Bagaimana Mengetahui Apakah Seseorang Dipilih Oleh Allah?

Posted on 28/10/2018 | In QnA | Leave a comment

Doktrin pemilihan Allah sejak kekal atas sebagian orang berdosa merupakan ajaran Alkitab yang cukup jelas. Efesus 1:4-5 “Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya”. 2 Timotius 1:9  “Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman”.

Walaupun demikian, masih banyak kebingungan, kesalahpahaman, pertanyaan, atau bantahan terhadap doktrin ini. Apakah kita bisa mengetahui siapa yang dipilih dan siapa yang tidak? Seandainya bisa, bagaimana caranya?

Hal pertama yang perlu diketahui adalah sifat pilihan ini yang kekal. Sebelum dunia dijadikan Allah sudah memilih sebagian orang berdosa untuk diselamatkan, seperti yang diajarkan dalam dua teks di atas. Karena sifatnya yang kekal, tidak ada manusia yang mampu menembus pikiran Allah tersebut. Kita tidak mungkin bisa langsung mengetahui siapa yang dipilih dan siapa yang tidak. Karena itu, kita patut mewaspadai bahaya spekulasi yang berlebihan dan tidak diperlukan.

Bagaimanapun, keputusan kekal itu tidak sepenuhnya tersembunyi dari kita. Kita dapat mengetahui siapa yang dipilih dan siapa yang tidak berdasarkan respons mereka terhadap Injil. Inipun kita perlu melakukannya dengan sangat hati-hati.

Siapa saja yang sudah percaya kepada Yesus Kristus dengan sungguh-sungguh pasti sebelumnya sudah dipilih sejak kekal. Hal ini didasarkan pada Roma 8:29-30: mereka yang dipilih à ditentukan à dipanggil à dibenarkan à dimuliakan. Dalam teks Yunani, semua proses ini sudah pasti, walaupun tidak semua orang berada pada fase yang sama. Jika seseorang sudah mencapai tahap dibenarkan (beriman kepada Kristus sehingga kebenaran Kristus menjadi kebenarannya) atau dimuliakan (sudah berada di surga sebagai orang percaya) berarti orang itu sudah melewati tahapan sebelumnya, yaitu dipilih, ditentukan, dan dipanggil. Jadi, siapa saja yang sudah percaya dalam hati (ada ketulusan) dan mengaku dengan mulut (ada bukti) bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan yang bangkit dari antara orang mati, orang itu  diselamatkan (Rm. 10:9-10), dan dengan demikian sebelumnya juga pasti sudah dipilih oleh Allah.

Bagaimana dengan mereka yang tidak pernah mendengarkan Injil atau selalu menolak Injil? Apakah itu berarti bahwa mereka tidak dipilih? Belum tentu. Kita harus bersabar menunggu sampai nafas terakhir. Jika seseorang sudah dipilih, dia tidak akan bisa selamanya melawan kehendak Allah. Pada suatu titik dia pasti dikalahkan oleh anugerah Allah. Nah, bagi sebagian orang, titik pertobatan ini seringkali terjadi pada momen-momen terakhir hidup mereka.

Bagi yang tidak pernah mendengarkan Injil atau terlihat menolak Injil sampai kematian mereka, kita juga tidak boleh gegabah menghakimi mereka. Kita tidak pernah mengetahui secara pasti apa yang terjadi pada menit-menit terakhir hidup mereka. Siapa tahu Tuhan Yesus Kristus sendiri yang datang kepada mereka melalui mimpi atau penglihatan, seperti yang sering terjadi pada penganut agama lain yang fanatik? Siapa tahu Roh Kudus berbicara secara supranatural pada saat seseorang mengalami koma atau tidak berdaya? Siapa tahu di menit-menit terakhir hidup seseorang dia baru mengingat dan memperhatikan berita Injil yang selama ini dia abaikan?

Sekali lagi, kita tidak boleh terjebak pada spekulasi. Tugas kita bukan menebak siapa yang dipilih dan siapa yang tidak. Tugas kita adalah memberitakan Injil dengan rajin, memberikan teladan Kristiani dengan benar, dan mendoakan dengan sungguh-sungguh untuk pertobatan mereka. Respons mereka terhadap Injil akan mengungkapkan rencana kekal Allah dalam hidup mereka. Bagi orang yang dipilih, kita dapat mengetahuinya pada saat mereka bertobat dengan sungguh-sungguh. Bagi orang yang tidak dipilih, kita harus menunggu sampai akhir hidup mereka. Soli Deo Gloria.

Yakub Tri Handoko