Bagaimana Mengampuni Orang Lain?

Posted on 31/08/2014 | In QnA | Leave a comment

                 Suatu kali seseorang yang sangat mengasihi Tuhan memberikan pertanyaan ini kepada saya. Dia tampak sangat bergumul dengan masalah ini. Di satu sisi dia sulit melupakan kesalahan fatal yang dilakukan oleh orang yang ia sangat kasihi. Di sisi lain dia ingin melepaskan pengampunan secara sungguh-sungguh.

                 Masalah ini sangat pelik. Beragam aspek terlibat di dalamnya. Tidak hanya mencakup aspek kognitif (arti pengampunan, cara mengampuni, dsb.), persoalan ini pun menyangkut aspek emosional (kekecewaan, rasa sakit, kepahitan, dsb.). Aspek kognitif seringkali lebih mudah diatasi daripada aspek emosional. Kemauan untuk memasuki proses yang sulit dan anugerah Allah yang selalu menyertai di tiap kegagalan merupakan kunci kemenangan untuk mengampuni orang lain.

Walaupun demikian, kita tetap perlu dibekali dengan pemahaman teologis yang tepat tentang pengampunan, khususnya berkaitan dengan caranya. Alkitab tentu saja memberikan beragam petunjuk, namun kita akan memfokuskan pembahasan pada Matius 18:21-35. Teks ini menceritakan tentang pertanyaan Petrus kepada Tuhan Yesus tentang batasan pengampunan. Tuhan Yesus lalu memberikan sebuah jawaban (70 x 7 kali) dan sebuah perumpamaan sebagai penjelasan (perumpamaan tentang hamba yang berhutang 10.000 talenta).

Dari teks di atas kita akan menarik beberapa poin penting seputar pengampunan. Pertama, kita tidak boleh membiarkan ukuran pengampunan kita ditentukan oleh pandangan umum. Pertanyaan Petrus menyiratkan kemurahhatian yang besar. Orang Yahudi pada umumnya hanya memberikan pengampunan sebanyak tiga kali, tetapi Petrus siap untuk memberikannya sebanyak tujuh kali. Jika dibandingkan dengan ukuran populer, Petrus mungkin akan merasa dirinya sudah cukup baik. Perasaan semacam ini justru seringkali menghalangi kita untuk mengampuni orang lain. Kita cenderung menentukan batasan pengampunan yang kita anggap lebih baik daripada rata-rata.

Kedua, kita perlu menyadari bahwa pengampunan tidak ada batasannya. Jawaban Tuhan Yesus “bukan tujuh kali, tetapi tujuh puluh kali tujuh kali”) tidak boleh diartikan secara hurufiah (dalam arti 490 kali). Ini merupakan ungkapan umum tentang kesempurnaan (angka 7 dan 10 merupakan angka genap atau sempurna dalam budaya Yahudi). Menanyakan batas pengampunan merupakan pertanyaan yang keliru.

Jawaban di atas pasti terdengar sangat radikal dan sulit. Bagaimana kita dapat melepaskan pengampunan tanpa batas?  Bagaimana jika kita menghadapi seseorang yang tegar tengkuk dan tidak menghargai pengampunan dari kita? Untuk memperjelas poin yang Ia sampaikan, Tuhan Yesus menyampaikan sebuah perumpamaan.

Inti dari perumpamaan ini adalah “orang yang sudah diampuni dosa-dosanya oleh Allah pasti akan mampu mengampuni orang lain, karena jumlah kesalahan kita kepada Allah jauh lebih banyak daripada kesalahan orang lain kepada kita”. Hamba dalam cerita ini berhutang kepada raja sebanyak 10.000 talenta. Talenta adalah ‘mata uang’ tertinggi pada waktu itu. Demikian pula, angka 10.000 merupakan perwakilan untuk jumlah yang sangat banyak. Jumlah ini sangat jauh melebihi jumlah hutang temannya kepada hamba ini, yaitu sebanyak 300 dinar. Tatkala hamba ini gagal mengampuni temannya, sang raja lantas menghukum dia dengan sangat berat. Mengapa? Karena sangat tidak masuk akal jika seseorang yang baru saja dibebaskan dari hutang sebanyak 10.000 talenta, tetapi orang itu tidak mau membebaskan temannya yang hanya berhutang 300 dinar.

Demikian pula dengan kita. Tatkala kepedihan dan kepahitan muncul dalam hati kita, ingatlah seberapa besar pengampunan yang Allah sudah karuniakan kepada kita atas segala dosa kita yang begitu banyak. Ketika hati kita mulai tergoda untuk menghitung kesalahan orang lain, ingatlah bahwa kita pun berkali-kali melakukan kesalahan yang sama kepada Allah tetapi Ia tetap mau mengampuni dan mempercayai kita. Kiranya kebenaran ini menjadi sahabat yang tepat bagi kita yang sedang bergumul dengan masalah pengampunan. Tuhan memberkati. Soli Deo Gloria.

admin