Pendahuluan
Orang bilang orang Indonesia makan apa saja, semua yang berkaki, kecuali kaki meja. Hal ini menjadikan Imamat 11 menjadi satu pasal yang paling tidak disuka oleh kita. Secara umum kitab Imamat seperti buku manual. Memberikan arahan umat Tuhan pada waktu itu tentang bagaimana caranya untuk datang kepada Allah yang kudus dengan kekudusan. Ini bukan hukum moral yg masih mengikat kita sampai sekarang, ini adalah hukum seremoni yang sudah digenapkan oleh Kristus.. namun pesan utamanya yang masih terus ada sampai sekarang dan akan terus ada sampai selamanya adalah Allah adalah kudus. Makanan yg sehat dan tidak sehat buat tubuh memang benar ada pesannya disini, namun itu bukan pesan utama. Karena di PB hal itu larangan ini tidak dilanjutkan. Namun pesan utama dari kitab Imamat, termasuk dalam kaitannya dengan makanan dalam pasal ini, yaitu atribut kekudusan Allah yg diwakili oleh makanan-makanan yg boleh dimakan tetaplah ada sampai sekarang dan selama-lamanya (Bnd Kis 11:6 , Mat 15:11).
Dalam pasal ini kita belajar beberapa prinsip yang tentunya masih berlaku sampai sekarang
1. Pentingnya kekudusan bagi Allah
-Sampai makanan aja Allah urusin
-Pasal 10, Nadab dan Abihu adalah cerita yg menunjukan bahwa kekudusan Allah sangat penting.
-kata kudus 878, kata kasih 853 muncul di Alkitab
-Serafim memuji “kudus, kudus, kuduslah Tuhan
Kita tahu dan ingat ketika Paulus menulis surat pada jemaat, beberapa kali dia menyebut mereka sebagai orang-orang kudus dan dari sana kita belajar bahwa itu maksudnya adalah secara status kita sudah kudus dihadapan Allah (bnd; Ef 5:27). Kita juga tahu bahwa secara kenyataan kehidupan kita sangat jauh dari kudus dan kita masih berbuat dosa walaupun orang percaya tidak mungkin berbuat dosa terus menerus. 1 Yohanes 3:9 “tidak dapat berbuat dosa” adalah present continues tense jadi yg lebih tepatnya terjemahannya tidak dapat terus menerus berbuat dosa.
Namun yg sering kita lupa atau sengaja dilupakan adalah betapa pentingnya kekudusan itu bagi Allah.
Allah yg kudus adalah atribut Allah yg paling sulit untuk dijelaskan dan mungkin tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata manusia yang terbatas. Allah yang mengasihi atau Allah yang berkuasa. Namun Allah yang kudus?
A.W.Tozer menulis, “We cannot grasp the true meaning of divine holiness. It stands apart, unique, unapproachable, incomprehensible, and unattainable. The nature of man is blind to it. He may fear God’s power and admire His wisdom, but His holiness, he can never even imagine.”
Sangat indah membahas Allah itu kasih, Allah itu maha kuasa, namun ketika membahas Allah itu kudus?Allah itu kasih, sampai kita jadi kurang ajar. Allah itu maha kuasa, Dia bisa menyembuhkan, memulihkan, membuat yg tidak ada menjadi ada membuat kita menjadi pemaksa Allah dan menganggap diri kita lebih pintar dari Allah. Allah itu kudus, ini ngeri-ngeri sedap. Allah yang kudus mengharuskan kita kudus. Yesus berkata “berbahagialah mereka yang suci hatinya karena mereka akan melihat Allah”.
2. Allah adalah standar kekudusan
Muncul banyak pertanyaan bagi kita yang memberanikan diri membahasnya dan ingin hidup di dalamnya. Kudus yang seperti apa?Bisa tidak? Standarnya apa?
Standar adalah Allah sendiri.
Binatang-binatang yg boleh dimakan mencerminkan kekudusan Allah dan yang tidak mewakili dosa. Binatang yang tidak boleh dimakanpun ada kriterianya. ada yg masuk kriteria yg satu, namun tidak criteria yg lain. Binatang yg memamah biak boleh, namun juga harus kukunya bersela panjang. Ada standarnya. Allah memiliki standarNya sendiri tentang kekudusan dan dalam hal ini kuduslah sama seperti Dia yang kudus.
