Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu memulai dengan sebuah pengakuan dan apresiasi. Sebagian orang di luar Kristus memang menunjukkan moralitas yang baik, bahkan tidak jarang melebihi kesalehan beberapa orang Kristen. Hal ini seharusnya tidak mengagetkan kita. Alkitab juga mengajarkan bahwa Allah memberikan wahyu umum berupa alam semesta (Rom 1:18-20), hukum moral (Rom 2:14), dan hati nurani (Rom 2:15). Allah juga memberikan para pemerintah supaya mereka menghadirkan dunia yang lebih baik (Rom 13:1-7). Jadi, Alkitab tidak pernah menyangkal bahwa orang-orang di luar Kristus mampu melakukan kebaikan. Kalau demikian, persoalannya terletak di mana?
Pada saat Alkitab mengatakan ‘tidak ada seorang pun yang benar’ (misalnya Rom 3:10-20), hal itu harus diukur berdasarkan tuntutan Allah yang sempurna (Rom 2:13). Kenyataannya, tidak ada seorang pun yang mampu memenuhi tuntutan ini (Rom 2:17-24). Yakobus menjelaskan bahwa menaati seluruh Taurat tetapi melanggar satu perintah saja sudah merupakan pelanggaran terhadap seluruh isi Hukum Taurat (Yak 2:10). Semua manusia bukan hanya gagal satu kali, tetapi berkali-kali dan dalam banyak hal (Yak 3:2a).
Mengapa tidak ada satu orang pun yang tidak berdosa (2 Taw 6:36)? Mengapa semua orang telah berdosa (Rom 3:23)? Ini membuktikan bahwa semua manusia berada di bawah kekuasaan dosa. Allah memang tidak mengambil semua kebaikan dalam diri manusia, tetapi kebaikan yang Ia ‘sisakan’ dalam diri manusia tetap tidak mencukupi untuk menghasilkan keselamatan. Hanya melalui kebenaran Kristuslah kita diperhitungkan sebagai orang benar.