Bolehkah Orang Kristen Mengikuti Feng Shui?

Posted on 31/05/2020 | In QnA | Ditulis oleh Pdt. Yakub Tri Handoko | Leave a comment

https://i0.wp.com/rec.or.id/images/article/bolehkah-orang-kristen-mengikuti-fengshui.jpg Bolehkah Orang Kristen Mengikuti Feng Shui?

Bagi banyak orang istilah “feng shui” sudah tidak asing lagi. Tidak sedikit yang mungkin pernah memanfaatkan pengetahuan feng shui. Beberapa meyakini bahwa kehidupan mereka telah dipengaruhi oleh feng shui.

Nah, apakah yang dimaksud dengan feng shui? Bolehkan orang-orang Kristen mengikuti feng shui?

Istilah feng shui mengandung dua ide: angin dan air. Secara umum feng shui merujuk pada sebuah sistem hukum yang berkaitan dengan pengaturan tempat dan arah dalam kaitan dengan jalur energi dan diyakini berpengaruh terhadap orang yang memiliki atau menempati suatu bangunan. Posisi dan arah setiap ruangan dipertimbangkan matang-matang supaya menghindari dampak buruk dan mendatangkan dampak baik. Kebaikan yang dimaksudkan biasanya (tidak selalu) dikaitkan dengan keuangan, kesehatan dan kesuksesan.

Ada beragam bentuk dan metode feng shui. Filosofi yang melandasinya juga beragam: dari taoisme sampai Gerakan Zaman Baru. Tidak heran, para pakar feng shui juga kadangkala bersilang pendapat tentang hal-hal tertentu. Inti feng shui sebenarnya terletak pada keseimbangan dualistik: keseimbangan energi dan alirannya, keseimbangan antara yin dan yang, terang dan gelap, tinggi dan rendah, dan seterusnya.

Bagi sebagian orang feng shui dipandang sebagai takhayul. Sama sekali tidak masuk akal. Produk zaman primitf yang tidak relevan dengan zaman sekarang. Pandangan ini tampaknya tidak sepenuhnya benar. Beberapa ajaran feng shui terlihat masuk akal. Bahkan beberapa orang intelektual zaman sekarang juga mengadopsi feng shui.

Yang lain melihat feng shui sebagai sains semu. Maksudnya, ada beberapa pandangan dalam feng shui yang masuk akal dan ada pula yang dianggap berlebihan (bahkan menabrak akal sehat). Beberapa ajaran feng shui jelas terdengar masuk akal. Misalnya, tidak sukar untuk menyetujui bahwa pintu kamar mandi sebaiknya tidak langsung berhadapan dengan meja makan. Pengaturan ruangan supaya udara bisa masuk dari pintu ke seluruh ruangan juga mudah untuk diaminkan. Ada pula beberapa ajaran yang sukar dimasukkan nalar karena tidak ada keterkaitan yang dapat ditunjukkan atau dijelaskan. Misalnya, keberhasilan bisnis ditentukan oleh arah pintu kamar mandi. Apa kena mengena antara pintu kamar mandi dengan pekerjaan atau usaha di kantor? Lagipula, sebagian orang tetap bisa berhasil walaupun pengaturan rumah mereka secara feng shui keliru.

Jika diteliti lebih lanjut, feng shui bukan sekadar sains yang semu, tetapi juga agama yang semu. Di balik beberapa metode feng shui terdapat keyakinan relijius tertentu. Bukan kebetulan kalau banyak praktisi feng shui juga mengadopsi Gerakan Zaman Baru yang bersifat panteistik (segala sesuatu adalah Allah). Ada energi tidak kasad mata di dalam segala sesuatu. Bagaimana mengatur energi tersebut melalui relokasi benda-benda dalam bangunan akan menentukan kualitas kehidupan manusia (kedamaian, keberhasilan, harmonim, dsb). Jadi, feng shui merupakan gabungan dari sains, tkahayul dan religi.

Orang-orang Kristen tidak sepatutnya mempercayai dan mempraktekkan feng shui. Yang menentukan kualitas hidup kita bukanlah pengaturan eksternal seperti lokasi atau arah ruangan maupun benda-benda. Kedamaian kita berasal dari Allah Tritunggal melalui Yesus Kristus (Rm. 5:1). Kedamaian, damai sejahtera dan sukacita berhubungan dengan Kerajaan Allah (Rm. 16:17). Allah sanggup memberikan damai sejahtera yang melampaui segala pikiran yang akan menguasai hati dan pikiran kita (Flp. 4:7). Keberhasilan hidup ditentukan oleh ketaatan kita pada firman Tuhan (Mzm. 1:1-3). Soli Deo Gloria.

https://i0.wp.com/rec.or.id/wp-content/uploads/2020/12/logo.png logo writter

Pdt. Yakub Tri Handoko

Reformed Exodus Community