Ibrani
Sebagian besar dari PL ditulis dalam bahasa Ibrani. Bahasa Ibrani adalah salah satu dialek orang Kanaan selain bahasa Fenesia, Ugarit dan Moab. Dialek-dialek tersebut sudah ada di tanah Kanaan sebelum Kanaan ditaklukkan oleh orang Israel.
Bahasa Ibrani termasuk dalam rumpun bahasa Semit. Rumpun bahasa Semit meliputi daerah-daerah dari laut Tengah hingga pegunungan sebelah timur lembah sungai Efrat, dari Armenia (Turki) di utara hingga ke selatan ujung pegunungan Arab. Rumpun bahasa Semit dibagi lagi atas bagian selatan (Arab dan Etiopia), timur (Akkadia), baratlaut (Aram, Siria dan Kanaan).
Alfabet Ibrani terdiri atas 22 konsonan; vokal-vokalnya baru ditemukan dan ditambahkan kemudian. Asal usul alfabet ini tidak diketahui. Contoh huruf Kanaan tertua disimpan dalam suatu catatan lempengan bahasa Ugarit dari abad ke-14 SM. Gaya penulisan huruf-huruf tersebut disebut “paleo-Hebrew script”, yaitu ilmu penulisan naskah Ibrani kuno. Naskah yang dipergunakan dalam bahasa Ibrani Alkitab modern (Aram atau naskah konvensional) langsung digemari setelah pembuangan Israel ke Babel (abad ke-6 SM). Gaya penulisan yang lebih tua masih dipergunakan sekali-kali pada era kekristenan awal untuk penulisan mata uang dan penulisan nama Allah, Yahweh sebagai tetragrammaton YHWH. Huruf Ibrani selalu ditulis dari kanan ke kiri.
Aram
Beberapa bagian dari PL ditulis dalam bahasa Aram (Dan. 2:4b-7:28; Ezra 4:8-6:18; 7:12-26). Frase dan ungkapan bahasa Aram juga muncul dalam Kejadian 31:47; Yeremia 10:11 dan PB. Bahasa Aram kemungkinan merupakan bahasa yang sejarahnya terus hidup dalam jangka waktu yang paling lama dari yang pernah ada. Bahasa Aram dipergunakan selama masa para bapa leluhur dan masih dipakai oleh beberapa orang sekarang. Bahasa Aram dan bahasa yang serumpun dengannya (Siria) berkembang ke dalam banyak dialek di berbagai tempat dan jaman. Dengan cirinya yang sederhana, jelas dan teliti, bahasa Aram bisa beradaptasi dengan mudahnya untuk menjawab kebutuhan sehari-hari. Bahasa Aram juga dapat dipakai oleh para sarjana, pelajar, ahli hukum maupun pedagang. Beberapa orang menyamakan bahasa Semit ini dengan bahasa Inggris.
Asal usul bahasa Aram tidak diketahui, tetapi kelihatannya memiliki hubungan dengan bahasa Amori atau dialek Semit sebelah barat laut yang hamper tidak diketahui oleh para sarjana. Menjelang akhir abad ke-8 SM, utusan-utusan raja Hizkia meminta juru bicara raja Asyur untuk berbicara dalam bahasa Aram karena mereka mengerti (2 Raja 18:26). Menjelang masa kerajaan Persia, bahasa Aram menjadi bahasa perdagangan internasional di daerah Timur Tengah.
Kemungkinan orang Yahudi mengadopsi bahasa Aram selama masa pembuangan untuk kemudahan saja. Tentunya mereka mempergunakan bahasa Aram untuk keperluan perdagangan, sementara bahasa Ibrani hanya dipakai terbatas untuk keperluan ilmiah dan keagamaan. Setelah masa pembuangan ke Babel, bahasa Aram dipergunakan secara meluas di tanah Palestina. Nehemia mengeluh karena anak-anak yang lahir dari perkawinan campur tidak biasa berbahasa Ibrani (Neh. 13:24). Orang Yahudi kelihatannya terus mempergunakan bahasa Aram secara meluas selama masa penjajahan Persia, Yunani dan Romawi. Yesus juga berbicara dalam bahasa Aram; beberapa kitab Injil, walaupun ditulis dalam bahasa Yunani, tetap mempertahankan kata-kata yang diucapkan Yesus dalam bahasa Aram. Pada akhirnya, kitab Suci yang ditulis dalam bahasa Ibrani juga diterjemahkan ke bahasa Aram, yaitu apa yang kita sebut dengan Targum. Beberapa bagian Targum juga ditemukan di Naskah-naskah Laut Mati.
NK_P