Mengapa Setelah Minum Anggur, Nuh Mabuk (Kej. 9:21)?

Posted on 17/01/2021 | In Do You Know ? | Ditulis oleh Ev. Denny Teguh Sutandio | Leave a comment

https://i0.wp.com/rec.or.id/wp-content/uploads/2021/03/Mengapa-setelah-minum-anggur-Nuh-mabuk-Kejadian-9-21.jpg Mengapa Setelah Minum Anggur, Nuh Mabuk (Kej. 9:21)?

Bagi banyak orang Kristen tertentu, minum anggur (wine) itu dilarang. Mungkin mereka akan mengutip Kejadian 9:21 sebagai dasar larangan tersebut dan mengajarkan bahwa Nuh mabuk setelah minum anggur, maka orang Kristen jangan minum anggur agar tidak mabuk. Permasalahannya, mengapa setelah minum anggur, Nuh mabuk? Apakah kemabukan Nuh itu berdosa menurut penulis Kejadian?

Kejadian 9:20 mencatat bahwa setelah keluar dari air bah, Nuh menjadi seorang petani yang menanam kebun anggur (grape). Anggur merupakan bagian penting dari perekonomian Israel selama mereka hidup di tanah Kanaan. Salah satu pesta ziarah besar, Sukot terjadi bersamaan dengan panen anggur di musim gugur (Ul. 16:13–15). PL sering menjadi simbol kesuburan, kesegaran, dan hidup yang berkelimpahan (Mzm. 80:8–16; Yes. 5:1–7; 27: 2–6; Yeh. 19:10–14) (Donald E. Gowan, From Eden to Babel: A commentary on the Book of Genesis 1-11, 108). Dari kebun anggur inilah, ia menjadi orang pertama yang membudidayakan anggur (wine). Kata “anggur” (wine) di ayat 21 dapat diterjemahkan, “jus anggur yang difermentasi” (W. R. F. Browning, A Dictionary of the Bible, 395). Jus anggur yang difermentasi biasanya jus dari buah anggur Vitus vinifera L. yang umum, kismis, kurma, buah ara, dan delima (G. W. Bromiley, The International Standard Bible Encyclopedia, Revised, 4:1068-1069). Di Israel kuno, pada waktu musim panen (terjadi sekitar bulan Agustus dan September), orang-orang Israel memanen buah anggur dengan cara memotong tandan anggur dari tanaman/pohon anggur dengan pisau pemangkas, kemudian buah-buah yang sudah dipanen tersebut dimasukkan ke dalam keranjang dan dibawa ke alat pemeras anggur. Alat pemeras anggur ini dibuat dari lempengan batu yang permukaannya dibuat rata untuk menginjak-injak. Alat ini terdiri dari sepasang tong persegi atau bundar (namanya dalam bahasa Ibrani: gat dan yegeb). Buah-buah anggur diinjak-injak dengan kaki telanjang pada papan gat, kemudian hasil perasan itu mengalir ke dalam wadah penampung yang berupa tong yang dipahat dari lempengan batu atau dibentuk dari lempengan-lempengan batu dan direkatkan dengan semen atau kulit kambing yang baru. Jus yang telah terkumpul di tong atau kulit kambing ini ditempatkan pada sebuah tempat yang dingin untuk difermentasikan. Kemudian hasil fermentasi dipakai untuk minuman anggur (wine), kue kismis (setelah disebarkan di atas tikar untuk dikeringkan sinar matahari), atau membuat bahan pemanis roti (Philip J. King dan Lawrence E. Stager, Kehidupan Orang Israel Alkitabiah, 114-115).

Minuman anggur (wine; Ibr.: yayin) merupakan minuman yang disukai dan dihargai di daerah Mediterania kuno (Mzm. 104:15). Minuman ini juga memiliki dua efek yaitu positif dan negatif. Secara positif, minuman ini digunakan untuk acara-acara Israel, misalnya pada acara ritual Israel seperti korban bakaran dan pendamaian (Bil. 15:5-10) dan acara pesta (Ul. 14:26) (Gordon J. Wenham, Genesis 1-15, 198). Bahkan wine juga merupakan komoditas kehidupan yang lazim. Misalnya, simbol kesejahteraan dan berkat Allah (Kej. 27:28), sering kali merupakan hadiah (1Sam. 25:18; 2Sam. 16:1), dan barang dagangan (2Taw. 2:8–10) (Allen C. Myers, The Eerdmans Bible Dictionary, 1058). Secara negatif, Alkitab menyebutkan bahaya minum anggur. Misalnya, seorang nazir Allah (orang awam yang paling suci di Israel kuno) dilarang minum minuman keras atau minum anggur apa pun (Bil. 6:3-4) dan para imam dilarang minum sebelum bertugas di tempat kudus (Im. 10:9). Alkitab juga mengajarkan tentang berbagai bahaya minum anggur (Yes. 5:22; 28:7; Ams. 21:17; 23:20-21, 29-35) (Wenham, Genesis 1-15, 198). Salah satu bahaya minum wine terlalu banyak, yaitu mabuk. Selain Nuh, Nabal dan Efraim juga disebut mabuk anggur (1Sam. 25:36, 37; Yes. 28:1)

