Dalam berbagai ornamen Kristiani, baik dalam bentuk gambar maupun patung, kita sering menemukan tulisan INRI. Bagi orang-orang Kristen di Indonesia, kebiasaan ini pasti membingungkan, karena tulisan di atas salib Yesus adalah “Yesus, Orang Nazaret, Raja Orang Yahudi” (Yoh 19:19), bukan INRI. Apakah tulisan ini memiliki dasar Alkitab atau sekadar tradisi belaka?
Ternyata, ide untuk meletakkan INRI pada salib Kristus berasal dari Alkitab. Yohanes 19:19 mencatat bahwa keterangan yang terpampang di kayu salib ditulis dalam bahasa Ibrani, Latin, dan Yunani. Nah, dalam terjemahan Alkitab bahasa Latin Vulgate, tulisan itu berbunyi: “Iesus Nazarenus rex Iudaeorum,” yang sama artinya dengan “Yesus, orang Nazaret, Raja Yahudi”. Jika disingkat, tulisan Latin tersebut menjadi INRI.
Mengapa versi Latin yang lebih populer daripada versi Ibrani atau Yunani? Pertanyaan ini harus dijawab sesuai dengan akar tradisi gereja masing-masing. Gereja Roma Katholik dan sebagian besar gereja Protestan berasal dari Gereja Barat, yang sejak abad V M menjadi semakin kuat dan mnguasai dunia. Dalam tradisi Gereja Barat, bahasa keagamaan yang populer adalah bahasa Latin. Baik ibadah maupun tulisan-tulisan rohani menggunakan bahasa Latin. Di samping itu, Alkitab versi Vulgate sudah berabad-abad menjadi Alkitab resmi yang dianggap berotoritas. Pada saat para seniman Kristen mengungkapkan keyakinan mereka melalui karya seni, mereka tanpa disadari sangat dipengaruhi oleh situasi di atas. Kebiasaan ini terus diwariskan pada generasi orang Kristen berikutnya, padahal sebagian besar dari mereka sudah tidak memahami bahasa Latin.
Bagi gereja-gereja lain yang berasal dari Gereja Timur, bahasa keagamaan yang populer adalah bahasa Yunani. Gereja-gereja yang termasuk kelompok ini umumnya beraliran ortodoks (Siria Ortodoks, Etiopia Ortodoks, Rusia Ortodoks, dsb.). Di kalangan golongan ini, akronim yang terkenal adalah INBI, berasal dari terjemahan Yunani Yohanes 19:19b Iēsous ho Nazōraios ho basileus tōn Ioudaiōn.