Dua hal ini, yaitu Allah dan kudus membuat banyak orang, terutama orang Budha yang sulit memahami. Pertama, mereka tidak percaya Allah karena secara hakiki sebenarnya mereka Atheis. Kedua mereka salah dalam standar. karena penekanan pengajaran mereka adalah berbuat baik, dan jika Budha Tibet ditambah dengan berbagai macam ritual. Standar mereka adalah perbuatan baik yang konstan dan disiplin dalam ritual. Walaupun sulit, mungkin 0,00000001%,namun masih bisa.
Allah adalah standart dan jika dibawah standart maka tidak bisa dibilang baik atau kudus. Mercy punya iklan, the best or nothing.
Hampir benar itu salah. Hampir bersih itu kotor. Hampir kudus itu dosa
Jadi apakah kita bisa hidup kudus di dunia ini sesuai dengan standar Allah?. Alkitab berkata bahwa kesempurnaan kita akan penuh ketika kita bertemu muka dengan Kristus dan sebelum itu kita sedang dalam perjalanan menuju kesana. Jadi kudus 100% tidak bisa. Tapi ingat, bukan itu yang penting. Bukan itu yang dilihat Allah. Usaha kita untuk hidup kudus itu yang dilihat Allah. Ketika kita jatuh dalam satu aspek datang pada Yesus, mohon ampun dan kekuatan untuk bangkit kembali.
3. Ciptaan yang sudah jauh dari sempurna
Bandingkan ciptaan dengan ketika penciptaan yang mana Tuhan menyebut semua ciptaan dengan “baik”, dan sekarang, jangan makan ini, jangan makan itu. Sebelum air bah pun ada binatang yang haram dan tidak (Kej 7:2;8:20)
Kita hidup di dunia yang sudah kacau. Bukan hanya dalam hal makanan seperti beras palsu, petisida, dan bahan-bahan berbahaya lainnya. Anak-anak kita hidup di dunia yang lebih kacau dari masa kita anak2. Ini tantangan jaman yang harus kita hadapi. Narkotika, sex bebas, egoisme, teknologi, game, aplikasi smartphone yang berbahaya (I doser), belum lagi aliran-aliran sesat yang ngakunya Kristen.
Inilah tantangan yang harus dihadapi dengan serius dan sekuat tenaga, akal dan pikiran dicurahkan
Apa yang harus kita lakukan sekarang?
Jauhi dosa.
Makanan –makanan yang dilarang ini disentuhpun tidak boleh dan menajiskan orang yang menyentuhnya. Berjaga-jagalah dan berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan (Mat.26:41)Jika sudah tahu ada kemungkinan jatuh dalam dosa dosa, dijauhi jangan justru didekati. Amsal 27:12 berkata, kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka. Bukan berarti kita penakut, namun ini menunjukan bahwa kita juga sangat serius terhadap dosa. Kita sangat serius dalam hal menjaga kekudusan karena Allah adalah kudus dan Dia mau kita juga hidup kudus. Jerry Bridges Bercerita bagaimana secara tidak sengaja membuka chanel porno di sebuah hotel dan setelah itu dia berjanji tidak akan pernah membuka TV di hotel secara acak. Buat kita yang penuh dengan kelemahan, hati-hati. Allah sangat serius mengenai kekudusan.
Firman Tuhan yang mengubahkan (Rm.12:2)
Di sini Paulus pada hakekatnya menasehatkan kita dengan sangat agar kita “terus menerus membawa diri kita kepada FT yang mengubahkan. Kita tidak bisa membersihkan diri sendiri yang kotor tanpa sabun dan air, namun sabun dan air tidak bisa membersihkan kita jika kita tidak pergi ke kamar mandi dan mandi.
Kesimpulan
Minggu pertama di tahun yang baru. Resolusi sudah disusun dan komitmen sudah dicanangkan. Tidak ada salahnya meninjau ulang dan re-cek, apakah komitmen untuk hidup kudus dalam hidup sehari-hari merupakan prioritas atau tidak. Kristus mati bagi kita supaya kita kudus dan tak bernoda di hadapanNya. Ini persoalan serius. Kuduslah kamu seperti Dia yang kudus.