Di Lukas 10:23, Yesus memberi tahu murid-murid-Nya: “Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat.” Namun, kemudian Dia berkata kepada mereka, “Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya” (Yoh. 20:29). Kata “berbahagia” seharusnya diterjemahkan “diberkati” (blessed). Yang mana yang benar?
Pertama, arti “diberkati” atau “berbahagia” di kedua teks ini berbeda. Di Lukas 10:23, para murid Yesus sangat bersukacita setelah mereka mengusir setan (10:17-19), sedangkan di Yohanes 20:29, “diberkati” merujuk pada orang-orang yang percaya kepada Kristus tanpa memiliki kesempatan untuk memasukkan jari mereka ke dalam luka bekas penyaliban di tubuh kebangkitan-Nya layak dipuji.
Kedua, ada perbedaan objek pujian Yesus atas apa yang mereka lihat atau tidak lihat. Di Lukas 10:23, para murid-Nya menggunakan penglihatan sebagai proses dalam menjalankan iman mereka, sedangkan di Yohanes 20:29, Tomas menuntut penglihatan sebagai dasar imannya. Tentu tidak salah menggunakan bukti supranatural untuk mendukung iman seseorang, tetapi bukti bukanlah dasar untuk percaya karena dasar untuk percaya adalah Allah dan wahyu-Nya. Bukti hanyalah alasan kita percaya bahwa Allah itu ada, tetapi Allah lah yang meyakinkan kita untuk percaya kepada-Nya (https://defendinginerrancy.com/bible-solutions/Luke_10.23.php).
Dari sini, kita belajar bahwa baik orang-orang yang melihat bukti supranatural maupun yang tidak melihat (tidak menuntut bukti supranatural) sama-sama diberkati karena yang terpenting bukan bukti supranatural, tetapi Allah dan penyataan diri-Nya.