Alkitab berkali-kali dan secara eksplisit mengajarkan bahwa keselamatan adalah anugerah melalui iman, bukan perbuatan baik manusia. Roma 3:28 berkata: “Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat”. Yang paling jelas mungkin adalah Efesus 2:8-9. Di sana Paulus mengajarkan: “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri”.
Jika demikian, bagaimana kita menafsirkan perkataan Tuhan Yesus di Matius 5:20? Dalam teks ini Dia berkata: “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga”. Mengapa teks ini seolah-olah mengajarkan keselamatan melalui perbuatan baik? Jika keselamatan ditentukan oleh perbuatan baik, bukankah hal itu membuat keselamatan Kristiani menjadi tidak pasti dan sama seperti keselamatan di ajaran-ajaran lain?
Kunci untuk mengetahui persoalan ini terletak pada dua hal: konteks dan kosa kata. Kita tidak boleh mengutip perkataan Tuhan Yesus secara sembarangan. Sebelum mengatakan hal tersebut, Dia lebih dahulu menjelaskan bahwa tujuan kedatangan-Nya ke dalam dunia adalah untuk menggenapi Hukum Taurat (5:17). Dia memenuhi seluruh tuntutan Hukum Taurat. Apa yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia (Gal. 3:10; Yak. 2:10) telah dilakukan oleh Allah melalui kehadiran Kristus secara daging ke dalam dunia, sebagaimana dikatakan oleh Paulus di Roma 8:3-4 “Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh”.
Kunci berikutnya adalah kosa kata. Istilah “hidup keagamaan” (dikaiosynē) secara hurufiah berarti “kebenaran”. Kata ini sudah muncul beberapa kali. Salah satunya yang bisa menolong kita memahami Matius 5:20 adalah pemunculan dikaiosynē di 3:15. Sesaat sebelum dibaptis, Tuhan Yesus berkata kepada Yohanes yang enggan untuk membaptis-Nya: “Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah”. Terjemahan “kehendak” (LAI:TB) seharusnya adalah “kebenaran”. Jadi, kedatangan Yesus Kristus memang untuk memenuhi seluruh kebenaran Allah.
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa Matius 5:20 tidak bertentangan dengan bagian-bagian Alkitab yang lain yang mengajarkan keselamatan berdasarkan oleh melalui iman. Tuntutan untuk memenuhi seluruh kehendak Allah memang tetap berlaku, tetapi tuntutan itu sudah digenapi sepenuhnya oleh Kristus bagi kita. Apa yang kita gagal lakukan telah Dia lakukan bagi kita. Soli Deo Gloria.