PENGALAMAN HIDUP
Banyak hamba Tuhan yang bertanya-tanya, mengapa Allah memanggil mereka kepada pelayanan gereja lokal, setelah mereka sukse berkarier di bisnis – mereka berpikir bahwa keahlian-keahlian mereka akan sia-sia ketika menjadi hamba Tuhan atau misionaris. Sampai mereka akhirnya menjabat sebagai hamba Tuhan atau misionari di ladang misi, mereka baru menyadari bahwa dalam kehidupan pelayanan, nilai dari akuntasi, manajemen, dan keahlian-keahlian dalam berhu-bungan dengan orang-orang, tetap dibutuhkan. Allah dapat memakai semua keahlian dan kemam-puan mereka dalam pelayanan maupun ladang misi.
KEADAAN
Banyak orang percaya yang mencari kehendak Allah, telah salah dalam meyakini bahwa sebuah pintu yang terbuka atau sebuah pintu yang tertutup, pastilah merupakan pimpinan yang jelas dari Allah. Tentu saja, kadang-kadang hal ini benar. Allah kita yang berdaulat dapat melakukan hal tersebut setiap hari, namun demikian, ini adalah sebuah dunia yang telah jatuh, dan keadaan yang ada, tidak selalu tampak sebagaimana kelihatannya.
Allah mengingatkan kita dalam Firman-Nya, ketika Dia merujuk kepada Iblis sebagai “ilah zaman ini” (2 Kor 4:4), dan sebagai “penguasa kerajaan angkasa” (Ef 2:2). Paulus mengatakan bahwa kita tidak boleh mengabaikan “taktik-taktik Iblis ( 2 Kor 2:11), ia menyamar sebagai “malaikat terang” (2 Kor 11:14), atau aktivitasnya yang ditandai dengan “tanda-tanda mujizat” (2 Tes2:9). Wahyu 12:9, menyebut dia “yang menyesatkan seluruh dunia”. Dengan ini semakin jelas mengajarkan Anda, perihal taktik-taktik dia yang dengan senang hati mengalihkan perhatian Anda dari menemukan dan memenuhi cara yang terbaik untuk memakai hidup Anda, jelas sekali bahwa keadaan yang ada tidak harus berarti sebuah peta jalan dari Allah.
Tentu saja, keadaan adalah komponen penting dari pimpinan Allah. Keadaan hidup kita, sering kali merupakan sebuah jalan yang Allah pimpin dan arahkan. Kadang-kadang, pintu-pintu yang dibukakan bagi kita tidak masuk akal, dengan apa yang telah kita pertimbangkan mengenai rencana-rencana, impian-impian atau pemahaman-pemahaman kita akan kehendak Allah. Namun beberapa tahun kemudian, kita mungkin dapat melihat bagaimana Allah dengan jelas mengarahkan kita kepada sebuah titik dari pemahaman yang lebih besar dari apa yang kita pikirkan. Ingatlah bahwa Allah tidak dapat meletakkan panggilan kepada dua orang secara saling bersisian untuk diperbandingkan, karena masih-masing memiliki panggilan yang unik. Kane berkata, “Tidak ada dua orang Kristen yang sama, entah dari pengalaman pertobatan mereka, atau dalam hal arahan yang datang di kemudian hari.” Allah memiliki rancangan yang merupakan, banyak jalan harus kita lalui di sepanjang hidup kita. Jalan yang Anda lalui saat ini mungkin bukanlah pilihan atau keinginan Anda, namun ada alasan untuk itu.
WAKTU YANG TEPAT
Banyak orang Kristen mengenal Allah, mempelajari firmanNya, meluangkan waktu untuk berdoa, mencari nasehat dari teman-teman yang saleh, faktor di dalam pengalaman-pengalaman hidup mereka, mempertimbangkan keadaan mereka, dan percaya bahwa mereka mengetahui apa yang sedang Allah pimpin untuk mereka lakukan. Dan meskipun segala sesuatu kelihatannya merujuk kepada sebuah jalan tertentu, mereka tidak memiliki damai sejahtera dalam mengikutinya. Seorang pria yang dikenal penulis, memiliki kesempatan luar biasa untuk melayani Allah, dalam sebuah cara yang tidak pernah ia impikan, akan menjadi sesuatu yang nyata.
