Pembacaan Alkitab pasti melibatkan penafsiran, terutama apabila petunjuk di dalam teks cukup terbatas. Demikian pula dengan upaya para seniman untuk mengekspresikan isi Alkitab melalui film, lagu, dan lukisan. Mereka melibatkan penafsiran dalam karya seni. Jadi, walaupun sebuah karya seni dapat mengungkapkan kebenaran dengan cara yang unik dan melampaui batasan kata2, kita tetap perlu mewaspadai potensi kesalahan penafsiran mereka. Beberapa kesalahan itu bersifat fatal, beberapa superfisial.
Hal yang sama berlaku dalam banyak lukisan tradisional tentang kedatangan orang-orang majus ke Betlehem (Matius 2:1-12). Ada beberapa poin yang perlu diperhatikan dan dikaji dalam lukisan-lukisanitu.
Pertama, jumlah orang majus. Banyak pelukis menampilkan tiga orang majus, walaupun Alkitab tidak menyebutkan jumlah mereka. Penafsiran "tiga orang" kemungkinan besar didasarkan pada jumlah hadiah yang mereka bawa (emas, kemenyan, dan mur), padahal belum tentu satu orang membawa satu jenis hadiah. Mempertimbangkan nilai hadiah-hadiah yang sangat mahal dan situasi perjalanan kuno yang tidak aman, kemungkinan besar para majus berjumlah banyak atau mereka dikawal oleh para budak mereka.
Kedua, waktu kedatangan. Banyak lukisan menampilkan orang-orang majus sedang bersujud sambil memberi persembahan di depan bayi Yesus yang sedang dibungkus dengan kain lampin dan berada di kandang binatang. Gambaran ini tampaknya tidak tepat. Berdasarkan waktu penampakan bintang di Timur, durasi perjalanan untuk mencapai Betlehem, dan perintah Raja Herodes untuk membunuh bayi-bayi di bawah usia dua tahun, Yesus pada saat kedatangan orang-orang majus kemungkinan sudah berusia setahun lebih. Ia mungkin sedang bermain atau berjalan, bukan terbungkus kain lampin lagi.
Ketiga, pakaian. Bagian ini mungkin paling banyak melibatkan penafsiran. Alkitab hanya memberitahu bahwa orang-orang ini adalah para majus (magoi) dan berasal dari Timur. Kita tidak bisa memastikan siapa para majus ini: apakah mereka orang-orang bijaksana, juru mimpi, atau pemuka-pemuka? Kita pun tidak mengetahui darimana asal mereka secara pasti. Apakah mereka dari Babilonia? Para penafsir Alkitab sampai sekarang tidak berani menawarkan tafsiran yang konklusif. Jika identitas dan daerah asal para majus saja sulit dipastikan, bagaimana para pelukis bisa menggambarkan pakaian mereka?
Sumber: The chief end of men is to glorify God and to enjoy Him forever (Westminster Catechism 1)