Apa Artinya Perkataan Yesus tentang Cungkillah Mata yang Kanan di Matius 5:29?

Posted on 02/01/2022 | In Do You Know ? | Ditulis oleh Ev. Denny Teguh Sutandio | Leave a comment

https://i0.wp.com/rec.or.id/wp-content/uploads/2022/01/Apa-Artinya-Perkataan-Yesus-tentang-Cungkillah-Mata-yang-Kanan-di-Matius-5-29.jpg Apa Artinya Perkataan Yesus tentang Cungkillah Mata yang Kanan di Matius 5:29?

Beberapa orang Kristen memperlakukan Alkitab sebagai buku primbon. Mereka membuka Alkitab secara acak dan ketika menemukan satu ayat, mereka langsung menjalankannya tanpa memahami jenis literatur kitab yang mengandung ayat tersebut. Demikian juga ketika memahami khotbah Yesus di bukit, kita seharusnya tidak melakukan mentah-mentah apa yang Yesus katakan bukan karena kita tidak menaati Yesus, tetapi apa yang Yesus katakan tidak selalu bermakna harfiah. Misalnya di Matius 5:29, Yesus berfirman, “Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka” (TB). Apakah ayat ini mengajarkan agar kita mencungkil mata kanan kita kalau mata kanan kita menyesatkan kita? Tentu tidak.

Kalau kita membaca Matius 5 mulai ayat 21-47, kita menjumpai pengajaran Yesus yang menafsirkan ulang hukum Taurat sesuai dengan maksud aslinya sekaligus cara hidup orang percaya (warga Kerajaan Surga) yang melebihi cara hidup para ahli Taurat dan orang-orang Farisi (ay. 20). Penafsiran ulang ini merupakan bukti bahwa Ia menggenapi hukum Taurat (ay. 17). Salah satu penafsiran ulang hukum Taurat yang Yesus ajarkan adalah tentang larangan berzinah (ay. 27). Larangan ini bukan hanya sekadar melakukan hubungan seks di luar pernikahan, tetapi juga termasuk memandang satu perempuan dan menginginkan dalam hati (ay. 28). “Memandang” jelas berkaitan dengan “mata” di ayat 29. Oleh karena itu, di ayat 29, Ia berfirman, “jika matamu yang kanan menyesatkan engkau,” atau bisa diterjemahkan “jika matamu yang kanan membuat kamu berdosa” (Barclay M. Newman dan Philip C. Stine, A Handbook on the Gospel of Matthew, 138). Tuhan Yesus ingin mengajar pendengar khotbah-Nya waktu itu dan kita di zaman sekarang bahwa perzinahan dimulai dari hati yang mengingini sesuatu dan hati ini jelas dimulai dari mata kita. Mata ini mengakibatkan kita jatuh ke dalam dosa. F. F. Bruce memberi contoh di PL, Daud berzinah dengan Batsyeba, istri Uria dimulai dari hati Daud yang mengingini Batsyeba dan hati itu dimulai dari mata Daud yang melihat Batsyeba sedang mandi (2Sam. 11:2) (F. F. Bruce, Ucapan Yesus yang Sulit, 45). Tetapi pertanyaannya, mengapa di Matius 5:29, Tuhan Yesus spesifik menyebut “matamu yang kanan”? Di dalam kebudayaan waktu itu, penggunaan kata “kanan” pada mata maupun tangan di ayat 30 menunjukkan bahwa bagian kanan lebih disukai atau paling berharga (Donald A. Hagner, Matthew 1-13, 120). Namun kita hidup di abad XXI ini mengetahui bahwa mata kiri maupun kanan sama-sama membuat kita berdosa. Intinya mata (kiri atau kanan) kita membuat kita berdosa.

Kemudian Yesus melanjutkan firman-Nya bahwa jika mata (kiri atau kanan) kita membuat kita berdosa, “cungkillah dan buanglah itu.” Apakah ini berarti kita diperintahkan-Nya untuk benar-benar harus menjadi buta karena Kristus? Tidak. Untuk memahami maksud perkataan-Nya ini, kita harus memahami alasan untuk mencungkil dan membuang mata (kanan) kita yang membuat kita berdosa, yaitu di ayat 29b, “karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka” (TB). Ini berarti Yesus menggunakan gaya bahasa hiperbola untuk membesar-besarkan sesuatu untuk mengajar satu poin penting. Apa poin pentingnya? Poin pentingnya adalah untuk menaati standar kebenaran Allah yang lebih tinggi dari standar kebenaran orang-orang Farisi dan ahli Taurat, murid Kristus harus melakukan tindakan radikal yang tidak berkompromi dengan dosa dan kejahatan, termasuk rela kehilangan sesuatu yang berharga (mata kanan) agar kita dapat menghindari penyebab pencobaan (Hagner, Matthew 1-13, 121 dan Leon Morris, The Gospel according to Matthew, 119). Dengan kata lain, perintah untuk mencungkil dan membuang mata (kanan) tidak boleh ditafsirkan secara harfiah, tetapi secara kiasan.

Perintah Yesus ini mengingatkan kita untuk berhati-hati terhadap pencobaan. Setiap kita tidak bisa melarikan diri dari pencobaan, khususnya mata yang mengakibatkan kita mudah jatuh ke dalam dosa. Oleh karena itu, marilah taat kepada Allah sebagai Pribadi yang jauh lebih berharga dari mata kita yang berharga. Amin.

https://i0.wp.com/rec.or.id/wp-content/uploads/2020/12/logo.png logo writter

Ev. Denny Teguh Sutandio

Reformed Exodus Community