Jemaat Galatia adalah buah pelayanan Paulus. Ketika Paulus mengunjungi mereka, mereka masih hidup dengan pola pikir Perjanjian Lama yang harus mengikuti semua hukum dan aturan Perjanjian Lama. Mereka belum mengenal tentang Mesias yang telah datang dan menghapus serta menggenapi Perjanjian Lama. Mereka hidup dengan pola pikir bahwa mereka perlu melakukan sesuatu untuk diselamatkan. Dalam kunjungan itulah Paulus memberitakan Injil dan menceritakan tentang kebebasan di dalam Kristus dan apa yang telah dia lakukan untuk mereka. Tapi tidak lama setelah Paulus pergi, guru-guru palsu datang dan menambahkan pesan yang telah Paulus beritakan. Mereka berkhotbah tentang Yesus, tetapi juga tentang hal-hal tertentu yang perlu dilakukan orang Galatia untuk diselamatkan. Itulah alasan mengapa Paulus menulis surat ini kepada jemaat Galatia dan mengingatkan mereka tentang kemerdekaan di dalam Kristus saja.
Kristus adalah Sang Pembebas
Paulus sering menghubungkan sebuah fakta dengan sebuah tindakan untuk meresponi fakta. Paulus menghubungkan sebuah indikatif (apa yang telah Tuhan lakukan) diikuti oleh sebuah imperatif (apa yang harus kita lakukan sebagai tanggapan). Apa yang telah Kristus lakukan bagi kita? Di dalam beberapa versi Bahasa Inggris menuliskan demikian “Untuk kebebasan itulah Kristus telah membebaskan kita…” Paulus menggunakan kata “bebas” beberapa kali. Untuk kebebasan kitalah Kristus merendahkan diri-Nya, hidup dengan sempurna, mati tanpa dosa, dan bangkit dengan penuh kemenangan. Dari apakah Kristus membebaskan mereka? Dia membebaskan mereka dari beban kuk perbudakan.
Sebelum ada traktor, petani menggunakan tim lembu atau kuda untuk membajak sawah mereka. Hewan-hewan itu dihubungkan bersama oleh balok kayu besar dan berat yang dipasang di bahu mereka dan dipasang pada bajak yang akan mereka tarik dan bajak di ladang. Ketika Paulus berkata bahwa Kristus membebaskan mereka dari kuk yang berat di pundak mereka? Kuk di pundak mereka adalah tuntutan hukum Taurat yang mengajarkan agar mendapat perkenanan di mata Tuhan dan menerima hidup yang kekal di surga, mereka harus memenuhi Hukum Taurat. Itulah kuk yang selama ini dipikul oleh mereka. Paulus mengingatkan mereka bahwa Kristus telah membebaskan kita dari kuk perhambaan itu, dari hukum dan peraturan upacara Yahudi (lih. Gal 2:11-12). Paulus mau menyadarkan mereka, bahwa kita semua adalah hamba dosa, tidak ada hamba yang dapat memperoleh kebebasannya sendiri. Itu sebabnya Kristus datang untuk memberikan kebebasan sejati bagi mereka. Mereka tidak perlu lagi melakukan berbagai ritual untuk mendapat kebebasan sejati. Kristus sudah melakukannya bagi kita. Kebebasan sejati kita hanya bisa kita dapatkan di dalam Kristus, di luas Kristus, tidak ada kebebasan sejati.
Mengapa Paulus perlu mengingatkan tentang Kristus sebagai Pembebas sejati? Sebab jemaat Galatia mulai terkontaminasi dengan ajaran sesat yang mengharuskan mereka menambahkan ritual tertentu ke dalam iman mereka, yaitu sunat. Itu sebabnya Paulus menuliskan surat ini dan mengingatkan mereka bahwa hanya Kristus yang dapat memberikan kebebasan sejati, ketika mereka memilih untuk menambahkan sesuatu pada karya Yesus, mereka telah menolak Yesus sebagai Sang Pembebas.
