Bolehkah Bekerja Di Perusahaan Rokok? (Bagian 2)

Posted on 08/09/2019 | In QnA | Leave a comment

(Lanjutan tgl 1 September 2019)

Keempat, manfaat dari suatu tindakan bagi orang lain. Etika Kristiani juga mempertimbangkan faedah sebagai kaidah. Apa yang boleh dilakukan belum tentu harus dilakukan, apalagi jika tidak berguna bagi orang lain (1Kor. 6:12). Kita harus mengupayakan hal-hal yang membangun orang lain. Jika faktor ini dipertimbangkan secara serius, kita sulit menemukan alasan untuk membenarkan penggunaan rokok. Tidak baik untuk perokok dan tidak baik untuk orang lain.

Apakah semua penjelasan di atas membuat para pekerja di perusahaan rokok    lebih berdosa daripada pekerja di perusahaan lain yang produknya halal? Belum tentu juga. Walaupun produk halal, tetapi kalau proses yang dijalani keliru, dosanya sama saja. Produk halal tetapi limbah merusak lingkungan, misalnya. Produk halal, tetapi main suap sana-sini. Produk halal, tetapi karyawan diperlakukan semena-mena. Dalam hal ini kita tidak boleh terlalu menghakimi. Kita tahu persis betapa rusaknya dunia ini, termasuk dalam dunia bisnis. Masing-masing kita mempunyai pergumulan sendiri-sendiri. Bagi beberapa orang, bekerja di perusahaan rokok merupakan upaya untuk bertahan hidup. Mereka sadar bahwa hal itu keliru, tetapi mereka juga sadar bahwa membiarkan keluarga kelaparan (jika tidak memiliki pekerjaan) juga sebuah kesalahan. Kasus-kasus problematis lain masih bisa diberikan. Namun, intinya tetap sama: kita tidak boleh terlalu menghakimi orang lain.

Saya sendiri secara pribadi lebih suka untuk memberi dorongan dan tantangan bagi mereka yang bekerja di perusahaan rokok untuk berani memikirkan langkah lain. Mulai melatih iman mereka; meyakini bahwa TUHAN bisa membuka jalan di tempat lain. Harus ada upaya serius untuk melangkah ke sana.

Sambil menunggu hal tersebut, mereka perlu menjaga hati nurani supaya tidak kebal. Mengakui kesalahan adalah baik. Bukankah setiap kita – walaupun tidak bekerja di perusahaan rokok – juga merupakan kumpulan pendosa? Menyadari keberdosaan kita akan memampukan kita untuk semakin memahami anugerah Allah. Pada akhirnya, anugerah itulah yang akan memampukan kita untuk berani mengambil langkah. Soli Deo Gloria.

Yakub Tri Handoko