(Lanjutan tgl 4 November 2018)
Yang ketiga adalah pandangan orang lain. Motivasi utama Paulus tidak mau menerima tunjangan dari gereja-gereja tertentu adalah menghindarkan dirinya menjadi batu sandungan. Dia tidak ingin menjadi halangan bagi pemberitaan Injil. Daripada menerima tunjangan kehidupan tetapi menambah halangan bagi penginjilan, Paulus lebih memilih untuk bekerja dengan tangan sendiri. Jadi, salah satu pertimbangan Paulus adalah pandangan orang lain terhadap dia dan Injil.
Prinsip ini seringkali dilupakan oleh beberapa hamba Tuhan yang memiliki pekerjaan sampingan. Masing-masing gereja memiliki sejarah dan budaya sendiri-sendiri. Di beberapa gereja tertentu, pekerjaan sampingan yang dilakukan oleh hamba Tuhan atau pasangannya justru bisa menjadi batu sandungan, tidak peduli jenis pekerjaan apa yang dilakukan. Mereka melihat hal itu secara negatif.
Dalam situasi seperti ini, seorang hamba Tuhan memiliki beberapa opsi: (1) berhenti dari segala jenis pekerjaan; (2) memilih pekerjaan sampingan yang masih bersentuhan dengan “pelayanan”; (3) mengedukasi jemaat agar memiliki konsep yang benar tentang hamba Tuhan dan pekerjaan sampingan.
Seandainya seorang hamba Tuhan memutuskan untuk tetap bekerja dan gerejanya tidak berkeberatan, hamba Tuhan itu tetap harus mempertimbangkan jenis pekerjaan, cara bekerja, dan rekan kerja. Sehubungan dengan jenis pekerjaan, pastikan bahwa pekerjaan kita tidak masuk kategori bisnis hitam atau abu-abu. Sehubungan dengan cara bekerja, pastikan etika Kristiani tetap dijunjung tinggi. Sehubungan dengan rekan kerja, sebisa mungkin jangan dengan jemaat sendiri. Jika hubungan bisnis menjadi retak, pelayanan hamba Tuhan bisa terganggu. Soli Deo Gloria.