Pertanyaan ini kerap kali ditanyakan. Hal ini sangat wajar. Hampir setiap saat kita berpikir dan hati kita meresponi sesuatu. Tiap saat pula Iblis berusaha untuk menjatuhkan kita ke dalam dosa. Seandainya Iblis mampu mengetahui dan menguasai pikiran dan hati kita, maka pergumulan kita melawan dia akan menjadi sangat berat - kalau bukan disebut mustahil - untuk dimenangkan.
Alkitab mengajarkan bahwa Iblis tidak dapat mengetahui pikiran dan hati kita. Hanya Allah yang mahatahu. Dalam 1 Raja-raja 8:39b Raja Salomo berdoa kepada TUHAN: “karena Engkau mengenal hatinya sebab Engkau sajalah yang mengenal hati semua anak manusia”. Sifat mahatahu ini dalam teologi termasuk sifat ilahi yang tidak dapat diberikan kepada ciptaan (incommunicable attribute).
Alkitab pun memberi kesaksian bahwa Iblis maupun para malaikat tidak mahatahu. Rasul Petrus mengajarkan bahwa para malaikat kudus ingin mengetahui berita baik keselamatan di dalam Kristus Yesus (1 Pet 1:12). Iblis juga pernah salah memperkirakan pikiran dan isi hati Ayub kepada TUHAN (Ay 1:9-11).
Apakah kebenaran ini menjadi alasan bagi kita untuk lengah terhadap tipu daya Iblis? Tentu saja tidak! Walaupun Iblis dan roh-roh jahat tidak dapat mengetahui pikiran dan hati kita, namun mereka adalah pengamat yang rajin dan berpengalaman. Mereka Mereka terus-menerus mempelajari kehidupan kita dan menunggu saat yang tepat untuk menjatuhkan kita (1 Pet 5:8). Semua orang yang pernah hidup di dunia telah berhasil diperdaya, kecuali Tuhan Yesus selama inkarnasi-Nya (Ibr 4:15). Berdasarkan pengamatan yang teliti terhadap kebiasaan, perilaku dan ucapan kita, mereka dapat menebak ke mana arah pikiran dan hati kita.
Salah satu contoh yang cukup baik adalah Yudas Iskariot. Iblis pasti mengetahui kelemahan Yudas yang cinta uang dan kebiasaannya mencuri uang kas (bdk. Yoh 12:6). Ia lalu merasuki pikiran Yudas (Yoh 13:27). Akibatnya, Yudas pun rela menjual Tuhan Yesus pada para pemimpin Yahudi (Mat 27:3).
Sadarkah kita bahwa Iblis dan antek-anteknya selalu memonitor kehidupan kita 24/7? Sadarkah kita bahwa mereka dengan teliti mengamati dan mempelajari pola perilaku kita? Sadarkah kita bahwa mereka sudah berhasil menjatuhkan begitu banyak orang?
Walaupun semuanya ini benar, kita tidak perlu takut dan berkecil hati. Kunci kemenangan bukan terletak pada kekuatan kita. Rahasia kemenangan juga bukan ditentukan oleh strategi penyerangan kita. Hal terpenting yang kita perlu lakukan adalah tunduk kepada Allah. Yakobus 4:7 mengatakan: “Tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari daripadamu”. Kita juga tidak boleh lengah. Kita harus senantiasa mengenakan perlengkapan dan senjata rohani kita dalam melawan Iblis (Ef 6:10-18). Tidak peduli apakah Iblis berhasil mempelajari dan menebak pikiran/hati kita atau tidak, selama kita tunduk kepada Allah, bersandar pada kekuatan-Nya, dan selalu waspada, kita akan menang bersama dengan Dia.
Soli Deo Gloria.