Jika nubuat nabi Yoel (2:28-32) digenapi pada hari Pentakosta (Kis. 2:16-21), mengapa tidak semua tanda ajaib terjadi pada hari Pentakosta?

Posted on 03/10/2021 | In Do You Know ? | Ditulis oleh Ev. Denny Teguh Sutandio | Leave a comment

https://i0.wp.com/rec.or.id/wp-content/uploads/2021/10/Jika-nubuat-nabi-Yoel-2-28-32-digenapi-pada-hari-Pentakosta-Kis-2-16-21-mengapa-tidak-semua-tanda-ajaib-terjadi-pada-hari-Pentakosta.jpg Jika nubuat nabi Yoel (2:28-32) digenapi pada hari Pentakosta (Kis. 2:16-21), mengapa tidak semua tanda ajaib terjadi pada hari Pentakosta?

Ketika kita mendengar adanya ramalan dari dunia non-Kristen yang tidak lengkap, mungkin kita akan protes dan menyebut ramalan itu salah. Bagaimana jadinya jika hal ini terjadi pada nubuat di Alkitab? Contoh mengapa tanda-tanda ajaib di Yoel 2:30-32 tidak disebutkan di Kisah Para Rasul 2:16-21, padahal di Kisah Para Rasul 2:17-21 mengutip nubuat nabi Yoel? Apakah Petrus salah mengutip? Ataukah nubuat nabi Yoel salah?

Ketika di Kisah Para Rasul 2:17-21, Petrus mengutip nubuat Yoel 2:28-32, ia ingin membuktikan bahwa zaman akhir telah datang oleh kedatangan Kristus dan pemberian kuasa Roh Kudus kepada gereja-Nya. Yoel 2:28-29 telah digenapi di dalam Kisah Para Rasul 2:3-12 di mana Injil diberitakan oleh 120 murid kepada semua orang dari berbagai bahasa dan 120 murid yang mewakili anak-anak laki-laki dan perempuan Israel, teruna-teruna, orang-orang tua, dan para budak dipenuhi Roh dan memceritakan perbuatan-perbuatan ajaib Allah dan memberitakan Injil.

Namun pertanyaannya bagaimana dengan penggenapan Yoel 2:30-32? Kalau kita membaca Kisah Para Rasul 2:19-21, maka kita mendapat pengertian bahwa tanda-tanda ini pasti digenapi bukan pada peristiwa Pentakosta, tetapi pada waktu sebelum zaman akhir makin mendekat dan Kristus akan datang kedua kalinya (Why. 16:18) (Gleason L. Archer, Hal-hal yang Sulit dalam Alkitab, 643). Kok tahu? Di ayat 20, Petrus mengutip nubuat nabi Yoel, “Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu.” Kata “hari Tuhan” (hēmeran kurion) merujuk pada hari penghakiman (Luk. 10:12; 12:46; 17:22, 24, 26, 30; 21:6, 23, 34; Kis. 17:31) dan hari itu jelas mengacu kepada hari ketika Kristus akan datang kedua kalinya. Dengan kata lain, penggenapan Kisah Para Rasul 2:19-21 merujuk pada waktu mulai Pentakosta hingga Kristus akan datang kedua kalinya di mana Injil keselamatan akan diberitakan ke seluruh penjuru dunia (Luke Timothy Johnson, The Acts of the Apostles, 50 dan John R. W. Stott, The Message of Acts, 74). Dengan kata lain, “Pentakosta mengawali zaman akhir; kengerian pada Kitab Wahyu 16-18 akan menandai semakin dekatnya zaman akhir ini sebelum Tuhan datang kembali” (Archer, Hal-hal yang Sulit dalam Alkitab, 643).

Studi kita hari ini menyadarkan kita bahwa beberapa orang Kristen sibuk menekankan dan berdebat tentang tanda-tanda di Yoel 2:28-30 yaitu tentang bahasa roh dan nubuat, tetapi melupakan pentingnya pemberitaan Injil ke seluruh dunia sebelum Kristus datang kedua kalinya. Padahal penginjilan jauh lebih penting dari bahasa roh dan nubuat karena penginjilan langsung diperintahkan oleh Kristus (Mat. 28:19-20), sedangkan bahasa roh dan nubuat merupakan karunia Roh Kudus yang dipakai untuk memberitakan Injil. Jadi tekankan mana yang lebih penting. Amin.

Photo by Thaï Ch. Hamelin / ChokdiDesign on Unsplash
https://i0.wp.com/rec.or.id/wp-content/uploads/2020/12/logo.png logo writter

Ev. Denny Teguh Sutandio

Reformed Exodus Community