Sekarang Tell Beitin, di jalan batas air, 19 km di utara Yerusalem. Meskipun ada beberapa petunjuk tentang pemukimannya yang lebih kuno, kota ini kelihatannya telah didirikan pada awal Zaman Perunggu. Pada zaman ini Abram tinggal di sebelah timur Betel, di mana ia mendirikan mezbah bagi Yahweh (Kej. 12:8). Sesudah kunjungannya ke Mesir (Kej. 13:3) ia kembali ke tempat ini. Bagi Yakub, Betel adalah awal dari kenyataan Allah, yang bagi dia adalah “Allah dari Betel” (Kej. 31:13; 35:7). Ia melihat Yahweh dan ia menamakan tempat ini “rumah Allah” (Ibrani bet-”el) dan mendirikan suatu tiang (Ibrani matstseva, TIANG) (Kej. 28:11-22). Ia dipanggil ke Betel sewaktu kembali dari Haran, dan mendirikan suatu mezbah dan tiang dan mengulangi Nama yang telah diberikan sebelumnya (Kej. 35:1-15). Tempat letaknya mungkin Burg Beitin, sebelah tenggara dari Tell Beitin, “pundak Luz” (Yos. 18:13).
Di awal Zaman Perunggu akhir, di sini dibangun tembok kota yang kuat, disusuli oleh masa makmur di mana dibangun rumah-rumah mewah bergaya Mesir. Kemunduran lambat laun terjadi dan akhirnya mengalami kehancuran sangat dahsyat. Puing-puing reruntuhannya ditemukan di tempat-tempat tertentu pada kedalaman 2 m. Kepingan-kepingan dan perbedaan kebudayaan dari kebudayaan penduduk sesudahnya, dijadikan dasar untuk mengira bahwa kehancuran itu disebabkan oleh masuknya orang Israel pada bagian kedua abad 13 sM (Yos. 12:16; Hak. 1:22-26).
Betel dibagikan kepada suku Yusuf yang merebutnya, khususnya kepada Efraim (1Taw. 7:28), dan berbatasan dengan daerah Benyamin (Yos. 18:13). Orang Israel segera menduduki kota itu dan menamakannya dengan nama yang diberikan Yakub berhubungan dengan penglihatannya, dan bukan nama Luz (Hak. 1:23). Waktu Israel perlu menghukum Benyamin, maka mereka mencari nasihat tentang cara menyerangnya dan mengadakan kebaktian di Betel karena “di sana tabut perjanjian Allah” (Hak. 20:27; 21:1-4).
Kota Betel adalah tempat keramat juga pada zaman Samuel, dan ia tiap thn mengunjunginya (1Sam. 7:16; 10:3). Benda sejarah yang masih ada dari zaman itu menunjukkan suatu masyarakat sederhana dan tak aman. Tempat ini terbakar dua kali, mungkin dibakar oleh orang Filistin.
Di bawah kerajaan kota ini makmur, kemudian menjadi pusat dari kebaktian Yerobeam sekaligus menyaingi Yehuda. Pusat kebaktian itu dijatuhi kutuk oleh abdi Allah yang berasal dari Yehuda (1Raj. 12:28-13:32). Abia dari Yehuda merebutnya (2Taw. 13:19) dan putranya, Asa, mungkin yang menghancurkannya (2Taw. 14:8). Elisa menjumpai sekelompok “putra nabi” dari Betel tapi juga anak-anak yang mengejek dia (2Raj. 2:3,23). Amos menjatuhkan kutuk atas upacara tempat keramat raja Israel (Am. 4:4; 5:6; 7:13; bdk. Hos. 10:15), dan Yeremia menunjukkan bahwa upacara itu sia-sia (Yer. 48:13).
Sang imam yang diutus untuk mengajar penduduk Asyur di Samaria tinggal di Betel (2Raj. 17:28). Di sana terus ada pemujaan sampai Yosia menggunakan kelemahan Asyur untuk memasuki Israel dan merusak tempat-tempat keramatnya. Tidak ada bekas dari kuil Yerobeam yang ditemukan dalam penggalian; mungkin sekali kuil itu ada di luar kota di tempat mezbah-mezbah para leluhur Israel. Pada abad 6 sM kota ini dihancurkan oleh api. Orang-orang yang kembali dari pembuangan tinggal di Betel (Neh. 11:31), tapi kebaktian mereka berpusat di Yerusalem (7a; Neh. 7:2). Kota ini berkembang pada zaman Helenistis sampai dikuatkan oleh Bacchides kira-kira 160 sM (1 Makabe 9:50). Vespasianus merebut kota ini pada thn 69 M. Tapi ia tidak langsung membangunnya kembali, dan barulah kemudian dibangun menjadi kota Romawi. Kemudian Betel berkembang terus sampai orang Arab mengalahkannya.
Sumber: Ensiklopedia Alkitab Masa Kini (Software Sabda 4)
DTS