Dalam ayat-ayat selanjutnya Paulus mengingatkan bahwa memang kita telah dibebaskan dari kuk perhambaan, tapi bukan dari ketaatan pada standar moral Allah (Gal 5:14–6:1). Paulus melanjutkan dengan dua imperative untuk menunjukan inilah bagian yang harus kita lakukan sebagai respon kepada apa yang telah Allah lakukan
Berdiri teguh
Berdiri teguh/cepat adalah istilah yang dipakai dalam konteks perang (1 Kor. 16:13). Tersirat dalam peringatan dan perintah ini (present imperative) sebuah fakta bahwa kebebasan kita di dalam Kristus terus-menerus diserang. Kebebasan selalu memiliki musuh yang harus diwaspadai terus menerus. Siapa musuh dari kebebasan sejati? Namanya Legalisme, dia tidak menyukai apa pun selain sesuatu yang membuat Anda terbeban dengan kuknya. Legalisme memperlakukan apa yang baik seolah-olah sangat penting. Setiap kali orang Kristen mengubah sesuatu yang baik menjadi sesuatu yang utama, maka legalisme sedang bekerja dan kebebasan hilang. Sunat adalah hal yang baik, tapi jika sunat menjadi yang utama, maka hati-hati, legalisme sedang bekerja.
Perintah untuk “berdiri teguh” berarti bahwa kita perlu selalu sadar bahwa ada bahaya yang selalu akan menyerang iman kita di dalam Kristus. Jangan terlena dengan kebebasan yang ada. Kehidupan kekristenan bukanlah sebuah pesta pora, walau memang apa yang Kristus lakukan perlu dirayakan terus menerus. Kehidupan kekristenan adalah sebuah peperangan yang mengharuskan kita selalu siaga dalam mendeteksi musuh dan tidak membiarkannya menguasai kita.
Jangan tunduk/ditundukkan lagi
Imperatif kedua memiliki partikel negatif yang artinya bahwa kita harus segera menghentikan suatu tindakan yang sedang dalam proses. Paulus dengan blak-blakan menunjukkan bahwa peraturan-peraturan hukum seperti yang dituntut oleh kaum Yudais merupakan kuk perbudakan, sehingga ia menggunakan kata itu dalam arti yang buruk yaitu suatu beban yang dipaksakan, seperti perbudakan. Seperti binatang yang lepas dari menarik bajak, kita seharusnya tidak berusaha untuk dikait lagi. Bagi Paulus sunat yang dilakukan oleh orang-orang Galatia bukan sekedar ketaatan beragama, tetapi sebuah tanda bahwa mereka telah beralih pada sistem keselamatan melalui perbuatan baik yang memisahkan mereka dari kasih karunia Allah.
Seseorang yang diterima oleh Allah adalah mereka yang menempatkan kepercayaan penuh mereka dalam Anak-Nya, Yesus Kristus. Setelah seseorang diselamatkan, dia harus bertekun dalam menjalani kehidupan yang dapat diterima oleh Tuhan hanya dengan terus percaya di dalam Kristus saja. Kepercayaan pada pekerjaan manusia dalam bentuk apa pun merupakan penghalang antara seseorang dan Kristus yang akan menghasilkan legalisme yang tidak dapat diterima. “Kristus yang dilengkapi adalah Kristus yang digantikan.”
Legalisme mengharuskan orang untuk menjaga seluruh hukum. Jika seseorang mencoba untuk menyenangkan Tuhan dengan disunat, maka dia berkewajiban untuk mematuhi seluruh hukum. Jadi, seseorang sepenuhnya di bawah hukum, atau tidak di bawah hukum sama sekali. Jelas, jika seseorang sepenuhnya berada di bawah hukum, Kristus tidak berharga bagi orang ini. Tuhan Yesus bukan hanya Juruselamat yang sempurna, tapi juga eksklusif.
Aplikasi
Apakah selama ini saudara telah dibebaskan di dalam Kristus? Atau masih menghambakan diri kepada suatu perbuatan baik di luar Kristus? Ingatlah bahwa kita memiliki kebebasan sejati hanya di dalam Yesus.
Bagaimana saudara mengarungi hidup kekristenan saudara? Sebagai sebuah peperangan yang membuat saudara selalu berhati-hati atau sebagai sebuah pesta, hanya bersenang-senang atas apa yang Kristus sudah lakukan tanpa tindakan waspada terhadap berbagai nilai yang ditawarkan sekaligus menjadi serangan bagi iman kita? Adakah satu atau dua ritual yang menurut kita harus dilakukan sebagai tambahan bagi pengorbanan Kristus bagi kita? jika iya maka kita telah kembali mengenakan kuk penghambaan yang sudah dilepaskan oleh Yesus. Mohonlah pengampunan dari Tuhan dan bertobatlah!
Photo by Steven Erixon on Unsplash