Doktrin Tritunggal merupakan doktrin terpenting dalam kekristenan. Di dalamnya kita bisa melihat seluruh kekayaan teologis dalam kekristenan. Doktrin ini menjadi pondasi bagi keselamatan, ibadah, pelayanan, relasi sosial, keilmuan, dan banyak hal lain.
Sayangnya, doktrin ini juga termasuk yang paling sukar untuk dimengerti secara tuntas. Berbagai cara ditempuh untuk memberikan penjelasan yang sederhana bagi doktrin ini. Salah satunya adalah penggunaan ilustrasi.
Adakah ilustrasi tertentu yang benar-benar bisa tepat dan gamblang sebagai penjelasan terhadap doktrin Tritunggal?
Jawabannya adalah tidak ada. Semua orang pasti mengakui bahwa ilustrasi tidak pernah sempurna. Dalam konteks apapun, sebuah metafora (penggambaran/ilustrasi) selalu tidak mampu mencakup seluruh aspek dari realita. Hal yang sama berlaku pada saat kita ingin menerangkan doktrin Tritunggal. Tidak ada satupun ilustrasi yang mampu menjelaskan setiap aspek dari doktrin ini. Beberapa ilustrasi mampu menegaskan kesatuan hakikat (keesaan), tetapi berpotensi mengaburkan keragaman Pribadi di dalam Tritunggal (ketigaan). Yang lain justru kebalikannya. Tidak heran, sebagian orang cenderung menghindari penggunaan ilustrasi ketika menerangkan doktrin ini.
Saya sendiri lebih memilih penjelasan daripada ilustrasi. Namun, seandainya ilustrasi benar-benar diperlukan, saya memilih menggunakan dari Alkitab. Dalam hal ini ada dua teks yang penting: Yohanes 1:1 dan Ibrani 1:3. Keduanya berkaitan dengan Yesus Kristus (bukan Roh Kudus), tetapi paling tidak hal itu bisa menjadi sebuah patokan untuk memahami relasi antar Pribadi di dalam Allah yang esa itu.
Yohanes 1:1. Yesus Kristus di sini digambarkan sebagai firman Allah atau perkataan Allah yang kekal dan terus-menerus berada bersama-sama dengan Allah. Bapa-bapa gereja Timur sejak dahulu menggambarkan Tritunggal sebagai Allah yang mengeluarkan kata-kata. Ada yang berbicara, ada yang dikatakan, ada pula hembusan nafas pada saat berkata-kata. Dari ilustrasi ini terlihat ada perbedaan, tetapi sekaligus kesamaan.
Ibrani 1:3. Yesus Kristus di sini disebut sebagai cahaya kemuliaan Allah. Ada Allah, ada kemuliaan-Nya, ada cahaya kemuliaan itu. Semuanya tidak terpisahkan, tetapi bisa dibedakan. Allah tidak mungkin ada tanpa kemuliaan-Nya. Jika kemuliaan-Nya ada, pasti akan wujud-Nya (cahaya).
Teks ini berada di balik salah satu ilustrasi kuno tentang Tritunggal, yaitu matahari. Ada bola pijar, sinar, dan panas. Ketiganya adalah satu (matahari), tetapi bisa dibedakan. Yang satu tidak mungkin ada tanpa yang lain.
Sekali lagi, kekayaan doktrin Tritunggal tidak mungkin dapat diterangkan hanya melalui dua ilustrasi ini. Allah jauh melampaui semua pemikiran dan penggambaran manusia. Bagaimanapun, ilustrasi-ilustrasi semacam ini dalam taraf tertentu bermanfaat untuk mencerahkan doktrin ini. Soli Deo Gloria.