Perdebatan seputar waktu yang tepat sehubungan dengan penyaliban Yesus Kristus terus berlanjut. Sebagian orang tidak hanya mempertanyakan ‘hari’ kematian Yesus Kristus (Rabu atau Jumat?), namun juga ‘jam’ penyalibannya. Berkaitan dengan isu yang terakhir, kitab-kitab Injil tampaknya memberi keterangan yang sekilas sangat berbeda. Menurut Markus 15:25 Yesus disalib pada pukul 9 pagi, sedangkan menurut Yohanes 19:14 pada pukul 12 siang. Bagaimana menanggapi perbedaan catatan ini? Apakah ini sebuah kontradiksi?
Hal terutama yang perlu kita pahami adalah perbedaan konseptual tentang waktu antara orang-orang kuno dan modern. Kita terbiasa memikirkan waktu dengan ketepatan yang detil. Seiring dengan perkembangan sains dan teknologi, kita bahkan mampu mengukur kecepatan waktu yang jauh lebih kecil daripada detik. Hal ini sangat berbeda dengan orang-orang kuno. Kehidupan mereka tidak dibatasi oleh waktu yang detil. Ukuran waktu terkecil bagi mereka adalah ‘jam’, itupun tidak persis seperti pemahaman kita tentang ‘jam’ sebagai 60 menit.
Hal lain yang juga tidak boleh dilupakan adalah perbedaan cara menghitung hari maupun jam. Orang-orang Yahudi pada zaman Alkitab memahami satu hari terdiri dari 12 jam (Yoh 11:9a “Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari?”), karena mereka menghitung jam dari pukul 6 pagi sampai pukul 6 petang. Sebagai contoh, terjemahan ‘pukul 9 pagi’ (Mar 15:25) dalam teks asli sebenarnya tertulis ‘jam ke-3’, begitu pula ‘pukul 12 siang’ (Yoh 19:14) tertulis ‘jam ke-6’. Di bawah pukul 6 pagi dapat dihitung sebagai hari sebelumnya, demikian pula di atas pukul 6 petang bisa dianggap hari sesudahnya.
Di samping perbedaan dalam hal permulaan hari dan jumlah jam dalam sehari, perbedaan lain adalah rujukan waktu. Berbeda dengan orang modern yang terbiasa dengan perhitungan jam yang detil, orang-orang pada zaman Alkitab hanya menggunakan pembagian jam yang lebih umum dan panjang. Dari pagi sampai petang biasanya hanya dibagi menjadi 4 bagian: pukul 9 siang, 12 siang, 3 sore, dan 6 petang (Mat 20:3-5). Perhitungan yang lebih detil daripada perhitungan umum ini adalah ‘jam’ (Mat 20:6). Dari petang sampai pagi juga terdiri dari 4 bagian: menjelang malam, tengah malam, waktu ayam berkokok, atau pagi-pagi benar (Mat 13:35).
Semua rujukan waktu di atas tidak jarang diberi keterangan ‘sekitar’ atau ‘kira-kira’. Penambahan keterangan semacam ini sangat bisa dipahami, karena alat ukur yang digunakan memang hanya mengandalkan sudut posisi matahari di langit (posisi di timur, di antara timur dan tepat di atas kepala, di atas kepala, di antara tepat di atas kepala dan barat, barat). Tidak ada arloji atau jam dinding pada zaman kuno. Situasi ini kadangkala menimbulkan masalah kecil pada waktu dua orang yang berbeda mencoba mengukur waktu dari sebuah peristiwa yang terjadi pada suatu titik di antara pergantian 4 bagian tersebut. Misalnya, pukul 8.30 pagi dapat dimasukkan ke bagian 1 (pukul 6-9 pagi) atau bagian ke-2 (pukul 9 pagi – 12 siang), tergantung pada penafsiran mereka terhadap posisi matahari. Tidak ada alat ukur yang pasti dalam kasus-kasus semacam ini.
Jika perbedaan konseptual dan perhitungan waktu di atas tidak diperhatikan, kita akan terjebak pada kesalahan ‘anakronistis’, yaitu memaksakan sebuah pemahaman modern yang tidak sama atau relevan dengan situasi pada zaman sebelumnya. Kesalahan inilah yang sering dilakukan oleh mereka yang mencoba menyalahkan Alkitab tanpa mengenal budaya kuno Alkitab dengan baik.
Sekarang kita akan mencoba mengerti Markus 15:25 dan Yohanes 19:14 dengan perspektif kuno di atas. Ungkapan ‘pukul 9’ di catatan Markus bisa merujuk pada saat-saat terakhir menjelang bagian ke-1 (pukul 6-9 pagi) berakhir atau awal bagian yang ke-2 (pukul 9-12 siang), tergantung pada bagaimana seseorang melihat sudut posisi matahari di langit. Begitu pula, ungkapan ‘pukul 12’ bisa merujuk pada sembarang waktu sebelum bagian ke-2 berakhir. Fleksibilitas perhitungan ini sendiri diisyaratkan oleh Yohanes melalui penambahan keterangan ‘kira-kira’ (hōs) pada catatannya. Berdasarkan hal ini kita boleh menduga bahwa penyaliban kemungkinan besar dimulai pada sekitar pukul 10 atau 10.30 (dua orang yang berbeda bisa memasukkan pukul 10 atau 10.30 ke dalam bagian ke-1 atau ke-2, tergantung penafsirannya terhadap posisi matahari). Yohanes sengaja memilih yang kedua, karena ia mungkin ingin menegaskan bahwa penyaliban dan kematian Yesus terjadi sangat dekat dengan penyembelihan domba di siang hari sebagai persiapan untuk makan malam Paskah menjelang Sabat. Bukankah Injil Yohanes sejak awal mencatat: “Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia (1:29, 36)”? Soli Deo Gloria.