Mengapa Anak Domba Paskah Dikurung Selama 4 (Empat) Hari?

Posted on 09/08/2020 | In QnA | Ditulis oleh Pdt. Yakub Tri Handoko | Leave a comment

https://i0.wp.com/rec.or.id/images/article/mengapa-anak-domba-paskah-dikurung-selama-4-empat-hari.jpg Mengapa Anak Domba Paskah Dikurung Selama 4 (Empat) Hari?

Menurut Keluaran 12:1-14 perayaan Paskah dilakukan setiap tanggal 14 Nissan. Sebelum domba dikurbankan dan dimakan bersama-sama, domba itu harus dikurung selama 4 hari (12:3, 6). TUHAN tidak memberikan alasan yang jelas dan detil di balik perintah ini. Tidak heran, sebagian orang mengalami kebingungan.

Untuk mengetahui jawaban atas pertanyaan di atas kita hanya mengandalkan beberapa petunjuk tersirat dalam Alkitab. Pertama, masa kurungan ini berguna untuk mengetahui keadaan domba dengan seksama. Hal ini perlu dilakukan karena domba yang dipersembahkan harus tanpa cela (12:5). Pemilik domba harus benar-benar mengamati setiap detil dalam tubuh domba itu. Menurut tradisi ada 50 poin inspeksi yang perlu dilakukan. Tidak heran, domba Paskah perlu dikurung selama 4 hari.

Kedua, masa kurungan ini berhubungan dengan pelaksanaan Hari Raya Roti Tidak Beragi (12:15). Perayaan Paskah yang berlangsung selama sehari (14 Nisan petang hari) langsung diikuti dengan perayaan Roti Tidak Beragi selama seminggu (15-21 Nissan). Jadi, persiapan Paskah tidak mungkin terlalu lama karena langsung diikuti hari raya lain tetapi juga tidak bisa terlalu singkat karena butuh waktu yang cukup untuk mengecek kondisi domba.

Ketiga, masa kurungan dimaksudkan sebagai masa identifikasi diri. Walaupun Alkitab tidak menjelaskan secara detil di mana domba Paskah harus dikurung, banyak orang menduga domba itu dikurung di dalam rumah. Dia tidak boleh dicampurkan dengan domba-domba lain. Dugaan ini tidak berlebihan, karena domba ini mewakili seluruh (atau beberapa keluarga), darahnya harus dipercikkan di pintu rumah dan dagingnya dimakan oleh setiap keluarga di rumah mereka (12:7-8).

Selama kurun waktu pengurungan 4 hari ini pemilik domba bukan hanya menginspeksi kondisi domba, tetapi juga membangun kedekatan. Seluruh anggota keluarga menyadari bahwa domba itu merupakan pengganti bagi anak sulung mereka (12:12-13). Mereka “berhutang” pada domba tersebut. Domba itu menjadi domba yang khusus dan dekat dengan hati mereka. Anak domba menggantikan anak sulung mereka.

Penggenapan ultimat dari Hari Raya Paskah ada dalam diri Yesus. Dia adalah Anak Domba Paskah (1Kor. 5:7) yang tidak bercacat dan tidak bercela (1Pet. 1:18-19). Melalui pengurbanan-Nya tersedia kelepasan sempurna dari dosa dan upahnya. Seperti anak domba Paskah yang dikurung di dalam rumah, Yesus Kristus datang ke dalam dunia. Dia menjadi sama dengan manusia. Dia merasakan penderitaan kita (Ibr. 4:14-16). Soli Deo Gloria.

https://i0.wp.com/rec.or.id/wp-content/uploads/2020/12/logo.png logo writter

Pdt. Yakub Tri Handoko

Reformed Exodus Community