Semua komponen yang diperlukan telah ada. Semakin dia menguji situasi dari setiap segi, semakin dia mulai menyadari bahwa waktunya saja tidak tepat. Perpindahan ini akan sangat sulit bagi keluarganya. Juga ada aspek-aspek dari pelayanan yang telah berjalan akan mengalami pengaruh, apabila ia meninggalkannya. Butuh waktu lama baginya untuk membangun aspek-aspek itu, dan mungkin pelayanannya akan hilang ketika ia pindah tempat. Firman Allah berkata, bahwa pintu-pintu yang terbuka tidak selamanya berarti kita harus berjalan melaluinya (Pengkotbah 3:1-11).
KERINDUAN HATI ANDA
Salah satu unsur yang tetap ada dalam proses pencarian kehendak Allah, dan kedengarannya aneh bagi banyak orang adalah, “Apa yang Anda ingin lakukan?” Bagi beberapa orang, kehendak Allah itu suatu yang menyenangkan, atau semakin tidak disukai tugas itu, semakin besar Allah disenangkan oleh kita. Jika Anda seorang orang tua, tidak ada yang lebih menyenangkan daripada melihat keinginan seorang anak yang serupa dengan keinginan orang tua.
Allah memberikan kerinduan kepada kita kearah yang Ia ingin kita tuju, dan kemudian Dia memenuhi kerinduan-kerinduan tersebut dengan cara mengijinkan kerinduan itu untuk menemukan ekspresi dan pemenuhan dalam hidup kita. Henry Blackaby mengilustrasikan hal ini dengan begitu indahnya dalam buku “Experiencing God” (Mengalami Allah). Dia menceritakan tentang pembelian sebuah sepeda baru merek Schwinn warna biru untuk anaknya yang akan berulang tahun yang keenam. Ia menyembu-nyikan sepeda itu, lalu bertanya kepada anaknya, apa yang dia inginkan untuk ulang tahunnya. Setiap hari ia berusaha menumbuhkan kerinduan dan mengarahkan kepada anaknya tentang sebuah sepeda seperti yang telah dibelinya. Satu hari menjelang ulang tahun, anaknya menginginkan hadiah sebuah sepeda Schwinn, berwarna biru lebih dari apapun. Ketika ulang tahunnya tiba, hadiah itu menjadi yang terbaik yang pernah ia dapatkan. Betapa sukacita sang ayah melihat anaknya begitu bahagia dengan hadiah yang telah ia pilihkan sebelumnya.
Allah memulai sebuah proses yang hampir sama dalam hidup Anda, namun proses ini lebih panjang. Mazmur 136:16 berkata, “Dalam kitabMu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.” Allah mulai membentuk sebuah kepribadian di dalam diri Anda dengan pilihan-pilihan, sebelum Anda menghirup nafas pertama. Dia telah memberikan kepada Anda pengalaman-pengalaman hidup, edukasi, keahlian-keahlian, karunia-karunia, dan talenta-talenta untuk menjadikan Anda tepat seperti apa diri Anda sekarang. Sehingga Anda dapat melakukan, menjadi, dan mengatakan segala hal yang Dia rindukan bagi Anda. Dan Dia sedang memberikan kerinduan-kerinduan untuk hal yang sama. Bapa kita di sorga memberikan kepada kita kerinduan saat kita bergembira di dalam Dia (Mam 37:4). Prinsip Alkitabiah ini begitu jelas, sehingga sejumlah pengajar dengan sederhana menekankan bahwa Allah membimbing kita melalui afeksi-afeksi kita. Apa yang Anda ingin lakukan?
Walau bagaimanapun, ada sebuah imbauan penting yang harus menyertai pengajaran ini: Berhati-hatilah dalam menjaga hatimu. Amsal 4:23, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” Saya tidak mengajarkan orang untuk mencari kehendak Allah hanya dengan mengikuti suara hati mereka oleh karena kebenaran dalam Yeremia 17:9. Untuk bergembira dalam Tuhan, Anda harus mengenal Dia, mengenal Firman-Nya, meluangkan waktu dalam doa, dan menikmati nasehat yang saleh.
