Apakah Orang Kristen Boleh Memiliki Tattoo? (Bagian 1)

Posted on 24/06/2018 | In QnA | Ditulis oleh Pdt. Yakub Tri Handoko | Leave a comment

https://i0.wp.com/rec.or.id/images/article/apakah-orang-kristen-boleh-memiliki-tattoo.jpg Apakah Orang Kristen Boleh Memiliki Tattoo? (Bagian 1)

Tattoo menjadi semakin populer dewasa ini. Selebriti dan atlet terkenal memakai tattoo. Menemukan orang bertattoo di sekitar kita juga tidak sukar. Beberapa memilih tattoo dalam bentuk gambar tertentu, sebagian memilih tulisan.

Apakah orang Kristen boleh memiliki tattoo di tubuhnya? Bagaimana seandainya corak tattoo itu bernuansa Kristiani: teks Alkitab atau jargon kekristenan lainnya? Jika kita menanyakan hal ini kepada para pemimpin Kristen, jawaban mereka sangat mungkin akan berlainan. Situasi di atas bisa dipahami. Alkitab tidak memberikan jawaban eksplist atau definitif tentang isu ini.

Beberapa orang dengan tegas menentang tattoo berdasarkan Imamat 19:28 “Janganlah kamu menggoresi tubuhmu karena orang mati dan janganlah merajah tanda-tanda pada kulitmu; Akulah TUHAN”. Dalam beberapa versi Inggris, “tanda-tanda pada kulitmu” diterjemahkan “tattoo” (RSV/NASB/NIV/ESV). Berdasarkan teks ini, mereka memandang tattoo pada dirinya sendiri sebagai pelanggaran terhadap firman Allah.

Walaupun argumen ini terlihat sangat eksplisit dan to the point, kekuatan dari argumen ini perlu dikaji lebih dalam. Terjemahan Alkitab yang lebih kuno (KJV/ASV) tidak menggunakan kata “tattoo”. Mereka memilih terjemahan yang lebih hurufiah “tanda pada kulit” (“print marks”; LAI:TB). Hal ini tentu saja bukan tanpa alasan. Yang dimaksud di ayat ini memang bukan tattoo seperti yang kita mengerti sekarang.

Berbagai penemuan arkeologis dan pertimbangan konteks Imamat 19:28 menunjukkan bahwa larangan di ayat ini berkaitan dengan antisipasi terhadap penyembahan berhala di Kanaan. Kita perlu mengingat bahwa di ayat ini pemberian tanda pada kulit dihubungkan dengan penggoresan tubuh karena orang mati. Yang dimaksud dengan tanda di kulit adalah hasil goresan tadi. Ini sesuai dengan ritual penduduk Kanaan yang terbiasa menggores tubuh mereka pada saat meratapi kematian maupun menghormati dewa-dewa (1Raj. 18:28). Jadi, yang ditentang lebih ke arah aspek relijius. Karena kita sekarang tidak lagi berada pada situasi relijius yang sama (baca: tidak ada agama modern yang mengharuskan penganutnya untuk bertattoo), apakah larangan ini masih berlaku atas orang Kristen?

Beberapa orang Kristen yang lain mengambil sikap sangat terbuka terhadap tattoo. Menurut mereka, tidak ada larangan sama sekali di dalam Alkitab. Tattoo hanyalah sebuah karya seni. Hanya saja medianya berbeda. Bukan di kanvas, melainkan di tubuh. Jika model tattoo bernuansa Kristiani, hal itu akan terlihat semakin keren dan bermanfaat.

Sikap seperti ini juga patut dikaji ulang. Walaupun larangan eksplisit tidak ditemukan di Alkitab, tetapi hal itu tidak berarti bahwa tattoo diperbolehkan. “Tidak ada larangan” tidak selalu berarti “boleh dilakukan”. Tidak ada larangan eksplisit bukan berarti tidak ada larangan sama sekali.

Banyak hal perlu dipikirkan dan dipertimbangkan secara matang sebelum seseorang memutuskan untuk menggunakan tattoo. Hal paling mendasar yang tidak boleh dilupakan adalah kepemilikan tubuh. Allah bukan hanya menciptakan tubuh kita, melainkan menebusnya dengan darah yang mahal (1Kor. 6:13, 19-20). Kita tidak boleh menggunakan tubuh kita secara sembarangan. Apapun yang kita lakukan pada atau dengan tubuh kita harus membawa kemuliaan bagi Allah (1Kor. 6:20b; 10:31).

Bersambung…………...

https://i0.wp.com/rec.or.id/wp-content/uploads/2020/12/logo.png logo writter

Pdt. Yakub Tri Handoko

Reformed Exodus Community