(http://cleartheology.com/topic/Questionable%20Practices/Questionable%20Practices%2005.html). PL dan PB menyebut kemabukan sebagai dosa dan bahkan dikontraskan dengan orang percaya yang dipenuhi Roh Kudus (Ams. 20:1; 23:20; Yes. 5:11; 28:1, Rm. 13:13; Gal. 5:19; Ef. 5:18) (Myers, The Eerdmans Bible Dictionary, 1058 dan https://www.bethanybiblechurch.com/wp-content/uploads/2018/01/Theology-of-Alcohol-1.pdf).

Lalu, mengapa Nuh setelah minum wine menjadi mabuk? Berbagai alasan dikemukakan. Menurut saya, alasan yang mungkin adalah ia meminumnya terlalu banyak. Anggur sudah ada sebelum air bah, sehingga manusia akan memiliki kemampuan untuk memeras anggur sebelum Nuh memasuki bahtera. Namun setelah air bah, Nuh mendapat kesempatan membudidayakannya, sehingga ia memiliki akses yang lebih banyak untuk memeras anggur dan meminumnya secara berlebihan (https://www.gotquestions.org/Noah-drunk.html).

Apakah kemabukan Nuh termasuk dosa? Alkitab tidak mengatakannya secara eksplisit. Tapi paling tidak, ketika Nuh mabuk, ia membuka dirinya dengan telanjang di kemahnya (9:21), sehingga Ham, salah satu anaknya, melihatnya dan menceritakan kepada Sem dan Yafet (9:22), kemudian Sem dan Yafet menutupi aurat ayahnya (9:23). Telanjang atau menyingkapkan diri sendiri dianggap tidak hanya merendahkan di depan umum (2Sam. 6:16), tetapi tidak sesuai dengan hidup di hadirat Allah (Kel. 20:26; Ul. 23:13-15 [12-14]; lih. Kej. 3:21) (Wenham, Genesis 1-15, 198). Dengan kata lain, kemabukan Nuh termasuk dosa selain karena kemabukan itu sendiri termasuk dosa, tetapi Nuh mabuk dengan telanjang dan itu dilarang Allah.

Kalau begitu, bolehkah orang Kristen minum wine dengan mengutip kasus Nuh yang mabuk karena wine? Alkitab mengajarkan bahwa orang-orang yang dilarang minum wine adalah para imam (Im. 10:8-11), para nazir Allah (Bil. 6:1-4), dan raja (Ams. 31:4-5). Ini berarti orang-orang Israel biasa yang bukan imam, nazir Allah, atau raja boleh meminumnya. Tidak ada larangan meminum wine. Yang dilarang adalah meminum wine terlalu banyak. Di PB, salah satu syarat diaken adalah “jangan penggemar anggur” (1Tim. 3:8). Kata “penggemar” dalam teks Yunaninya pollō yang berasal dari kata polus yang berarti “banyak. Kata ini juga muncul di Titus 2:3, di mana perempuan-perempuan tua diperintahkan Paulus untuk “jangan menjadi hamba anggur”. Kata “hamba” juga menggunakan kata Yunani polus. Dengan kata lain, Alkitab tegas melarang orang percaya minum wine terlalu banyak. Kalau ada orang Kristen yang bersikeras mengatakan bahwa Alkitab melarang orang percaya minum wine, maka pertanyaan saya kepada mereka, mengapa Yesus malah mengubah air menjadi wine pada pesta pernikahan di Kana? (Yoh. 2:1:1-11) Bukankah seharusnya Ia langsung menegur para pelayan pesta itu untuk tidak menghidangkan wine?

Kesimpulan dari studi kita kali ini adalah Nuh mabuk wine dan itu adalah dosa karena kemabukannya itu disebabkan oleh Nuh meminum wine (hasil budidaya pohon anggur) terlalu banyak.

https://i0.wp.com/rec.or.id/wp-content/uploads/2020/12/logo.png logo writter

Ev. Denny Teguh Sutandio

Reformed Exodus Community