CARA MENGENAL KEHENDAK ALLAH
Cara untuk menemukan kehendak Alah adalah dengan menjadi begitu dekat denganNya, sehingga detak jantung Anda seirama dengan detak jantung Allah sendiri. Pelajarilah firmanNya, luangkanlah waktu di dalam doa. Mintalah orang-orang saleh untuk menasehati Anda dan dengarkan baik-baik apa yang mereka katakan. Pertimbangkanlah pengalaman-pengalaman hidup yang telah Allah berikan kepada Anda, untuk menjadikan Anda diri Anda yang sesungguhnya. Periksalah keadaan-keadaan Anda, dan jadikanlah hal-hal tersebut factor dalam keputusan Anda. Sayangnya, Allah tidak selalu menempatkan lampu-lampu lalu lintas pada setiap persimpangan jalan, untuk memberitahukan kapan harus pergi, dan kapan harus berhenti. Namun, waktunya Allah adalah sebuah unsur yang penting untuk dipertimbangkan dalam menemukan dan mengikuti kehendakNya. Akhirnya ingatlah, bahwa Allah mengasihi Anda. Yesus mengatakan bahwa Anak Manusia datang supaya kita memiliki hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan (Yoh 10:10). Untuk menikmati kelimpahan hidup yang telah Ia persiapkan bagi Anda, pertimbangkanlah baik-baik kerinduan-kerinduan yang telah Allah tempatkan dalam hati Saudara.
Allah betul-betul memiliki kehendak yang spesifik bagi hidup Anda, namun Anda tidak dapat duduk dengan sehelai kertas kosong, mencoba untuk mengetahui, dan memetakan sisi hidup Anda di atasnya. Kehendak Allah ditemukan saat kita membuat keputusan-keputusan setiap hari, berjalan melalui pintu-pintu, mengenali pimpinanNya, dan berupaya untuk setia. Sang Gembala memiliki rancangan bagi domba-dombanya, namun mereka tidak mengetahui secara keseluruhan di muka. KehendakNya ditemukan, sementara sang domba percaya penuh mengikuti Sang Gembala. Katekismus Westminster mengatakan, bahwa tujuan akhir manusia adalah memuliakan Allah dan menikmati Dia selama-lamaNya. Hal ini mengingatkan saya kepada pertanyaan katekisasi anak-anak, yang bunyinya, “Bagaimana Anda dapat memuliakan Allah?” dan jawabannya, “Dengan mengasihi Dia, dan melakukan apa yang Dia perintahkan.” Oswald Chambers menulis buku renungan klasik, “Sasaran utama dari misionaris adalah untuk melakukan kehendak Allah, bukan untuk menjadi berguna, bukan untuk memenangkan seorang penyembah berhala.” Melakukan hal itu memang berguna, ia sudah memenangkan orang kafir, namun itu bukanlah sasaran utamanya. Sasaran utamanya adalah untuk melakukan kehendak Allah. “Apa yang ingin Anda lakukan?”
BAB III Apakah dasar yang Alkitabiah untuk panggilan misi?
Alkitab mengajarkan kepada kita mengenai panggilan misi. Sementara Anda bertumbuh di dalam pengetahuan akan Allah, melalui firmanNya, detak jantung Anda mulai bergema bersama detak jantung Allah sendiri. Anda rindu untuk menjadi seorang anak yang taat, dan dengan setia melaksanakan Amanat AgungNya, untuk menjadikan murid-murid dari semua suku bangsa di dunia. Anda ingin menyelamatkan mereka yang binasa, yang setiap hari mati dan memasuki kekekalan tanpa Kristus. Anda merasakan suatu beban dan belas kasihan bagi mereka yang seumpama domba-domba tanpa gembala. Di atas segalanya, Anda ingi memuliakan Allah dengan memproklamasikan InjilNya yang agung kepada orang-orang yang berada dalam kegelapan spiritual dan membawa mereka untuk menyembah di hadapan takhtaNya.
