Setiap kita pasti pernah memakan roti atau kue yang dibuat oleh manusia entah pabrik roti atau keluarga kita sendiri. Namun pernahkah kita melihat dan memakan roti yang disediakan oleh Allah? Ya, Alkitab menyebutnya sebagai “manna” (Kel. 16:31). Menurut deskripsinya, manna itu “warnanya putih seperti ketumbar dan rasanya seperti rasa kue madu.” Pertanyaannya, benarkah warna putih di manna mirip “ketumbar”?
“Ketumbar” dalam teks Ibraninya Gad. Hampir semua Alkitab bahasa Inggris (ESV, KJV, NASB, NET, NIV, NKJV, NRSV, YLT) menerjemahkannya sebagai “coriander.” Ketumbar (Coriandrum sativum) yang terkenal di Palestina adalah tanaman umbelliferous tahunan seperti wortel dengan tinggi 61 cm (Fauna and Flora of the Bible, 111). Ketumbar ditanam di akhir musim dingin dan dipanen di musim semi persis seperti waktu panen barley. Penerjemahan ketumbar untuk Gad mungkin didasarkan pada penggunaannya secara luas di Timur Tengah selama berabad-abad, termasuk bijinya (secara teknis buah-buahan) dan daunnya. Namun permasalahannya warna biji ketumbar bukan putih (Lytton John Musselman, A Dictionary of Bible Plants, 39-40). Buah atau biji ketumbar berwarna abu-abu, bulat, dan seukuran kacang polong kecil (Fauna and Flora of the Bible, 111). Pakar lain berkata warna biji ketumbar adalah coklat (Musselman, A Dictionary of Bible Plants, 40 dan Noel D. Osborn dan Howard A. Hatton, A Handbook on Exodus, 406).
Selain itu, kata Gad tidak dapat diidentifikasikan sebagai “ketumbar” karena tidak sesuai dengan konteks dan bahasa pada waktu itu. Tanaman gidda Arab (serumpun dengan Gad) mengacu pada apsintus (Artemisia), bukan ketumbar. Lagipula, ketumbar tidak pernah ditemukan di gurun dan butiran coklatnya tidak dapat dibandingkan dengan tetesan putih manna (Michael Zohary, Plants of the Bible, 92).
Jika demikian, maka sebenarnya “ketumbar” yang dipakai sebagai kemiripan dengan manna bukan warna ketumbar dan Gad bukan ketumbar. Kemiripan Gad dengan manna adalah pada ukuran dan bentuk. Ukuran dan bentuk manna mirip seperti ukuran dan bentuk Gad (Osborn dan Hatton, A Handbook on Exodus, 406 dan Allen C. Myers, ed., The Eerdmans Bible Dictionary, 234). Dengan kata lain, “warnanya putih seperti ketumbar” lebih tepat diterjemahkan bahwa bentuk manna mirip seperti bentuk biji bulat putih kecil dari tanaman yang ada di padang gurun waktu itu atau tanaman yang nama Arabnya serumpun dengan Gad (Osborn dan Hatton, A Handbook on Exodus, 406 dan Zohary, Plants of the Bible, 92).
Dari sini, muncul dua pertanyaan: Pertama, mengapa banyak penerjemah menerjemahkan Gad sebagai ketumbar? Michael Zohary menjelaskan bahwa kemungkinan terjemahan tersebut diambil dari kata Punisia untuk “ketumbar” yaitu goid yang serumpun dengan Gad (Zohary, Plants of the Bible, 92). Kedua, mengapa warna putih dari manna disamakan dengan warna ketumbar padahal warna ketumbar bukan putih? Kemungkinan karena di Bilangan 11:7, ketumbar dibandingkan dengan damar bedolah. Kata “bedolah” (ESV, KJV, NASB, NET, dan NKJV: “bdellium”) sendiri merupakan kata pinjaman bahasa Inggris dari akar kata Semit (Akkadia) budulchu yang diterjemahkan menjadi bedellion dalam bahasa Yunani. Bedolah merupakan damar aromatik yang berwarna kuning pucat atau putih (R. Dennis Cole, Numbers, 185 dan Jacob Milgrom, Numbers, 84).
Meskipun Gad tidak dapat disamakan dengan ketumbar, Keluaran 16:31 mengajarkan bahwa manna merupakan pemberian Allah kepada bangsa Israel (ay. 15b). Hal ini menunjukkan pemeliharaan Allah atas umat-Nya yang sedang menuju tanah Kanaan. Allah yang memelihara kehidupan umat-Nya, Israel adalah Allah yang sama memelihara kehidupan umat-Nya di zaman sekarang dengan berbagai cara dan media. Oleh karena itu, umat-Nya tidak perlu kuatir akan hidupnya (Mat. 6:25-34). Amin.