Ketika kita menjumpai guru/dosen atau teman kita mengutip sebuah buku atau surat kabar, tetapi isi kutipannya kurang tepat, apa yang akan kita lakukan? Mungkin kita akan memprotesnya. Nah hal serupa juga terjadi dengan 1 Korintus 10:8. Di 1 Korintus 10:8, Paulus berkata, “Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang.” Ia mengutip Bilangan 25:9, tetapi menariknya di Bilangna 25:9 disebutkan orang Lewi yang tewas berjumlah kira-kira 24.000 orang. Kemungkinan berikutnya, mungkin ia mengutip Keluaran 32:28, tetapi di Keluaran 32:28, tercatat orang-orang Israel yang meninggal berjumlah 3.000 orang. Jadi jumlah orang Israel yang meninggal 3.000 atau 23.000 atau 24.000 orang? Ada berbagai tafsiran.
Tafsiran pertama, Hans Conzelmann berpendapat bahwa jumlah orang Israel yang tewas yang benar adalah 24.000, sesuai dengan Bilangan 25:9. Lalu mengapa Paulus menyebutkan 23.000 orang? Conzelmann menjelaskan bahwa mungkin Paulus mengingat jumlah 23.000 orang dari Bilangan 26:62, padahal yang benar 24.000 (Hans Conzelmann, 1 Corinthians, 168). Dengan kata lain, Paulus mungkin lupa. Gordon D. Fee berpendapat mirip dengan Conzelmann dengna mengatakan bahwa di 1 Korintus 10:8, Paulus mungkin memikirkan satu peristiwa yaitu Bilangan 25:9, tetapi ia mengingat jumlahnya 23.000 orang yang tewas (Bil. 26:62) (Gordon D. Fee, The First Epistle to the Corinthians, 456).
Tafsiran kedua, Gleason L. Archer menyebutkan bahwa Paulus di 1 Korintus 10:8 mengutip Keluaran 32:28 dan bukan Bilangan 25:9. Lalu, mengapa ada perbedaan antara 23.000 (1Kor. 10:8) vs 3.000 orang (Kel. 32:28)? Archer menjelaskan bahwa akibat penyembahan berhala (Kel. 32:1-6), kaum Lewi mempersenjatai diri dengan pedang untuk menghukum semua pemimpin yang melakukan penyembahan kepada lembu emas dan hukuman langsung ini menghasilkan 3.000 orang yang meninggal (ay. 28). Namun Allah juga menimpakan tulah kepada orang-orang Israel waktu itu (ay. 35), namun Musa tidak mencatat jumlah orang Israel yang tewas. Archer menduga bahwa kemungkinan dari 23.000 orang yang disebutkan Paulus, 20.000 orang Israel tewas akibat tulah lain dari Allah selain hukuman pedang dari kaum Lewi. Archer menolak menghubungkan 1 Korintus 10:18 dengan Bilangan 25:8 karena di Bilangan 25:8, jumlah orang yang tewas terjadi di Sitim (Gleason L. Archer, Hal-hal yang Sulit dalam Alkitab, 685-686). Pendapat Archer kurang tepat karena di 1 Korintus 10:8, Paulus menyebut “percabulan,” sedangkan di Keluaran 32, Musa tidak menyebutkan adanya percabulan seksual.
Tafsiran ketiga, David E. Garland memberikan alternatif tafsiran yaitu Paulus dengan sengaja mencampurkan Bilangan 25:9 dengan Keluaran 32:28 yang mencatat 3.000 orang mati di tangan orang Lewi. Keluaran 32 membentuk latar belakang yang menonjol untuk peringatan Paulus terhadap penyembahan berhala, dan dia baru saja mengutip Keluaran 32:8 ini di 1 Korintus 10:7. Keluaran 32:8 digabungkan dengan Bilangan 25:1–9 di mana hukuman karena melakukan hubungan seksual dengan wanita Moab digabungkan dengan pengorbanan kepada dewa-dewa mereka dengan dosa penyembahan berhala di depan anak lembu emas. Selain itu, di 1 Korintus 10:28, Paulus menggunakan kata-kata yang mirip dengan Keluaran 32:28, yaitu “tewas” (epesan), “[pada] satu hari” (mia hēmera), dan “tiga ribu” (treis chiliades) dan ia meminjam kata “dua puluh ribu” (eikosi) dari Bilangan 25:9 dan 26:62 (David E. Garland, 1 Corinthians, 462).
Dari ketiga tafsiran di atas, kemungkinan besar tafsiran ketiga lebih dapat dipertanggungjawabkan. Mark Taylor mengutip Bart Koet yang menjelaskan bahwa di dalam 1 Korintus 10:28, Paulus menggunakan kata-kata yang mirip dengan Keluaran 32:28 yang mencatat 3.000 orang mati dalam satu hari dan mengintegrasikannya dengan perkiraan 20.000 orang yang tewas di Bilangan 25:9. Pertanyaannya, mengapa perkiraan hanya 20.000 orang yang tewas, padahal di Bilangan 25:9 tercatat 24.000 orang tewas? Kemungkinannya perkiraan 20.000 orang itu tewas dalam satu hari, sedangkan 24.000 orang tewas situ tewas dalam total jangka waktu lebih dari satu hari dari tulah Tuhan menimpa mereka (Mark Taylor, 1 Corinthians).
Semua informasi di atas memang hanya bersifat kemungkinan, tetapi yang terpenting bukan masalah jumlah orang Israel yang tewas. Paulus menjelaskan intinya adalah agar jemaat Korintus tidak berlaku cabul seperti orang-orang Israel yang berzinah dengan perempuan-perempuan Moab.