Mengapa Matius dan Lukas Berbeda Dalam Mencatat Urutan Pencobaan-pencobaan yang Dihadapi Kristus?

Posted on 11/07/2021 | In Do You Know ? | Ditulis oleh Ev. Denny Teguh Sutandio | Leave a comment

https://i0.wp.com/rec.or.id/wp-content/uploads/2021/07/Mengapa-Matius-dan-Lukas-Berbeda-Dalam-Mencatat-Urutan-Pencobaan-pencobaan-yang-Dihadapi-Kristus.jpg Mengapa Matius dan Lukas Berbeda Dalam Mencatat Urutan  Pencobaan-pencobaan yang Dihadapi Kristus?

Ketika kita membaca suatu peristiwa, maka sebagian besar kita mengurutkan peristiwa itu secara kronologis. Oleh karena itu, kita sering bingung karena kita menemukan perbedaan antara catatan Matius dan Lukas tentang urutan pencobaan yang dihadapi Kristus. Matius 4:5-10 menempatkan pencobaan untuk melompat dari bubungan Bait Allah sebagai pencobaan kedua dan tawaran untuk mendapat seluruh kerajaan dunia sebagai pencobaan ketiga. Sedangkan Lukas 4:5-12 mencatat bahwa tawaran untuk mendapat seluruh kerajaan dunia sebagai pencobaan kedua, sedangkan pencobaan agar Yesus melompat dari bubungan Bait Allah sebagai pencobaan ketiga. Pertanyaannya, urutan pencobaan mana yang benar dari kedua catatan ini?

Gleason L. Archer menjelaskan bahwa kunci menentukan mana urutan pencobaan yang benar secara kronologis adalah memperhatikan kata keterangan dan kata sambung yang dipakai oleh kedua penulis Injil ketika menuliskan pencobaan kedua dan ketiga. Misalnya, setelah Yesus berhasil melalui pencobaan pertama dan sebelum iblis mencobai Yesus yang kedua, Matius 4:5 mencatat kata sambung “Kemudian” (Yun.: tote). Setelah pencobaan kedua selesai dan sebelum iblis mencobai Yesus yang ketiga, Matius mencatat, “Dan Iblis membawa-Nya pula” (ay. 8). Kata “pula” dalam bahasa Yunani palin yang berarti “selanjutnya secara berurutan” (Gleason L. Archer, Encyclopedia of Bible Difficulties, 544 dan Barclay M. Newman dan Philip C. Stine, A Handbook on the Gospel of Matthew, 85) Kedua kata Yunani tote dan palin menandakan bahwa Matius menggunakan sejumlah “historical presents” untuk menceritakan peristiwa masa lalu secara kronologis (Newman dan Stine, A Handbook on the Gospel of Matthew, 82). Sedangkan Lukas memakai kata sambung sederhana Yunani untuk menghubungkan pencobaan pertama dan kedua di Lukas 4:5 yaitu kai yang berarti “dan” (TB-LAI: “kemudian”; ESV, NASB, YLT: “and”). Kemudian Lukas memakai kata sambung Yunani de yang berarti “dan” atau “tetapi” (TB-LAI: “kemudian”; ESV, NASB, YLT: “and”) untuk menghubungkan pencobaan kedua dan ketiga di ayat 9. Ini membuktikan kata sambung yang Lukas pergunakan adalah kata sambung umum yang tidak menunjukkan adanya urutan kronologis (Archer, Encyclopedia of Bible Difficulties, 544-545).

Pertanyaan selanjutnya, jika Lukas tidak menceritakan peristiwa pencobaan Yesus secara kronologis, maka apa tujuan Lukas menceritakan peristiwa pencobaan Yesus yang berbeda dengan catatan Matius? Archer menjawab bahwa Lukas menceritakan peristiwa pencobaan Yesus ini secara logis di mana tawaran untuk mendapat semua kerajaan dunia cocok diletakkan sebagai pencobaan di tengah-tengah antara pencobaan pertama yang cenderung ringan dan pencobaan ketiga yang berat (Archer, Encyclopedia of Bible Difficulties, 545).

Meskipun terdapat perbedaan catatan pencobaan Yesus yang tentunya disesuaikan dengan tujuan yang berbeda dari kedua penulis Injil, intinya tetap sama yaitu Yesus dicobai oleh setan di padang gurun dan yang terpenting Yesus mampu mengalahkan semua pencobaan itu (Mat. 4:11).

Foto oleh Olya Kobruseva dari Pexels
https://i0.wp.com/rec.or.id/wp-content/uploads/2020/12/logo.png logo writter

Ev. Denny Teguh Sutandio

Reformed Exodus Community