Alkitab beberapa kali menyebutkan satu jenis bunga yang mungkin tidak terlalu dikenal oleh orang Indonesia, yaitu bunga bakung. Mungkin bunga bakung hanya dikenal oleh sebagian orang namun bunga ini tidak sepopuler bunga mawar, melati atau anggrek, namun kemungkinan bunga ini adalah jenis yang paling sering dikutip dalam Alkitab. Beberapa kali Alkitab mempergunakan kutipan bunga bakung, paling banyak di kitab Kidung Agung. Bunga bakung menjadi bentuk yang dijadikan pola pilar bangunan Bait Suci yang didirikan Salomo (1 Raja 7:17, 22, 26; 2 Taw. 4:5). Bunga bakung juga manjadi nama lagu yang dipakai dalam kitab Mazmur: menurut lagu Bunga Bakung (Maz. 45:1; 60:1; 69:1; 80:1). Kidung Agung mencatat beberapa kali bunga bakung dijadikan metafora untuk menggambarkan sang kekasih atau cinta itu sendiri (2:1, 2, 16; 4:5; 5:13; 6:2,3; 7:2). Hosea menggambarkan Israel seperti bunga bakung (14:5). Penulis PB memakai bunga bakung sebagai contoh bunga yang tumbuh tanpa perlu kerisauan bagaimana cara tumbuhnya dan semuanya itu dibandingkan dengan kekuatiran manusia (Mat 6:28; Luk. 12:27).
Yang menarik adalah, ada semacam tarik menarik yang sama-sama ekstrim dengan pemakaian bunga bakung di dalamnya. Di Kidung Agung, keindahan bunga bakung ditampilkan dan diagungkan sedemikian rupa, namun di dua ayat PB di atas ada kesan bahwa bunga bakung hanyalah bunga biasa yang tumbuh tanpa proses yang bertele-tele, namun keindahan bunga bakung ditampilkan lebih menonjol dari cara Salomo berpakaian dengan mewahnya.
Kata Ibrani shushan atau shoshan atau shoshannah dipakai untuk merujuk pada kata ‘bunga bakung’ ini. Dari sisi bahasa, istilah-istilah bunga bakung yang muncul di Alkitab dibagi menjadi 2 bagian, yaitu ‘bunga bakung’ dan ‘bunga bakung di lembah atau ladang’. Seiring perkembangan jaman dan pengetahuan tentang berbagai macam flora, berbagai penyelidikan tentang jenis bunga bakung (Ing: lily) yang dimaksud dalam Alkitab semakin bermunculan (sekarang ada lebih dari 90 spesies bunga bakung). Penyelidikan ini juga harus melibatkan topografi daerah Israel kuno, misalnya jenis tanah yang dapat menumbuhkan bunga bakung ini ataupun kapan musim tumbuhnya bunga bakung. Hal ini sangat dapat dimaklumi mengingat keterbatasan akses orang kuno dalam membedakan berbagai jenis bunga. Ada kalanya pemberian nama bunga tertentu diberikan berdasarkan bentuk fisik bunga itu. Seorang penafsir Alkitab Yahudi dan filsuf abad pertengahan bernama Abraham ibn Ezra dalam tafsiran Kidung Agung 2:1-nya mengatakan bahwa kata shushan berasal dari shesh yang artinya enam (6), karena bunga ini memiliki 6 daun bunga berwarna putih sebagaimana juga dengan putik dan benang sarinya yang juga berjumlah 6. Sekarang, para penyelidik modern yang mempelajari tentang tanaman di Alkitab pun mengalami perbedaan jenis bunga bakung yang dimaksud dalam Alkitab; bahkan bunga bakung memiliki berbagai macam warna (pada umumnya putih, namun ada juga yang merah cerah ataupun putih bercak-percak merah muda dan berbagai warna lainnya). Ada yang mengatakan bahwa bunga bakung yang umum di era Israel kuno adalah jenis lilius candidum sedangkan maksud bunga bakung yang di lembah atau padang adalah jenis madonna lily ataupun easter lily. Jika kita melihat sekilas, semua jenis bunga bakung yang dimaksud kelihatannya mirip dan tidak berbeda.
Di tengah segala bentuk kontroversi yang ada tentang spesies bunga bakung yang dimaksud dalam referensi-referensi ayat yang banyak di Alkitab, hal yang harus dipahami tentang bunga bakung ini adalah bahwa bunga bakung adalah bunga yang tumbuh khas di daerah Israel kuno (perbandingannya : orang Indonesia sangat familiar dengan bunga seperti mawar, melati atau bunga matahari). Bunga bakung dapat tumbuh di lembah atau padang ataupun di antara duri-duri (tipikal geografi area Israel). Kadang pula bunga ini diproses sedemikian supaya ditanam di taman tertentu. Ketika nabi Hosea mengatakan, “Aku akan seperti embun bagi Israel, maka ia akan berbunga seperti bunga bakung”, hal ini menandakan bahwa bunga bakung itu tumbuh secara teratur dan banyak bermunculan di segala tempat.
Photo by Pixabay