Ada satu pernyataan dalam 2 Samuel 5:8 yang cukup mengagetkan pembaca : Daud telah berkata pada waktu itu: "Siapa yang hendak memukul kalah orang Yebus, haruslah ia masuk melalui saluran air itu; hati Daud benci kepada orang-orang timpang dan orang-orang buta" Sebab itu orang berkata: "Orang-orang buta dan orang-orang timpang tidak boleh masuk bait." Membaca sepintas kalimat itu akan ada kesan kebencian yang mendalam dari seorang Daud terhadap orang-orang timpang dan buta hingga akhirnya mereka tidak boleh masuk Bait. Hal itu terjadi ketika Daud merebut benteng pertahanan di Silo, yang disebut sebagai kota Daud.
Terbersit pertanyaan, apakah seorang Daud sanggup berpikir atau bertindak sedemikian? Mari kita berusaha mempelajari bagian ini walaupun seorang sarjana, W. Brueggemann, mengomentari bagian ini ‘these verses (ay. 6-8) are among the most difficult in the books of Samuel’.
Latar Belakang 2 Sam. 5
Jika kita membaca kitab 1 dan 2 Samuel, kita akan mempelajari suatu transisi yang terjadi di Israel dari sistem kepemimpinan para hakim menuju ke sistem kepemimpinan monarki. Monarki pertama dipegang oleh raja Saul dan selanjutnya oleh raja Daud. Estafet kepemimpinan ini berjalan dengan tidak lancar (namun hal ini tidak perlu dibahas di sini karena itu bukan merupakan inti pembahasan). Anak buah dan keturunan Saul tidak tinggal diam untuk mengambil alih tahta kepemimpinan di Israel. Mereka didukung oleh semua suku, kecuali suku Yehuda yang mendukung Daud. Mereka berusaha merebut tetapi akhirnya Daud dan kelompoknyalah yang menang. Singkat cerita, kelompok pendukung keturunan Saul akhirnya justru mendukung Daud menjadi raja.
2 Samual 5 ini menceritakan suku-suku Israel yang sebelumnya mendukung keturunan Saul untuk menjadi raja, justru datang kepada Daud dan menyatakan dukungan mereka atas Daud untuk memerintah mereka. Yerusalem menjadi pusat pemerintahan Daud atas Israel dan Yehuda (2 Sa. 5:5). Namun untuk mendapatkan kota Yerusalem, Daud harus mengalahkan bangsa Yebus yang mendiami Yerusalem.
Arti kata ‘orang buta dan orang timpang’
Ketika Daud hendak merebut kota Yerusalem, penduduk Yebus menyambutnya dengan ucapan : "Engkau tidak sanggup masuk ke mari; orang-orang buta dan orang-orang timpang akan mengenyahkan engkau!" Ucapan tersebut bahkan langsung diartikan oleh penulis kitab Samuel: “Maksud mereka: Daud tidak sanggup masuk ke mari”.
Kata ‘orang buta dan orang timpang’ (Ibrani : ‘iwwÄ“r ûpissÄ“aH) muncul sebanyak 3 kali dari ayat 6-8. Perhatikan ay. 6-8:
Lalu raja dengan orang-orangnya pergi ke Yerusalem, menyerang orang Yebus, penduduk negeri itu. Mereka itu berkata kepada Daud: "Engkau tidak sanggup masuk ke mari; orang-orang buta dan orang-orang timpang akan mengenyahkan engkau!" Maksud mereka: Daud tidak sanggup masuk ke mari. Tetapi Daud merebut kubu pertahanan Sion, yaitu kota Daud. Daud telah berkata pada waktu itu: "Siapa yang hendak memukul kalah orang Yebus, haruslah ia masuk melalui saluran air itu; hati Daud benci kepada orang-orang timpang dan orang-orang buta." Sebab itu orang berkata: "Orang-orang buta dan orang-orang timpang tidak boleh masuk bait."
Dalam ay. 6 ada kesan jika kalmat ‘orang-orang buta dan orang-orang timpang akan mengeyahkan engkau’ memberi arti bahwa kalimat tersebut adalah kalmat kiasan dengan pemberian arti bahwa Daud tidak akan sanggup masuk ke Yerusalem. Tetapi ay. 7 dan 8 memberi kesan bahwa Daud dan orang-orang menanggapinya secara literal dengan munculnya kalimat: “hati Daud benci kepada orang-orang timpang dan orang-orang buta." Sebab itu orang berkata: "Orang-orang buta dan orang-orang timpang tidak boleh masuk bait."
Bersambung……………