Organisme tumbuh-tumbuhan yg esensial, yg memungkinkan kelangsungan jenisnya dapat terus bersinambungan. Tumbuh-tumbuhan penghasil benih disebut dalam Kejadian 1:11.
Dalam Alkitab terjemahan lama, keturunan dari jenis Homo sapiens disebut “benih” (Kej. 3:15; 13:15). Demikianlah benih Abraham menjadikan Ishak dan keturunan-keturunannya (Kej. 21:12; 28:14). Hubungan Allah dengan umat-Nya menciptakan suatu lembaga abadi bagi benih Israel (Mzm. 89:3), yg akan diperintah oleh seorang keturunan Daud (Kis. 2:30). Hal itu ditafsirkan oleh orang Kristen purba sebagai Kristus Sang Mesias (2Tim. 2:8).
Gagasan tentang benih sebagai unit reproduksi kehidupan tumbuh-tumbuhan muncul dalam beberapa perumpamaan Kristus. Makna kiasan dari benih berbeda-beda pada perumpamaan-perumpamaan itu. Dalam perumpamaan tentang benih dan penabur (Mat. 13:3-23; Luk. 8:5-15), Matius menafsirkan benih itu sebagai “firman Kerajaan”, sedangkan Markus (Luk. 4:3-20) dan Lukas mengartikannya sebagai “firman Allah”. Dalam perumpamaan tentang benih gandum dan lalang (Mat. 13:24-30), “benih yg baik” itu diartikan sebagai anak-anak kerajaan, sedangkan dalam perumpamaan tentang biji sesawi (Mat. 13:31,32; Mrk. 4:30-32) benih itu menunjuk pada kerajaan sorga. Dalam Markus 4:26-29 rahasia sekitar perkembangan kerajaan Allah disamakan dengan perkembangan pertumbuhan sebutir benih.
Ajaran Paulus tentang kebangkitan tubuh (1Kor. 15:35 dab) merefleksikan pemikiran Kristus mengenai perlunya biji gandum mati dahulu sebelum dapat menghasilkan banyak buah (Yoh. 12:24). Tubuh kebangkitan orang percaya berbeda total dalam bentuk dan tingkatannya dibandingkan dengan yg terkapar di kuburan, seperti perbedaan antara biji ara dari pohon ara dewasa.
Sumber: Ensiklopedia Alkitab Masa Kini (Software Sabda 4)
DTS