut.
  2. Dalam proses merebutkan Sion, penulis Samuel menuliskan ‘Siapa yang hendak memukul kalah orang Yebus, haruslah ia masuk melalui saluran air itu’ dan ditambahkan keterangan ‘hati Daud benci kepada orang-orang timpang dan orang-orang buta’. Sedangkan penulis Tawarikh menuliskan ucapan Daud ketika merebut Sion: ‘Siapa lebih dahulu memukul kalah orang Yebus, ia akan menjadi kepala dan pemimpin’.
  3. Akibat dari ucapan Daud menurut versi penulis kitab Samuel adalah ‘orang-orang buta dan orang-orang timpang tidak boleh masuk bait’ sedangkan akibatnya menurut versi penulis Tawarikh adalah ‘Lalu Yoab, anak Zeruya, yang menyerang lebih dahulu, maka ia menjadi kepala’.

Penulis kitab Samuel perlu menampilkan keberadaan orang-orang buta dan timpang di area peperangan (alasannya telah dibahas di beberapa edisi sebelumnya) dan cara mengalahkan penduduk Yebus, yaitu masuk melalui saluran air. Di bagian lainnya, penulis Tawarikh tidak merasa perlu menampilkan kisah orang-orang buta dan timpang itu; dia hanya perlu manampilkan siapa yang berhasil menjadi pahlawan dalam perebutan Zion. 

Hanya saja dari pemaparan versi penulis Samuel maupun penulis Tawarikh ada satu kesimpulan yang sama pastinya, yaitu bahwa untuk merebut kubu pertahanan Zion bukanlah perkara mudah. Daud sampai harus mengumumkan semacam hadiah bagi siapa yang pertama-tama berhasil mengalahkan orang Yebus. Dalam versi penulis Samuel, rintangan yang dihadapi oleh Daud adalah keberadaan orang-orang buta dan timpang di area pertempuran.

Bersambung…………

Nike Pamela