Karakteristik Teologi Reformed yang keempat adalah predestinasi. Sebagaimana sudah disinggung di bagian awal, doktrin predestinasi bukanlah doktrin yang fundamental. Doktrin ini tidak pernah diletakkan di bagian awal. Doktrin ini juga tidak pernah diperlakukan sebagai doktrin dasar yang di atas doktrin-doktrin dibangun. Walaupun demikian, tidak salah jika doktrin ini dianggap sebagai salah satu karakteristik Teologi Reformed.
Istilah “predestinasi” muncul di Alkitab dalam beberapa versi Inggris. Misalnya, New International Version (NIV) menggunakan kata “predestined” sebanyak 4 kali (Rom 8:29, 30; Ef 1:5, 11). Umumnya istilah “predestinasi” diidentikkan dengan “pilihan kekal”. Dalam bidang teologi sistematika, istilah predestinasi kadangkala dipahami dalam dua sisi: pemilihan (election) dan reprobasi (reprobation).
Terlepas dari aliran teologi apapun yang dianut oleh seorang Kristen, ia seharusnya memepercayai konsep predestinasi (pilihan), karena konsep ini secara eksplisit diajarkan di dalam Alkitab. Yang menjadi inti persoalan bukan tindakan Allah yang memilih sejak kekekalan sebagian orang untuk diselamatkan, melainkan dasar dari pemilihan itu. Kalangan non-Reformed (biasanya diwakili oleh golongan Armenian) meyakini bahwa pilihan kekal ini didasarkan pada pengetahuan Allah sebelumnya (pra-pengetahuan ilahi) tentang iman atau tindakan yang akan ditunjukkan oleh seseorang. Kalangan Reformed mempercayai bahwa alasan di balik predestinasi adalah kasih, kebijaksanaan, dan kebebasan Allah (Ef 1:4-11).
Di antara dua pilihan tersebut, yang terakhir tampaknya lebih konsisten dengan ajaran Alkitab. Dalam Roma 9:6-18 Paulus secara eksplisit dan tegas mengajarkan kedaulatan Allah yang mutlak. Pilihan Allah bukan didasarkan pada pengetahuan kekal yang Ia miliki (ayat 11-12). Allah berhak memilih seseorang dan membiarkan yang lain (ayat 15-18). Karena Allah adalah Pencipta, Ia berhak melakukan apapun yang Ia mau (ayat 19-22).
Istilah “reprobasi” seringkali (secara tidak tepat) diterjemahkan “penolakan”. Terjemahan ini menyiratkan kesan yang salah, seolah-olah Allah secara aktif menolak mereka sama seperti ketika Ia secara aktif memilih sebagian yang lain untuk diselamatkan. Konsep yang lebih tepat adalah “pembiaran”. Allah secara pasif memilih untuk tidak memilih sebagian orang berdosa.
Penjelasan ini bermanfaat untuk mengetahui konsep predestinasi ganda (double predestination). Tindakan Allah dalam predestinasi sebenarnya tunggal (Ia hanya memilih sebagian untuk diselamatkan), tetapi konsekuensi/hasil dari tindakan itu adalah ganda (sebagian diselamatkan berdasarkan anugerah pilihan, sebagian yang lain binasa karena keberdosaan mereka). Orang-orang yang dipilih mendapatkan anugerah, sedangkan yang tidak dipilih mendapatkan keadilan Allah (bersambung)