Meskipun Alkitab tidak memberikan definisi tentang panggilan misi, namun Alkitab memberikan kepada kita sebuah jendela yang melaluinya, kita boleh memandang dan melihat hasrat Allah bagi suku-suku bangsa, dan bagaimana Ia memanggil orang-orang kepada diriNya sendiri, untuk melaksanakan kerinduan-kerinduanNya.
Contoh-contoh alkitabiah dari panggilan, bukanlah sesuatu yang memberi petunjuk mengenai bagaimana seharusnya setiap panggilan itu. Kita semestinya tidak memandang contoh-contoh Alkitab sebagai preseden untuk membuat sebuah daftar perbandingan dengan pengalaman-pengalaman kita sendiri. sebaliknya, contoh-contoh Alkitab tersebut bersifat menggambarkan apa yang terjadi ketika Allah memanggil orang-orang pada waktu-waktu yang berbeda dalam sejarah Alkitab. Kejadian-kejadian yang tercatat ini dipakai sebagai ilustrasi bagi detak jantung Allah, kebangunan kepada suatu panggilan pelayanan dan respons dari pelayan kepada panggilan-Nya.
Dalam kitab Injil, tercatat ekspansi kekristenan dalam tindakan rasul-rasul, surat-surat yang ditujukan kepada gereja-gereja awal dari sebuah ladang misi, dan restu dari penatua-penatua Yerusalem dalam Kis. 15, untuk membagikan Injil kepada orang-orang non-Yahudi. Kita juga mempelajari bahwa Allah akan berhasil dalam pekerjaan misi-Nya. Yohanes mengatakan dalam Wahyu 7:9, “Kemudian dari pada itu, aku melihat: Sesungguhnya suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat dihitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan tahta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.” Walau bagaimanapun, memandang sepintas ke dalam Perjanjian Lama menunjukkan bahwa Allah telah selalu peduli akan suku-suku bangsa dari dunia kepunyaan-Nya.
MANDAT MISI
Allah adalah Pemberita Kabar baik yang pertama kepada manusia yang jatuh ke dalam dosa. Ketika Adam dan Hawa jatuh, bukannya mereka datang kepada Allah dan mencari cara untuk memperbaiki kemelut, mereka malah menyembunyikan dirinya. Allah datang kepada mereka dan memperhadapkan mereka dengan dosa-dosa mereka. Dia juga memberikan pengharaan kepada mereka dalam apa yang disebut dengan protoevangelion, Injil yang pertama (Kej 3:15). Diberikan sebagai janji yang akan digenapi. Versi Kabar Baik ini masih berada dalam bayang-bayang dari wahyu mula-mula, namun ini merupakan janji Allah, bahwa keturunan dari perempuan itu akan menang atas ular dan siasat-siasatnya.
Bagaimanapun, bahkan setelah kejatuhan, laki-laki dan perempuan melanjutkan hidup mereka dalam dosa sampai ke derajat di mana Allah membinasakan hampir semua umat manusia dan binatang-binatang dalam air bah. Orang-orang yang selamat adalah keluarga Nuh, dan binatang-binatang yang Allah telah bawa kepada Nuh. Setelah air bah, dosa kembali kepada kariernya akan kemabukan, kekejaman, dan pemberon-takan. Allah telah memerintahkan manusia untuk menaati amanat dasar-Nya, untuk memenuhi seluruh bumi, mendudukinya dan berkuasa atasnya. Namun, manusia malah memberontak, dan membangun sebuah menara yang sangat tinggi, sehingga mereka bisa berkumpul di satu tempat. Allah turun dan membagi suku-suku bangsa di dunia dengan menciptakan bahasa-bahasa. Kita melihat kisah ini dan tabel segala suku-suku bangsa dalam Kejadian 10 dan 11; kemudian dalam Kejadian 12, kita kembali melihat detak jantung misi Allah.
Kejadian 12, menceritakan panggilan Allah kepada seorang pria bernama Abram. Dalam ayat 3, Allah menunjukkan kepada kita bahwa Perjanjian Lama bukan hanya tentang kepedulian Allah kepada bangsa Yahudi: “Dan olehmu, semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.” Kepedulian bagi segala bangsa dari hasrat-Nya agar mereka memuliakan Dia ditemukan di sepanjang Perjanjian Lama.