Dalam kisah ini nabi Agabus menubuatkan bahwa Paulus akan ditangkap jika ia pergi ke Yerusalem (21:10). Dalam nubuat Agabus sebelumnya, apa yang ia nubuatkan benar-benar terjadi (11:28). Kali ini pun juga demikian. Paulus nantinya tetap ke Yerusalem dan ditangkap, lalu dibawa berpindah-pindah tempat untuk menjalani pemeriksaan hukum sampai akhirnya ia berada di Roma (Kis 21:17-28:31). Jadi, nubuat ini memang berasal dari Roh Allah.
Pada saat nubuat itu diucapkan, jemaat di Kaesaria sudah menasihati Paulus untuk tidak pergi ke Yerusalem (21:12). Walaupun sudah dinubuatkan dan didesak untuk tidak pergi, Paulus tetap memaksakan diri pergi ke Yerusalem (21:13). Apakah sikap Paulus ini dapat dibenarkan? Bukankah penangkapan yang ia jalani di Yerusalem adalah akibat ketidaktaatannya sendiri?
Sebelum menjawab pertanyaan ini, kita perlu memahami bahwa tidak semua tindakan tokoh Alkitab adalah benar. Abraham, Daud, Petrus, Paulus, dan tokoh-tokoh lain tidak lepas dari kesalahan. Kita tidak boleh berasumsi bahwa apapun tindakan para rasul pasti benar pada dirinya sendiri. Apakah hal ini berlaku untuk kasus Paulus di Kisah Para Rasul 21:10-14?
Jawabannya adalah tidak. Paulus tidak menentang nubuat Roh Kudus. Dalam kasus ini kita harus memperhatikan isi nubuat Agabus dengan teliti. Dalam nubuat itu tidak ada ucapan Roh Kudus yang melarang Paulus ke Yerusalem. Roh hanya memberitahukan apa yang akan terjadi. Paulus pun tidak membantah hal itu atau meragukan keaslian nubuat Agabus. Ia sadar bahwa penderitaan akan ia tanggung.
Desakan untuk tidak berangkat ke Yerusalem bukan bagian dari nubuat Roh. Itu hanyalah nasihat jemaat kepada Paulus karena mereka mengasihi Paulus dan tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padanya. Terhadap nasihat ini Paulus memang menolak. Ia memandang sikap itu justru melemahkan dan menghancurkan hatinya.
Sesudah berusaha membujuk Paulus namun tanpa hasil, jemaat akhirnya menyerah. Mereka hanya bisa berkata: “Jadilah kehendak Tuhan!” (21:14). Dari ucapan ini terlihat bahwa mereka tidak menilai kemantapan hati Paulus sebagai bentuk perlawanan terhadap kehendak Allah. Rencana Tuhan memang Paulus akan ditangkap di Yerusalem dan diadili sampai ke Roma. Penolakan Paulus terhadap nasihat mereka malah mendorong mereka untuk menyadari bahwa penangkapan itu adalah yang terbaik dari Tuhan untuk Paulus.
Pembacaan kitab Kisah Para Rasul secara teliti akan menunjukkan bahwa penangkapan yang membawa Paulus ke Roma ternyata menggenapi janji Tuhan di 1:8, yaitu murid-murid akan menjadi saksi dari Yerusalem sampai ke ujung bumi. Yang dimaksud ujung bumi ini adalah (atau paling tidak, termasuk) kota Roma. Penganiayaan telah dipakai Tuhan untuk merealisasikan rencana-Nya.