Apakah ada kebenaran lain di luar Alkitab?

Posted on 13/09/2015 | In QnA | Leave a comment

Pertanyaan ini kadangkala dikemukakan oleh sebagian orang, baik orang Kristen sendiri maupun non-Kristen. Pertanyaan yang terlihat sederhana ini sebenarnya cukup rumit. Banyak sisi perlu dicermati sebelum sampai pada sebuah kesimpulan. Beragam aspek perlu diperjelas untuk menghindari salah paham.

Mengingat keterbatasan ruang dan kompleksitas pertanyaan ini, saya hanya akan membahasnya secara singkat. Bagi sebagian orang jawaban ini mungkin terkesan terlalu menyederhanakan (oversimplification). Terlepas dari kekuatiran ini, sebuah pencerahan sederhana kadangkala tetap bermanfaat bagi orang-orang tertentu.

Firman Tuhan, baik yang dahulu secara lisan disampaikan maupun yang secara tertulis tercantum di Alkitab, adalah kebenaran (Mzm 33:4; Yoh 17:17). Persoalannya, apakah kebenaran hanya ada di dalam Alkitab? Untuk memahami hal ini, ada baiknya kita membedakan antara “sumber” dan “ukuran/standar”.

Dalam kaitan dengan sumber, saya yakin sumber segala kebenaran adalah Allah sendiri. Alkitab hanyalah salah satu sarana yang Allah gunakan untuk mengkomunikasikan kebenaran. Alkitab tidak memuat semua kebenaran.

Konsep di atas seharusnya tidak mengagetkan orang Kristen. Alkitab sendiri mengajarkan bahwa Allah juga menyatakan diri-Nya melalui wahyu umum, misalnya ciptaan (Rom 1:18-20) dan hukum moral (Rom 2:14-16). Tatkala berkhotbah di depan para filsuf Yunani di Atena, Paulus menggunakan rasio (Kis 17:24-25, 29). Ia bahkan tidak segan-segan mengutip ajaran mereka yang memang mengandung kebenaran di dalamnya (Kis 17:26-28). Selain itu, Alkitab juga diberikan bukan untuk menjelaskan segala sesuatu (Ul 29:29). Apa yang ditulis dimaksudkan sebagai penuntun untuk keselamatan dan kesalehan (2 Tim 3:16). Jadi, ada kebenaran-kebenaran lain di alam semesta yang juga berasal dari Allah, namun tidak dicatat di dalam Alkitab. Kita mengenal kebenaran matematika, ilmu alam, dsb. Jika kita menyadari bahwa kebenaran di dalam Alkitab maupun di luar Alkitab sama-sama berasal dari Allah, maka hal itu seyogyanya tidak menimbulkan masalah yang terlalu signifikan.

Walaupun demikian, hal itu tidak berarti bahwa kebenaran-kebenaran itu setara dengan Alkitab. Sebagai salah satu kebenaran, Alkitab memiliki beberapa keunikan. Pertama, Alkitab mengajarkan kebenaran-kebenaran teologis yang menyelamatkan. Alkitab menawarkan solusi satu-satunya (injil Yesus Kristus) bagi persoalan umat manusia yang terbesar (yaitu dosa). Kedua, Alkitab tetap sebagai standar kebenaran tertinggi, terpenting, dan terjelas bagi kehidupan kita. Bahkan penerimaan kita terhadap kebenaran-kebenaran di luar Alkitab pun didorong oleh ajaran Alkitab itu sendiri. Bukan berarti kita anti terhadap ujian kebenaran melalui akal budi (koherensi internal pikiran manusia) maupun bukti nyata (koresponden dengan realita). Karena Alkitab mengajarkan bahwa wahyu umum dan khusus sama-sama berasal dari Allah, maka keduanya pasti koheren dan tidak berkontradiksi dengan akal budi maupun realita.

Kiranya ulasan singkat dan sederhana ini membantu menjernihkan inti persoalan yang ada. Kiranya jawaban yang tidak bisa tuntas ini memberikan landasan yang berharga bagi penyelidikan yang lebih mendalam. Soli Deo Gloria.

Yakub Tri Handoko